Alfeandra Dewangga, Mantan Striker yang Kejar Mimpi bersama Persib

Siapa sangka, mimpi anak kecil beberapa tahun silam untuk berseragam klub idolanya bisa segera terwujud. Padahal, kecintaannya terhadap si kulit bundar ini hanya ikut-ikutan saja.

“Saya suka sepakbola itu dimulai karena mengikuti serta melihat kedua kakak saya bermain sepakbola. Pertama kali saya bermain sepakbola adalah pada saat saya kelas 1 Sekolah Dasar. Saat itu saya dilatih oleh coach Taufik," kata Dewa dilansir aman resmi PSSI.

Usai mengecap bangku sekolahan, Dewa pun mulai serius menggeluti hobinya tersebut. Ia kemudian dimasukkan ke sekolah sepakbola (SSB) bernama SSS di Semarang. Ia sering diantar oleh ayahnya yang begitu mendukung kariernya dan yang dianggap paling berjasa hingga pencapaiannya saat ini

“Saat itu, yang paling sering mengantar saya latihan sepakbola adalah Ayah. Beliau rela dan bangga mengantarkan saya berlatih. Apa pun kondisinya. Itu yang membuat saya semakin semangat dalam berlatih,” beber pemain yang mengidolakan Luke Shaw itu mengenang nostalgia indah kecilnya.

Dewa juga mengungkapkan rahasia lain dalam perjalanan kariernya. Ia mengaku bahwa saat memulai sepakbola, dirinya merupakan pemain berposisi striker. Hal itu terus bertahan hingga dirinya duduk di sekolah menengah pertama.

“Posisi saya pertama kali bermain bola yaitu sebagai pemain depan, aneh memang, karena saat ini saya malah menjadi pemain bertahan."

Ia baru memulai posisi lain ketika mengikuti seleksi di PPLP Jawa Tengah. Dewa mencoba mengambil peran sebagai bek kiri hingga akhirnya terpilih masuk ke sekolah khusus belajar tersebut.

Di sana ia banyak belajar dan berkembang sehingga bakatnya tercium pelatih Timnas U-18, Fakhri Husaini. Ia pun mendapatkan kesempatan untuk melakukan seleksi bersama Garuda Nusantara untuk pertama kali dalam kariernya.

Selama mengikuti seleksi bersama Timnas U-18 itu, dirinya kembali mendapatkan pengalaman baru dengan ditempatkan sebagai bek tengah. Alih-alih merasa canggung, Dewa malah menikmatinya dan mampu tampil menonjol sehingga membuat Fakhir semakin kepincut dengan potensinya.

"Nah, saat seleksi di Cikarang bersama coach Fakhri, mungkin beliau melihat potensi saya sebagai bek tengah. Akhirnya saya seperti ini dan saya menikmatinya,” beber Dewa.

Keputusan Fakhri tak salah, Dewa mampu menjelma menjadi pemain belakang paling diandalkan di Piala AFF U-18. Gaya bermainnya mengingatkan pada sosok Hansamu Yama saat memulai debut bersama Timnas U-19 beberapa tahun silam.

Tak pelak, ia diprediksi bisa menjadi masa depan bek Timnas Indonesia beberapa tahun ke depan.

Namun demikian, Dewa tetap merendah. Ia mengatakan kunci kesuksesannya itu tak lepas dari pemain lain. Yang lebih penting, lanjut dia, adalah komunikasi antar-pemain di lapangan. Hal itu bisa dibuktikan saat Timnas U-18 tampil di Piala AFF kemarin.

Menurut pemain yang menggunakan nomor punggung 19 di Timnas U-18 tersebut, kuncinya adalah pola komunikasi yang tak hanya dibangun saat berada di lapangan dan sesama pemain belakang, tapi juga ketika sedang berada di luar pertandingan.

"Harus lebih sering komunikasi. Intinya di sini, permainan tim. Jadi saya harus bisa beradaptasi dan bergaul dengan semua teman satu tim,” ungkap Dewa, yang bakal menerapkan hal serupa saat berseragam Persib kelak.

Dewa yang mengikuti latihan perdana bersama Persib cukup semringah bisa mengikuti seleksi. Ia berjanji akan memanfaatkan waktu seleksi untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ambisinya hanya satu, bisa dipilih oleh Robert dan berkontribusi untuk klub yang digemarinya itu sejak kecil.

Proses adaptasinya di latihan perdana bersama Persib pun berjalan dengan baik. Lantaran, ia dibantu oleh Beckham Putra untuk bisa cepat berbaur dan mengikuti ritme latihan yang diberikan oleh pelatih berkebangsaan Belanda itu.

Lalu, apakah Dewa mampu menembus skuat utama Persib musim ini yang banyak diisi pemain berpengalaman?