Meski tampil luar biasa, Bournemouth masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Salah satu masalah utama mereka adalah efektivitas penyelesaian akhir. Dengan konversi tembakan hanya sebesar 7,6 persen, Bournemouth menjadi salah satu tim paling tidak efektif dalam memanfaatkan peluang. Padahal, rata-rata kualitas peluang mereka (xG per tembakan) berada di posisi kedelapan terbaik di liga, yaitu 0,108. Jika mereka mampu meningkatkan penyelesaian akhir, posisi mereka di klasemen bisa lebih baik.
Cederanya beberapa pemain kunci juga menjadi masalah utama bagi Iraola. Evanilson, yang mencatatkan 45 pressing sukses di sepertiga akhir lapangan, harus absen karena patah tulang metatarsal. Selain itu, Marcus Tavernier dan Enes Unal juga mengalami cedera panjang. Kehilangan pemain-pemain ini membuat lini serang Bournemouth sedikit pincang, meskipun Dango Ouattara mampu menunjukkan performa menjanjikan dengan hattrick yang ia ciptakan saat menghadapi Nottingham Forest kemarin.
Iraola nampaknya perlu mempertimbangkan opsi pada bursa transfer Januari 2025 untuk memperkuat skuadnya. Mendatangkan striker dengan kemampuan pressing dan penyelesaian akhir yang baik akan sangat membantu mereka mempertahankan intensitas permainan sekaligus meningkatkan produktivitas gol. Selain itu, meningkatkan kedalaman skuad juga menjadi kunci agar Bournemouth dapat bertahan di papan atas klasemen meski dihantam badai cedera.
Dengan gaya permainan yang intens dan konsistensi yang mengagumkan, Bournemouth telah membuktikan diri sebagai salah satu tim paling menarik di Premier League musim ini. Jika mereka dapat meningkatkan efektivitas di depan gawang dan mempertahankan intensitas permainan, tidak ada alasan bagi The Cherries untuk tidak menembus kompetisi Eropa musim depan.