TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain Tangan Tuhan, Ini 5 Momen Tak Terlupakan Maradona di Sepak Bola

Selain Piala Dunia 1986, Maradona punya banyak momen lain

Diego Maradona saat tampil bersama Argentina di Piala Dunia 1986. (fifa.com).

Jakarta, IDN Times - Sebagai pesepak bola, Diego Maradona tentu akrab dengan momen-momen luar biasa sekaligus menegangkan. Apalagi, ia dikenal sebagai salah satu pesepak bola dengan kemampuan apik.

Maradona dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) malam WIB. Sempat dirawat intensif di rumah sakit akibat pembekuan di otak, Maradona mengembuskan nafas terakhir karena mengalami serangan jantung.

Tentu, momen yang kita kenang dari mantan pemain Timnas Argentina ini adalah aksi tangan Tuhan dan dribel luar biasa melawan Inggris di Piala Dunia 1986. Namun, sejatinya masih banyak momen luar biasa yang dilalui Maradona saat menjadi pesepak bola.

Apa sajakah itu? Berikut beberapa di antaranya.

1. Dikawal ketat oleh Claudio Gentile

Piala Dunia 1982 adalah kali pertama Maradona membela Argentina di Piala Dunia. Di situ, banyak pengalaman buruk yang ia dapat, baik itu secara internal tim maupun dari lawan-lawan yang dihadapi.

Permasalahan internal di dalam tim terjadi saat para pemain muda berusaha merongrong para pemain senior. Tensi saat itu meningkat, berbuah penampilan yang tidak maksimal di atas lapangan.

Bagi Maradona secara individu, salah satu momen menyesakkan yang ia alami di Piala Dunia 1982 ini adalah ketika berhadapan dengan Claudio Gentile. Saat itu, bek asal Juventus ini benar-benar mengawal Maradona dengan sangat keras.

Tercatat, Gentile melanggar Maradona sebanyak 34 kali. Maradona sempat protes pada wasit, dan bek itu membalas kepada Maradona dengan salah satu kalimat yang menohok. "Sepak bola bukanlah untuk seorang balerina". Argentina kalah 1-2 dari Italia saat itu.

2. Menerima tekel keras dari tukang jagal Bilbao

Diego Maradona. (IDN Times/Herka Yanis).

Masa bermain di Barcelona adalah masa-masa yang kelam buat Maradona. Memang, pada 1983, ia berhasil menyumbangkan banyak trofi buat Barcelona, seperti Copa del Rey, Supercopa de Espana, dan Copa de la Liga.

Namun, hepatitis dan cedera yang kerap datang membuat Maradona gagal tampil maksimal di Barcelona. Khusus soal cedera, pada September 1983, ia pernah mendapatkan tekel keras dari Andoni Goikoetxea, dikenal juga sebagai tukang jagal dari Athletic Bilbao.

Saat itu, Barcelona dan Bilbao bertemu dalam sebuah laga LaLiga. Maradona yang sedang membawa bola ditekel dari belakang dengan keras oleh Goikoetxea. Alhasil, Maradona terkena cedera dan kariernya sempat terancam.

Beruntung, berkat terapi dan perawatan yang intens, Maradona bisa kembali berlaga lagi setelah tiga bulan absen.

Baca Juga: Diego Maradona Meninggal, Argentina Berkabung Selama Tiga Hari

3. Maradona mengamuk di Bernabeu

fcbarcelona.com

Di akhir musim 1983/84, Maradona pernah mengamuk di Santiago Bernabeu, kandang Madrid. Namun, amukan ini bukanlah soal permainannya yang ciamik. Maradona benar-benar marah sampai memukuli beberapa orang kala itu.

Jadi, dalam laga final Copa del Rey 1984, Barcelona menghadapi Bilbao di Bernabeu. Maradona kembali jadi sasaran tembak Goikoetxea. Maradona emosi, tapi hal ini tidak hanya disebabkan oleh kejadian itu saja.

Ejekan-ejekan bernada rasialis dari para pendukung Bilbao, plus provokasi dari Miguel Sola, pemain Bilbao, selepas laga, bikin Maradona kesal. Alhasil, ia menanduk Sola dan memukuli beberapa pemain Bilbao yang lain.

Insiden ini menjadi salah satu faktor yang membuat Maradona dijual ke Napoli pada musim selanjutnya.

4. Maradona membelah hati fans di Italia

Diego Maradona (instagram/officialsscnapoli)

Piala Dunia 1990 menjadi terakhir kali Maradona menunjukkan aksi-aksi magisnya. Ia sukses mengantarkan Argentina ke final, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Jerman Barat.

Namun, momen menarik Maradona di Piala Dunia 1990 terjadi saat Argentina menghadapi Italia di babak semifinal. Maradona berhasil membelah hati fans Italia yang memadati Stadion San Paolo kala itu --yang notabene merupakan kandang Napoli-- dengan membawa-bawa Kota Naples.

Sejak awal kedatangannya di Napoli, Maradona selalu menggaungkan ketidakadilan yang terjadi di daerah Italia Selatan, termasuk Naples. Pada masa itu, kemewahan hanya dimiliki Italia Utara, sedangkan Italia Selatan hanya berisi kemiskinan.

"Para Neapolitans (orang Napoli) hanya diminta untuk menjadi orang Italia dalam satu malam, sedangkan dalam 364 hari yang lainnya mereka menjadi seorang "terroni" (istilah ejekan untuk orang Italia Selatan)," ujar Maradona.

Alhasil, San Paolo yang mestinya mendukung Italia, terbelah. Akhirnya, muncullah spanduk-spanduk bertuliskan "Maradona, Naples mencintaimu, tetapi Italia adalah tanah kelahiran kami" serta "Diego di hati kami, Italia di lagu kebangsaan kami".

Baca Juga: 3 Aksi Kontroversial yang Pernah Dilakukan Maradona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya