Rasa yang Aneh dari Barcelona, Real Madrid, dan Juventus
Ketiga tim tersebut seperti macan ompong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tiga klub raksasa, Juventus, Barcelona, dan Real Madrid, tengah mengalami anomali prestasi di kompetisi domestik masing-masing. Ketiga klub tersebut, kini tak bersaing dalam perebutan gelar juara kompetisi domestik.
Pemandangan yang aneh, karena biasanya saat kompetisi memasuki pekan 20 ke atas, mereka sudah meninggalkan lawan-lawan dan fokus memastikan gelar juara.
Namun, musim 2020/21 berbeda. Puncak klasemen Serie A saat ini malah diduduki oleh Inter Milan. Sedangkan di Spanyol, Atletico Madrid kembali merusak dominasi Madrid dan Barcelona dengan bertengger di puncak klasemen LaLiga. Anomali dan menimbulkan rasa yang aneh.
Apa yang menyebabkan anomali ini terjadi di Eropa saat ini? Mengapa Juventus, Madrid, dan Barcelona, tidak dominan lagi seperti musim-musim sebelumnya?
Baca Juga: 5 Pemain Juventus yang Tampil Apik Sepanjang Musim 2020/2021
1. Juventus sedang terguncang bersama Andrea Pirlo
Horor bagi Juventus adalah saat ditinggal Maurizio Sarri. Sepeninggalnya Sarri, Si Nyonya Tua sempat kelimpungan mencari pelatih. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengangkat Andrea Pirlo jadi pelatih tim senior. Dia naik kelas dari jabatannya yang di musim sebelumnya menangani tim U-23.
Pirlo diyakini dapat membawa kesegaran dalam permainan Juventus. Dengan pengalamannya sebagai penggawa Timnas Italia, AC Milan, dan Juventus, semasa jadi pemain, Pirlo diharapkan dapat menjadikan skuad Juventus tetap bertenaga di Serie A. Nyatanya, harapan tersebut sulit diwujudkan.
Bersama Pirlo, Juventus memang sempat tidak terkalahkan dalam 13 laga di Serie A. Namun, Juventus malah jadi raja seri.
Tidak hanya itu, Juventus juga sering tumbang di partai krusial Serie A seperti ketika menghadapi Fiorentina, Inter Milan, dan Napoli. Terbaru, Juventus malah ditahan imbang 1-1 oleh Hellas Verona. Mereka kini tertahan di peringkat tiga klasemen, di bawah duo Milan.
Penyebab anomali di tubuh Juventus saat ini adalah karena para pemain masih beradaptasi dengan skema Pirlo. Terbiasa dengan skema menyerang ala Sarri, para pemain Juventus sekarang dipaksa harus menyesuaikan diri dengan skema yang lebih cair di bawah Pirlo.
Hanya saja, skema cair ini nyatanya memang tidak cocok dengan beberapa pemain, terutama mereka yang berposisi sebagai pemain sayap. Belum lagi, situasi internal Juventus kabarnya memanas seiring dengan adanya isu perpecahan. Situasi jadi kian runyam.
Ini jadi sebuah ujian tersendiri bagi Juventus. Jika memang mereka adalah salah satu tim besar di Eropa, mestinya mereka sudah siap menghadapi ini.
Baca Juga: 5 Pemain Barcelona yang Mengalami Peningkatan Performa di Bawah Koeman