TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menanti Jalan Tengah Antara Man United dengan Erik ten Hag

United dan Ten Hag harus saling memahami

potret Erik ten Hag (skysports.com)

Jakarta, IDN Times - Manchester United akhirnya resmi mendapatkan manajer baru. Sesuai dengan yang sudah dikabarkan sebelumnya, Erik ten Hag diangkat jadi manajer baru Man United. Sebuah janji langsung terucap begitu dia datang.

"Meninggalkan Ajax memang sulit, apalagi saya mengalami masa-masa indah di sana. Namun, saya bisa meyakinkan, saya akan berkomitmen dan fokus untuk membawa kesuksesan bagi Manchester United," ujar Ten Hag, dilansir situs resmi klub.

Datangnya Ten Hag memang membawa harapan sekaligus sebuah pertanyaan. Bagaimanapun, identitasnya sebagai orang Belanda, serta raihannya yang hanya sebatas level Belanda, belum jadi sebuah jaminan dia akan membawa perubahan di United.

Baca Juga: Erik Ten Hag, Manajer Baru Manchester United Penganut Taktik Ekstrem

1. Ten Hag punya karakter yang sama seperti Van Gaal

Erik ten Hag menangani AFC Ajax di Eredivisie. (twitter.com/AFCAjax)

Sebelum Ten Hag, sempat ada sosok asal Belanda yang menangani Man United. Dia adalah Louis van Gaal. Bersama sosok yang juga eks manajer Ajax dan Barcelona itu, Man United tidak meraih kesuksesan sama sekali. Mereka gagal di beberapa ajang.

Salah satu penyebab kegagalan Van Gaal di United adalah ketidakmampuan United, dan juga Van Gaal sendiri, untuk saling beradaptasi. Sebagai orang Belanda asli, asal Amsterdam pula, sifat keras kepala sudah mengakar dalam diri Van Gaal.

Sikap keras kepala inilah yang pada akhirnya membuat Van Gaal dan United tidak menemui jalan tengah. Sayangnya, karakter macam ini juga yang dimiliki oleh Ten Hag. Sebagai sesama orang Belanda, Ten Hag mewarisi sifat keras kepala dari Van Gaal.

Sifat keras kepala ini yang nantinya bisa menyulitkan Ten Hag di United. Dengan sejarah dan identitas kuat yang sudah mengakar di United, bisa jadi akan ada benturan antara karakter Ten Hag, sama seperti Van Gaal di masa lampau.

Jika itu terjadi, jangan salahkan andai suatu saat, kegagalan kembali melanda United. Mereka tidak belajar dari masa lampau, bahwa sulit bagi mereka bekerja sama dengan manajer asal Belanda.

2. Ten Hag sedikit keras kepala soal strategi

Erik Ten Hag (skysports.com)

Selain keras kepala dari segi sifat, Ten Hag juga sedikit bebal soal strategi. Dia ingin menerapkan sepak bola menyerang, tanpa tahu adaptasinya macam apa saat bersua tim-tim yang menerapkan pertahanan taktikal. Alhasil, tak jarang Ajax terpeleset.

Kekalahan Ajax di semifinal Liga Champions 2018/19, tak lepas dari andil keras kepalanya Ten Hag, yang memaksa terus menyerang saat Ajax unggul. Pun ketika Ajax gagal di Liga Champions musim ini. Mereka tak kuasa menghadapi Benfica yang taktis.

Di Premier League, identitas permainan memang perlu, dan itu yang diterapkan tim-tim macam Liverpool dan Manchester City, yang konsisten dalam empat musim terakhir. Akan tetapi, Juergen Klopp dan Pep Guardiola tidak sebebal Ten Hag.

Klopp dan Guardiola melakukan banyak penyesuaian di tim, sembari menginjeksi identitas kepada para pemain. Alhasil, sinergi pun tercipta antara pemain dan manajer. Hal itulah yang membuat Liverpool dan City kuat sampai saat ini.

Ten Hag memang memiliki identitas main yang apik, dan itu sudah dia tunjukkan bersama Ajax. Namun, pertanyaannya, bagaimana adaptasi yang dia lakukan saat situasi berjalan sulit? Di sinilah momen kunci bagi United akan terjadi.

Baca Juga: Erik Ten Hag Mau Boyong Anthony ke MU

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya