TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erick Ungkap Sederet Alasan FIFA Coret RI Tuan Rumah Piala Dunia U20

Erick sebut pengingkarannya terkait kontrak host city

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membeberkan alasan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Erick mengatakan, FIFA juga telah mengetahui pro-kontra terhadap keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.

"FIFA ini otoritas tertinggi sepak bola di dunia, dengan segala keberatan-keberatan yang sudah disampaikan itu, ya tentu FIFA melihat ini sebuah, ya kalau dibilang sebuah intervensi, kan lihat banyak sekali FIFA menghukum kalau ada intervensi goverment, tapi di sini juga bentuknya intervensi," ujar Erick di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (31/2023).

Baca Juga: PSSI Tunggu Keputusan Sanksi Usai Rapat FIFA

Baca Juga: Erick Thohir Anggap Infrastruktur Jadi Pengganjal di Piala Dunia U-20

1. Ada yang melanggar kontrak

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Erick mengatakan, ada juga pihak yang melanggar kontrak terkait ketersediaan sebagai tuan rumah. Diketahui, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali, I Wayan Koster mendadak balik badan padahal sudah tanda tangan kontrak.

"Dan di dalam host contract sebagai negara dan host city kontrak yang ditanda tangan, itu kita menjamin keamanan salah satunya, nah tentu ini menjadi pertimbangan FIFA," kata dia.

2. FIFA minta Indonesia kembali benahi sepak bola

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Erick Thohir juga menganggap FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena infrastruktur stadion belum memenuhi.

itu disampaikan Erick ketika menjawab pertanyaan mengenai apa alasan FIFA mencoret Indonesia karena pro-kontra penolakan Timnas Israel atau peristiwa Kanjuruhan pada Oktober 2022.

"Kalau pengertian saya terbalik, di situ FIFA bertanya transformasi lagi, FIFA menyiapkan tim untuk transformasi sepak bola, salah satunya memang waktu itu Kanjuruhan itu, isu standarisasi keamanan," kata dia.

Setelah peristiwa Kanjuruhan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan audit dan perbaikan terhadap 22 stadion.

"Di situ sudah ada kondisinya yang ringan, yang berat, ini harus distandarisasikan," kata dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya