Menilik Aturan 50+1 yang Dituntut Fans Manchester United
Bagaimana asal mula aturan ini tercipta?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jelang laga Manchester United versus Liverpool pada Minggu (2/5/2021), sekelompok fans melakukan protes dengan menerobos masuk ke Old Trafford, tempat berlangsungnya laga. Aksi ini bahkan membuat laga MU kontra Liverpool harus ditunda.
Dalam aksi tersebut, banyak tuntutan yang dilayangkan fans kepada keluarga Glazer, berbalut suar dan poster. Tidak hanya mengutuk masuknya MU ke European Super League, tetapi juga mengenai keluarga Glazer yang secara tidak langsung menjadikan MU sebagai mesin penghasil uang pribadi.
Selain itu, ada hal lain yang juga masuk ke dalam tuntutan fans untuk keluarga Glazer dalam aksi mereka ini, yaitu meminta Setan Merah untuk mengadopsi sistem 50+1. Nah, sistem apakah itu? Kenapa tiba-tiba fans ingin sistem ini diterapkan di MU?
Baca Juga: Demonstrasi Brutal Fans Ancam Nasib Manchester United
1. Sejarah sistem 50+1
Sistem 50+1 ini bermula pada 1998 silam di Jerman. Ketika itu, klub-klub Jerman, terutama yang mentas di Bundesliga, rata-rata dimiliki secara eksklusif oleh anggota dari klub itu sendiri. Klub ketika itu memang hanya jadi perkumpulan olahraga saja, bukan organisasi yang menghasilkan untung.
Namun, pada Oktober 1998, Federasi Sepak Bola Jerman mulai menerapkan aturan 50+1 ini. Tujuannya, agar klub-klub sepak bola Jerman tidak sekadar jadi paguyuban olahraga saja, melainkan juga jadi perusahaan yang juga memiliki investor.
Nah, aturan 50+1 ini membatasi investor agar memiliki saham tidak lebih dari 49% di klub. Sisanya, sebesar 51% tetap dimiliki oleh anggota klub, yang kebanyakan merupakan suporter. Aturan itu, hingga kini, masih berlaku dan jadi syarat bagi klub agar dapat lisensi buat tampil di Bundesliga.
Baca Juga: Jebol Old Trafford, Fans Manchester United Demo Memprotes Pemilik Klub