TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Grup Djarum Beli Klub Italia Como 1907, Ini 5 Kisah Perjalanannya

Dari bangkrut terpuruk akhirnya bangkit lagi

Para pemain Como 1907 (Dok. Mola TV)

Sekitar 25 tahun lalu bertandang di Serie A, lalu jatuh, bangkrut, dan tersingkir. Itulah klub sepak bola Italia FC Como 1907. Kejayaan masa lalu itu selalu ‘menghantui’ klub tersebut. Para fans juga tidak bosan-bosan membicarakan Como di tempat nongkrongnya.

Tapi, sejak kepemilikannya diambil alih oleh Djarum Group, FC Como 1907 ini mengalami banyak perubahan di dalam dan luar lapangan. Mulai bangkit dan mengejar ketertinggalan. Perjuangan manajemen Djarum Group dalam menangani hal itu tertuang dalam serial dokumenter yang dikemas apik di Mola TV berjudul Como 1907: The True Story. Penasaran bagaimana kisahnya? Simak terus di bawah ini!

Baca Juga: Beda dari Beasiswa Lain, Djarum Beasiswa Plus Berikan Training Ini

1. Atasi masalah finansial klub, Michael Gandler ditunjuk sebagai CEO

Michael Gandler ditunjuk sebagai CEO (Dok. Mola TV)

Sudah sangat jelas belenggu utama dari klub ini adalah tentang uang. Permasalahan finansial seperti hutang tentu mengganggu jalannya tim. Wartawan lokal bernama Nicola Nenci bercerita kalau klub terpuruk setelah mengalami dua kali kebangkrutan dalam satu tahun.

Oleh karena itu, Michael Gandler seorang mantan manajer pemasaran dan pemasukan Inter Milan pada era presiden Erick Tohir ditunjuk sebagai CEO oleh Grup Djarum. Tak hanya masalah finansial, Gandler memiliki tugas berat untuk merevitalisasi seluruh sistem klub, mulai dari infrastruktur hingga melahirkan squad Como yang solid.

“Kami memulai dari dasar yang sangat rendah. Ada kebangkrutan, kekurangan infrastruktur, stadion yang bobrok. Tapi gagasan bahwa 4-5 tahun lagi kita akan bisa melakukan sesuatu yang membanggakan, bagi saya itu mengasyikkan,” ujar Gandler.

2. Rekrut mantan kriminal, bentuk tim hanya dalam kurun waktu 4 minggu

Ismail H’Maidat bercerita kepada Gandler apa yang dialaminya waktu lalu (Dok. Mola TV)

Langkah yang menjadi fokus pertama Gandler adalah membentuk punggawa Como yang baru. Permasalahannya mereka hanya punya waktu 4 minggu untuk kembali berlaga di divisi amatir yakni Seri D. Yang menarik, salah satu pemain yang didatangkan oleh Como adalah mantan kriminal asal Maroko bernama Ismail H’Maidat. Nama ini diusulkan oleh Direktur Sepak Bola Klub, Charlie Ludi. 

Salah satu alasan kenapa Ismail menjadi incaran adalah karena dia memperkuat Westerlo di Liga Belgia dua musim sebelumnya. Namun, semua tuntutan Ismail telah dijatuhkan dan ia hanya terlibat karena kejahatan yang dilakukan dengan mobilnya.

Gandler pun mengatakan bahwa dirinya percaya pada Charlie karena dia telah mengetahui sepak terjang perjalanan sepak bola dari bawah hingga Serie A.”Saya yakin dia tak akan membawa pemain ke saya bila tidak benar-benar percaya kepadanya,” jelasnya.

3. Fans cari tahu nama Bambang Hartono dan tonton semua laga Como

Para fans mencari nama Hartono di internet (Dok. Mola TV)

Perspektif para fans juga ditampilkan dalam series ini juga ditampilkan. Banyak yang memberikan dukungan kepada Como untuk bangun dari tidurnya. Selain itu juga bertanya-tanya tentang Keluarga Hartono yang merupakan pemilik klub Como.”Kami bertanya-tanya bagaimana mungkin sebuah perusahaan Indonesia akan berinvestasi di sepak bola kami? Di klub kami?” ujar fans bernama Andrea Villa. 

Saat para pemain Como mulai berlaga pun fans juga mulai berdatangan untuk menyaksikannya. Meski tak penuh, aura fans terasa mengisi seluruh stadion dan mendukung dengan bergairah tim kesayangannya. Seperti bertepuk tangan dan menyanyi. Terkadang selepas pertandingan, fans juga suka memberikan masukan untuk pelatih Como Marco Banchini bagaimana cara bermain yang baik di laga selanjutnya. 

“Banchini! Seharusnya kamu terus memainkan Maidat 90 menit full atau merubah formasi tidak 3-5-2. Tapi formasi lain agar lebih baik,” teriak salah satu penggemar selepas pertandingan. Kerennya saat ini Como berhasil menduduki Serie C di peringkat satu. Target Como adalah duduk di Serie A, kasta tertinggi liga Italia dalam 3 tahun lagi. Kayaknya sih ada peluang, guys.

4. Revitalisasi infrastruktur yang tak memadai dan buat akademi sepak bola yang bagus

Stadion yang sangat bobrok (Dok. Mola TV)

Stadion yang bobrok menjadi hambatan. Dari kebocoran, tembok yang lapuk, dan rumput yang tergenang air saat hujan turun sangat menghambat perkembangan Como untuk bergerak. Salah satu cara yang dilakukan Gandler adalah berkomunikasi dengan Wali Kota Como Stefano Bruni untuk membuat stadion menjadi lebih baik lagi. 

Selain itu fokus Como kedepan adalah bagaimana membentuk sebuah akademi yang bisa melahirkan bibit talenta yang unggul. Tidak menutup kemungkinan juga Como akan merekrut pemain Indonesia. Namun syaratnya adalah Como harus berada di Serie A terlebih dahulu. 

Perwakilan Mola TV Mirwan Suwarso juga mengatakan nantinya akan mempersiapkan akademi pemain muda Indonesia yang bisa berlatih bersama di Como. ”Sama seperti apa yang dilakukan di Garuda Select. Nantinya anak muda berbakat dari Indonesia akan diseleksi agar mungkin bisa ikut latihan bersama dan membentuk bibit unggul kelas dunia,” lanjut Mirwan.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya