TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Europa Conference League, Kompetisi Baru di Musim Depan

Kompetisi baru sepak bola antarklub Eropa

Logo Europa Conference League (uefa.com)

Pertengahan April lalu, dunia sepak bola sempat dibuat heboh oleh deklarasi pembentukan European Super League. Rencana tersebut membuat sepak bola Eropa tampak akan memiliki sebuah kompetisi baru. Namun, lewat gelombang protes yang besar, kompetisi ini batal terlaksana.

Terlepas dari European Super League, sejatinya sepak bola Eropa memang akan memiliki sebuah kompetisi baru mulai musim depan. Kompetisi tersebut bernama Europa Conference League. Berbanding terbalik dengan European Super League yang ekslusif, Europa Conference League justru merupakan kompetisi yang bersifat inklusif.

Bagaimana bisa? Apa pula sebenarnya Europa Conference League? Bagaimana format kompetisinya? Siapa pesertanya? Tulisan ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. 

1. Kronologi pembentukan Europa Conference League

Michel Platini, presiden UEFA periode 2007-2016 (business-standard.com)

Wacana pembentukan Europa Conference League mulai muncul sejak 2015 ketika UEFA masih dipimpin oleh Michael Platini. Dalam sebuah rapat di pertengahan September tahun tersebut, UEFA dan seluruh anggotanya membahas kemungkinan membentuk kompetisi antarklub ketiga setelah Liga Champions dan Liga Europa. Kompetisi ini ditujukan bagi klub-klub dari negara kecil di kancah sepak bola yang merupakan anggota UEFA.

Pada Desember 2018, presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengumumkan realisasi kompetisi ini. Disebutkan bahwa kompetisi yang dinamai UEFA European League 2 ini akan mulai bergulir sejak musim 2021/2022. Setahun kemudian, pada September 2019, Europa Conference League disetujui menjadi nama baru dari kompetisi ini.

Baca Juga: Malunya Ronaldo, Bisa Bikin Juventus Degradasi ke Liga Europa

2. Demi sepak bola yang lebih inklusif 

Aleksander Ceferin, presiden UEFA (express.co.uk)

Ketika meresmikannya pada 2018, Aleksander Ceferin mengungkapkan bahwa kompetisi ini merupakan jawaban atas permintaan dari para anggota UEFA. "Terdapat permintaan dari semua klub untuk meningkatkan peluang mereka dalam berpartisipasi secara lebih reguler di kompetisi Eropa. Ini dijawab dengan pendekatan yang strategis dan sesuai dengan tujuan UEFA yang ingin meningkatkan kualitas dan inklusivitas dalam kompetisi antarklub," kata Aleksander Ceferin seperti dikutip dari The Guardian.

"Kompetisi baru ini akan membuat kompetisi antarklub UEFA menjadi lebih inklusif dari sebelum-sebelumnya. Akan ada lebih banyak pertandingan bagi klub dan lebih banyak asosiasi yang terwakili di babak grup," lanjut pria asal Slovenia tersebut.

3. Bagaimana format kompetisinya? 

Sevilla, juara Liga Eropa 2020 (trtworld.com)

Secara umum, format Europa Conference League tidak jauh berbeda dengan Liga Champions dan Liga Europa. Kompetisi ini dibagi ke dalam delapan grup yang berisikan empat tim (mulai musim depan Liga Europa hanya diikuti 32 tim). Namun, sebelum babak grup tersebut, dihelat terlebih dahulu tiga kali babak kualifikasi dan satu babak play-off.

Pascababak grup, kompetisi dilanjut ke babak 16 besar. Delapan juara grup akan melaju otomatis ke babak ini. Sementara 8 tempat tersisa akan diperebutkan oleh delapan tim runner up dan delapan tim terbaik yang tereliminasi dari Liga Europa. Kecuali final, babak 16 besar hingga semifinal akan digelar secara dua leg seperti umumnya.

Nantinya, tim yang berhasil menjadi juara berhak atas satu tempat di babak grup Liga Europa musim berikutnya dengan catatan jika mereka tidak lolos ke Liga Champions lewat kompetisi domestik.

4. Siapa saja para pesertanya?

Logo 55 asosiasi anggota UEFA (uefa.com)

Di situs resminya, UEFA menyebutkan bahwa secara total akan ada 184 tim yang terlibat dalam kompetisi baru ini sejak babak kualifikasi pertama hingga final. UEFA menekankan bahwa setidak-tidaknya satu tim dari 55 anggotanya pasti akan ikut serta dalam kompetisi ini.

Sebagai catatan, tidak ada tim yang otomatis melaju ke babak grup. Dari 32 kuota yang tersedia, 17 tim berasal dari babak kualifikasi, 5 tim hasil dari babak play off, dan 10 sisanya merupakan tim yang tereliminasi di babak play off Liga Europa.

Baca Juga: 5 Pemain Top yang Menjuarai Europa League Berulang Kali, Siapa Saja?

Verified Writer

Ibnu Gifar Ramzani

Penulis buku "Kick Off!: Melacak Perkembangan Awal Futsal di Indonesia 1989-2006" (Penerbit Dramaturgi, Juni 2021)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya