Pemain Persipura Gunansar Mandowen (kiri) mengadang pemain PSM Makasar Hasyim Kipuw (tengah) pada lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (27/9/2019). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Ketiadaan Boaz dan Tinus Pae membuat Persipura kehilangan sosok pemimpin. Meski masih diperkuat Kabes, Ricardo Salampessy, dan Nelson Alom, Persipura main layaknya tim yang kehilangan arah. Tak ada sosok pemimpin yang membimbing Persipura.
Selama ini, Boaz dengan kharismanya kerap membawa Persipura keluar dari situasi sulit. Ditambah lagi, eks penggawa Timnas Indonesia itu memang memiliki kemampuan individu apik yang dapat menopang lini serang Persipura. Kini, mereka belum memiliki sosok seperti itu lagi.
Memang, Persipura masih memiliki talenta-talenta macam Riky Kayame, Ramai Rumakiek, dan Gunansar Mandowen, di lini depan. Namun, ketika Persipura berhadapan dengan tim dengan pertahanan kuat, mereka acap kelimpungan. Ramai, Gunansar, dan Riky, seperti kebingungan.
Alhasil, Persipura kesusahan mencetak gol musim ini. Total, mereka hanya mampu melesakkan delapan gol, sama dengan torehan Persela Lamongan dan Persiraja Banda Aceh. Situasi buruk Persipura ini diperparah juga dengan lini pertahanan mereka yang buruk.
Kehadiran Henrique Motta dan Salampessy di lini pertahanan agaknya belum cukup untuk mengatur lini belakang. Mereka kurang apik dalam mengatur garis pertahanan tim, sehingga acap serangan balik lawan kerap menembus pertahanan mereka. Apalagi, jika serangan itu dilancarkan dengan cepat.
Tak pelak, Persipura sudah kebobolan 18 gol dari 10 laga yang mereka lalui sejauh ini di liga. Buruknya penyerangan dan pertahanan Persipura ini membuat pelatih mereka, Jacksen F Tiago, pusing bukan kepalang.