TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Piala Asia 2019: Turkmenistan vs Uzbekistan, Bukan Perang Saudara

Siapa pemenang "Derby Asia Tengah"?

the-afc.com

Minggu 13 Januari 2019, Stadion Rashid - Dubai, 23:00 WIB

Usai 'perkenalan' apik dengan Jepang pada beberapa hari silam, Turkmenistan seolah belum mengerahkan segenap kejutannya. Mereka tampak mengincar sang tetangga sesama pecahan Uni Soviet, Uzbekistan, sebagai sasaran baru. Aroma derby memang terasa, namun lawan di matchday kedua sudah mengecap asam-garam sepak bola Asia. Duel dengan kualitas jomplang bakal kembali tersaji.

"Kalah dari Jepang memang tidak memuaskan, namun sudah cukup untuk tumbuhkan percaya diri. Setiap kesalahan bakal diminimalisir. Saya percaya dengan peluang yang masih terbuka. Setiap hasil positif akan dorongan sekaligus poin pertama. Kami masih punya dua pertandingan," tukas Yazguly Hojageldyev dalam sesi jumpa pers pada hari Sabtu (12/1/2019) kemarin.

Baca Juga: Piala Asia 2019: Bekap Lebanon 2-0, Arab Saudi Kian Perkasa

1. Kejutan seperti apa yang disiapkan Karakum Warriors?

the-afc.com

Kendati terakhir bersua pada tahun Piala Asia 2004, skuat Karakum Warriors menolak anggapan jika partai ini sarat dengan niatan balas dendam atau faktor-faktor bernuansa historis lainnya. Ahmet Atayev dkk disebut memandang Uzbekistan layaknya tim-tim pada umumnya. Pembuktian diri masih jadi misi utama yang diangkat, sesuatu yang sudah dilakukan pada partai pembuka Grup F.

Sedangkan dari kubu seberang, Hector Cuper selaku pelatih kepala menyebut tim dengan persiapan matanglah yang akan menang. Tiga angka sudah dikantongi, tambahan poin penuh mengantar satu kaki The White Wolves tapaki babak selanjutnya. Meski demikian, sosok gaek asal Argentina itu menyebut jika lawan mereka nanti adalah tim dengan disiplin bermain nan baik.

2. Hector Cuper, pelatih Uzbekistan: "Situasi di lapangan bisa berubah drastis."

the-afc.com

"Kami sudah punya hasil pengamatan dan analisa terhadap Turkmenistan. Namun situasi di lapangan tentu akan berubah drastis. Mereka adalah tim dengan disiplin tinggi, terlebih dengan sayap kiri berbahaya. Inilah keunggulan utama mereka, tapi masing-masing tim memiliki gaya dan cara bermain sendiri-sendiri," ujar Cuper dalam kesempatan terpisah seperti dilansir oleh laman the-afc.com.

Menyoal anggapan para pengamat jika gaya bermain Odil Ahmedov beserta kolega cenderung identik dengan Mesir (Tim yang sempat diasuh Cuper pada periode 2015-2018), eks nahkoda Inter Milan mengiyakan opini tersebut. Sistem pertahanan dan pola penyerangan disebut mengandung kesamaan, namun ia kini condong ke possession ball  ketimbang serangan balik.

Baca Juga: Piala Asia 2019: Bekuk Yaman 3-0, Irak Lanjutkan Tren Positif

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya