4 Poin Penting dari Cerita Sukses Maroko di Piala Dunia 2022
Mampukah Maroko memenuhi ekspektasi tinggi?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah Senegal, Jepang, dan Korea tersingkir dari Piala Dunia 2022 Qatar, kini tinggal Maroko tim kuda hitam yang jadi harapan terakhir banyak orang, terutama penikmat sepak bola asal negara-negara Afrika dan Asia yang selama ini timnya selalu tersungkur di Piala Dunia.
Pada Piala Dunia 2022, perwakilan Confederation of African Football (CAF) ini memang tampil mengejutkan. Meski tidak bermain agresif, mereka mampu menahan imbang Kroasia serta mengalahkan Kanada dan Belgia pada fase grup. Hasil itu membuat Maroko keluar sebagai juara grup dan jadi satu dari sedikit tim yang belum terkalahkan sejauh ini.
Apa yang mendasari anomali yang terjadi pada Maroko? Berikut beberapa poin menarik dari cerita sukses Timnas Maroko di Piala Dunia 2022.
1. Skuad didominasi pemain yang lahir, besar, dan merumput di Eropa
Sama dengan Jepang, skuad Maroko di Piala Dunia 2022 diisi pemain-pemain yang merumput di liga-liga top Eropa. Tak hanya itu, para pemain tersebut ternyata juga lahir dan besar di negara-negara anggota Uni Eropa.
Sebut saja Hakim Ziyech, Sofyan Amrabat, dan Noussair Mazraoui yang lahir di Belanda. Romain Saiss dan Sofiane Boufal di Prancis. Munir di Spanyol dan masih banyak lainnya yang lahir di Belgia dan Italia. Tak ketinggalan Yassine Bounou yang lahir dari pasangan imigran Maroko di Kanada.
Lahir dari orangtua yang rela mengambil risiko bermigrasi ke negara-negara maju membuat mereka lebih mudah mengakses fasilitas terbaik untuk mengembangkan potensi menjadi pemain sepak bola. Tak sedikit yang sejak kecil bergabung dengan akademi klub besar, seperti Achraf Hakimi (Real Madrid) dan Sofyan Amrabat (FC Utrecht). Bahkan, pelatih mereka, Walid Regragui lahir di Prancis dan tak pernah merumput sebagai pemain di liga negara asalnya.
Dibandingkan dengan negara-negara Afrika lain, Maroko memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Ketika muncul permintaan akan tenaga kerja di negara-negara Uni Eropa, mereka dengan mudahnya mengisi pos tersebut tanpa harus menempuh jarak sejauh negara-negara Afrika lainnya. Inilah yang membuat arus migrasi mereka pun terus meningkat.
Melansir tulisan Bilgili dan Weyel berjudul "Migration in Morocco: History, Current Trends and Future Prospects", remitansi dari diaspora Maroko di luar negeri berdampak baik pada peningkatan kualitas hidup penduduk. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya mengirim anak-anaknya bersekolah di Eropa dan akhirnya menetap di sana sebagai tenaga ahli.
Baca Juga: Mengupas Taktik Maroko, Tim Kuda Hitam di Piala Dunia 2022
Baca Juga: 3 Fakta Unik Jelang Maroko vs Spanyol di Piala Dunia 2022
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.