TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Roma Vs Napoli, Derby Sahabat yang Kini Jadi Panas

Sejatinya, Roma dan Napoli dulu sahabat dekat

AS Roma berhadapan dengan Napoli. (instagram.com/officialasroma)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan antara AS Roma dan Napoli mestinya dipenuhi oleh persahabatan. Pertemuan kedua tim disebut dengan Derby della Sole, atau biasa juga disebut Derby Matahari. Dahulu kala, pertemuan kedua tim kerap berlangsung hangat.

Berangkat dari rasa kecemburuan atas tiga tim besar di Italia Utara, yakni Juventus, AC Milan, dan Inter Milan, Napoli serta Roma menjalin persahabatan yang kental, biasa disebut "gamellaggio". Ultras kedua tim juga berhubungan erat. Ketika kedua tim bertemu, mereka saling memberi tempat di tribune.

Namun, seiring berjalannya waktu, riak-riak permusuhan tercipta di antara Napoli dan Roma. Hingga akhirnya, permusuhan itu terawat sampai sekarang.

Baca Juga: Diisukan Bakal Latih Newcastle, Mourinho: Saya Senang di AS Roma

1. Efek Diego Maradona

goodfon.com

Cikal bakal permusuhan Napoli dan Roma muncul ketika Diego Maradona datang dari Barcelona. Kala itu, antusiasme menyelimuti seluruh pendukung Napoli. Dalam setiap laga kandang, fans selalu memadati Stadion San Paolo untuk menyaksikan Napoli berlaga.

Pada Serie A 1985/86, Roma bertandang ke markas Napoli. Sebagai wujud persahabatan, fans Napoli kerap memberikan tempat khusus bagi suporter Roma di San Paolo. Namun, saat itu, seluruh tribune penuh, termasuk yang harusnya jadi tempat suporter Roma.

Merasa direndahkan, suporter Roma akhirnya bersikukuh coba menempati tribune tersebut. Terjadilah gesekan dengan fans Napoli, yang berujung keributan. Dari sinilah, friksi mulai meluas, hingga akhirnya terawat sampai sekarang.

2. Diperparah oleh insiden meninggalnya fans

AS Roma berhadapan dengan Napoli. (instagram.com/officialasroma)

Friksi antara suporter Roma dan Napoli ini memanas pada 2014. Saat itu, salah seorang fans Napoli yang juga seorang pencuci mobil, Ciro Esposito, meninggal karena ditembak oleh salah seorang mantan ultras Roma, Daniele De Santis. Akibat insiden ini, permusuhan Roma dan Napoli mengental.

De Santis, yang juga dikenal sebagai aktivis dan fasis, mengakui dalam sebuah wawancara bersama Panorama, saat itu terpaksa menarik pelatuk. Alasannya, dia membela diri dari kematian yang mengancamnya.

"Jika saya tidak menarik pelatuk, saya bisa saja mati saat itu," ujar De Santis.

Baca Juga: Messi Belum Selevel dengan Maradona

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya