TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Soal Peluang KLB PSSI, Ada Aturan FIFA yang Harus Diikuti

KLB PSSI dinilai tak menjamin memberi perubahan lebih baik

Logo PSSI. (Website/pssi.org)

Jakarta, IDN Times - Mantan anggota Komite Etik FIFA, Dali Tahir, menyebut bahwa isu soal Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang saat ini bergulir, harus dipahami secara lebih mendalam. Ada aturan FIFA yang harus dicermati.

Isu KLB ini menyeruak selepas Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Kanjuruhan menelurkan rekomendasi untuk PSSI. Salah satu poin rekomendasinya menyebut bahwa PSSI harus menggelar KLB.

Dali mengaku, dia paham akan keresahan masyarakat saat ini. Akan tetapi, di sisi lain dia juga ingin agar hukum sepak bola tetap ditegakkan, termasuk soal KLB ini.

Baca Juga: Baru Persebaya dan Persis yang Minta PSSI Gelar KLB, Klub Lain Kapan?

1. Statuta FIFA dan PSSI harus dipatuhi

Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, didmapingi pengurus lainnya menyambut Presiden FIFA, Gianni Infantino, saat datang ke Kantor PSSI, Selasa (18/10/2022). (IDN Times/Sandy Firdaus)

Dali berkata, terkait tragedi Kanjuruhan ini, penelusuran mengenai siapa tersangka yang jadi dalang tragedi itu harus tetap ditelusuri, tidak hanya berhenti sebatas di enam tersangka yang sudah ada.

Akan tetapi, khusus soal KLB ini, ada hukum sepak bola yang harus dipatuhi, yakni statuta FIFA dan PSSI. Dua hal itu harus jadi pedoman, bukannya emosi sesaat yang bisa membawa situasi jadi buruk.

"Ada hukum sepak bola yakni statuta FIFA dan PSSI. Di sana diatur cara bagaimana mekanisme KLB. Taati itu dengan baik dan simpan emosi serta kemarahan di dalam saku," ujar Dali dalam keterangan resminya.

2. Berkaca dari sejarah soal KLB PSSI

Nurdin Halid mengukuhkan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) sebagai kader Golkar. IDN Times/Asrhawi Muin

Dali juga ingin mengajak beberapa pihak untuk berkaca pada sejarah. Terkadang, KLB tidak jadi jalan keluar dari masalah. Itu pernah terjadi di era Ali Sadikin pada 1980-an, serta di era Nurdin Halid.

"Ali Sadikin yang di KLB 1980an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI
menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih," ujar Dali.

Dali juga mengingatkan, emosi berlebih kadang membawa situasi jadi lebih kisruh. Itulah yang terjadi pada Indonesia beberapa tahun lalu, yang kena sanksi FIFA lantaran adanya pihak-pihak yang mengedepankan emosi.

"Kita pernah dihukum FIFA karena nafsu sekelompok orang lalu melahirkan PSSI tandingan. Melahirkan kompetisi tandingan. Jangan sampai para sparatis itu kembali menunggangi tragedi ini untuk mencapai tujuan mereka merebut kebenaran," ujar Dali.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya