Frank Schmidt dan Loyalitasnya kepada Heidenheim yang Berbuah Manis
Pelatih lokal kebanggaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pengembaraan hampir 16 tahun Frank Schmidt sebagai pelatih di FC Heidenheim berbuah manis. Klub yang jadi rumahnya saat masih jadi pemain beberapa dekade lalu itu akhirnya berkesempatan bermain di panggung tertinggi sepak bola Jerman. Sebuah bukti bahwa kesabaran dan ketekunan tak mengkhianatinya.
Schmidt bukan Will Still (Stade Reims) atau Xabi Alonso (Bayer 04 Leverkusen) yang bak pesulap—baru datang langsung membawa perubahan. Kisah sukses Schmidt di Heidenheim mirip dengan Christian Streich di SC Freiburg. Sebelum mempersembahkan prestasi mentereng, keduanya telah mengabdi belasan tahun di klub masing-masing.
Bedanya, ini akan menjadi musim perdana Heidenheim di Bundesliga Jerman. Pertanyaannya, bisakah Frank Schmidt menyamai prestasi Streich yang mampu mempertahankan prestasi Freiburg sejak kembali ke Bundesliga pada 2016? Mari kita analisa bersama!
Baca Juga: 5 Fakta Kesuksesan Promosi FC Heidenheim ke Bundesliga 2023/2024
1. Kebanggaan lokal; lahir, besar, dan berkarier di Heidenheim
Frank Schmidt bukan sosok asing di Heidenheim. Ia lahir dan besar di kota kecil yang diapit Stuttgart dan Muenchen itu. Namun, kariernya justru dimulai di Nurnberg, kota berjarak 134 km dari Heidenheim. Sebagian besar karier sepak bolanya ia habiskan dengan berkelana ke beberapa tim di Jerman dan Austria.
Baru pada usia 29 tahun, Schmidt mendarat di klub kota asalnya, FC Heidenheim. Ia berkarier di sana selama kurang lebih 4 tahun sebelum memutuskan pensiun pada 2007. Selepas gantung sepatu, Schmidt direkrut mengisi pos asisten pelatih tim utama. Hanya beberapa bulan, klub menaikkan pangkatnya jadi pelatih interim. Klub gagal mendapatkan pelatih baru dan mengontrak Schmidt sebagai kepala pelatih pada September 2007.
Usianya yang relatif masih muda, 33 tahun, tidak membuatnya kesulitan dapat respek. Liputan Deutsche-Welle pada 2020 menyebut, sang pelatih mampu membangun koneksi yang baik dengan para pemainnya sejak menjabat. Itu membuat banyak pemain yang mentas dari Heidenheim selalu memuji dan menaruh respek tinggi kepadanya.
Kerendahan hatinya terbukti saat konferensi pers usai timnya terkonfirmasi promosi ke Bundesliga. Schmidt yang dapat kejutan selebrasi dari para pemain terlihat tak nyaman dan langsung menegur anak asuhnya. Ia kemudian meminta maaf karena selebrasi tersebut terkesan tidak menghargai tim lawan Heidenheim, Regensburg, yang terelegasi.
Baca Juga: 5 Pemain Jerman Tertajam di Bundesliga 2022/2023, Termasuk Musiala!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.