Bagaimana Cara Memaksimalkan Granit Xhaka di Arsenal?
Granit Xhaka menjadi pesakitan di laga kontra Tottenham
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Granit Xhaka ibarat buah simalakama bagi Arsenal dan suporternya. Di skuat saat ini, ia jadi salah satu pemain yang tergolong senior dan jadi kandidat kuat kapten tim utama selepas kepergian Laurent Koscielny.
Namun, di satu sisi, kualitas main gelandang asal Swiss ini juga tak luput dari kritikan. Yang terbaru, di laga lawan Tottenham Hotspur pada Minggu (2/9) malam lalu, ia tercatat membuat 7 pelanggaran, di mana satu di antaranya berbuah penalti bagi Spurs.
Lalu, di antara semua dilema itu, muncul pertanyaan sederhana: bagaimana sebaiknya memaksimalkan kemampuan Granit Xhaka di Arsenal?
Baca Juga: Solskjaer: Granit Xhaka Menendang Bola Seperti Orang Brasil
1. Kelebihan Xhaka dibanding gelandang Arsenal lain
Untuk menilai Xhaka, pertama-tama, kita perlu sedikit objektif. Dibandingkan gelandang Arsenal lainnya di skuat saat ini, tercatat hanya dia yang punya kemampuan teknis sebagai metronom. Ia yang berdiri di antara lini tengah dan lini pertahanan untuk mengalirkan sekaligus mengamankan bola.
Masalahnya, Xhaka bukan gelandang yang disiplin sebagai metronom. Tak ada yang meragukan kualitas umpan eks pemain Borussia Moenchengladbach ini. Namun, statistik bertahan Xhaka sangat amat buruk sekali.
Dilansir dari Opta, sejak Agustus 2016, debutnya di Premier League bersama Arsenal, tak ada pemain yang membuat error leading to goal sebanyak yang dicatatkan Xhaka yakni sebanyak LIMA KALI!.
Walau begitu, dengan dipinjamkannya Mohamed Elneny ke Besiktas, praktis hanya Xhaka yang bisa bermain di posisi gelandang nomor 6. Daya jangkau umpannya bagus, eksekusi bola matinya oke, dan Xhaka punya tembakan jarak jauh yang mematikan. Ketiga poin itu plus gaya main Xhaka, membuatnya jadi gelandang metronom terbaik yang dimiliki Arsenal saat in.
Baca Juga: Di North London Derby, Muncul Monster Bernama Matteo Guendouzi