Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Conor Bradley Layak Menjadi Suksesor Alexander-Arnold?

potret logo Liverpool (pexels.com/@jaralol)

Trent Alexander-Arnold resmi akan meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2024/2025. Ia mengakhiri kebersamaannya dengan The Reds yang sudah terjalin selama lebih dari 2 dekade sejak bergabung sebagai pemain akademi. Keputusan ini menjadi babak akhir seorang bek kanan yang memberikan definisi baru bagi perannya sekaligus menjelma menjadi simbol klub.

Pada saat yang sama, perhatian penggemar Liverpool kini tertuju kepada Conor Bradley sebagai kandidat pengganti. Selain mempertanyakan kesiapan teknis Bradley, perlu juga mempertimbangkan apakah tim siap beradaptasi dan mengubah dinamika permainan tanpa pemain seunik Trent Alexander-Arnold. Dengan Arne Slot sebagai sebagai kepala pelatih, keputusan ini akan sangat memengaruhi wajah Liverpool musim depan.

1. Trent Alexander-Arnold mengubah wajah bek kanan modern

Trent Alexander-Arnold telah menorehkan namanya sebagai salah satu bek kanan paling berpengaruh dalam sepak bola modern. Sejak debutnya bersama tim utama Liverpool pada 2016, ia tampil lebih dari 350 kali dan membantu klub meraih 9 trofi kejuaraan. Dalam daftar koleksinya, terdapat 2 gelar juara English Premier League (EPL) dan 1 gelar juara Liga Champions Eropa.

Lebih dari sekadar bek, Alexander-Arnold menjadi kreator utama dari sisi kanan lapangan. Ia dikenal dengan umpan silang yang presisi, operan panjang yang membelah pertahanan lawan, serta kemampuan membaca permainan dari posisi yang tidak lazim bagi seorang bek kanan. Ia menjelma sebagai inisiator serangan dari sisi kanan berkat distribusi bola yang luar biasa, termasuk kontribusi penting dalam menciptakan peluang dari permainan terbuka maupun set-piece.

Namun, tiap era memiliki akhirnya. Keputusannya untuk tidak memperpanjang kontrak dan mengejar tantangan baru di Real Madrid bukan semata-mata soal uang, melainkan dorongan pribadi untuk keluar dari zona nyaman dan membuktikan diri di panggung baru. Kendati banyak fans Liverpool yang kecewa atas keputusannya, perpisahan ini tetap diwarnai sikap saling menghormati antara kedua belah pihak.

2. Conor Bradley memiliki kualitas sebagai starter meski bermasalah dengan kebugaran

Conor Bradley bukanlah wajah baru di lingkungan Liverpool, meski namanya baru mencuat sebagai kandidat utama pengganti Trent Alexander-Arnold. Pemain asal Irlandia Utara ini telah bergabung sejak usia muda melalui program pengembangan regional dan menjalani debutnya pada 2021. Pengalaman di Bolton Wanderers sebagai pemain pinjaman pada 2022/2023 sangat menambah jam terbangnya dengan kesempatan tampil dalam 61 laga dan menyabet 3 penghargaan pemain terbaik klub.

Arne Slot melihat potensi besar dalam diri Bradley. Ia menyebut, kualitasnya sudah cukup untuk menjadi starter reguler, tetapi kehadiran Alexander-Arnold menghalanginya untuk bermain secara konsisten. Slot menekankan, tahap selanjutnya dalam perkembangan Bradley adalah merasakan tekanan bermain tiap pekan dan menjadikan itu sebagai rutinitas, bukan beban.

Meski potensinya menjanjikan, Bradley masih harus menghadapi tantangan dalam aspek kebugaran. Ia telah mengalami dua cedera hamstring pada 2024/2025 ini dan sempat absen karena masalah kebugaran ringan. Konsistensi fisik menjadi aspek krusial yang harus ia buktikan jika ingin memegang tanggung jawab sebagai bek kanan utama Liverpool musim depan.

3. Conor Bradley memiliki perbedaan karakteristik yang kontras dengan Trent Alexander-Arnold

Perbandingan antara Conor Bradley dan Trent Alexander-Arnold bukan hal yang mudah, mengingat Alexander-Arnold memiliki gaya bermain yang sangat khas. Namun dari segi statistik pada 2024/2025, Bradley menunjukkan intensitas menyerang yang lebih tinggi dalam beberapa aspek. Dilansir laman resmi Premier League, ia mencatat rata-rata 6 sentuhan di kotak penalti lawan per 90 menit, jauh di atas Alexander-Arnold yang hanya mencatatkan 2.

Gaya bermain mereka juga sangat kontras. Alexander-Arnold dikenal sebagai distributor bola dari lini belakang, piawai dalam mengatur tempo, dan membuka ruang melalui umpan panjang atau crossing presisi. Sementara itu, Bradley lebih mengandalkan dribel, kecepatan, dan progresi vertikal melalui bola-bola pendek serta pressing langsung ke area pertahanan lawan. Ia lebih agresif dalam duel 1 lawan 1 dan lebih sulit dilewati lawan.

Perubahan ini akan menuntut penyesuaian taktik Arne Slot. Kreativitas lini belakang yang sebelumnya terpusat kepada Alexander-Arnold harus diganti dengan kontribusi secara kolektif dari sektor lain, khususnya lini tengah. Sang pelatih harus mempertimbangkan perubahan struktur dalam build-up agar Liverpool tetap tajam meski tanpa quarterback di sisi kanan.

4. Meskipun Bradley dijagokan sebagai suksesor, Liverpool tetap berencana merekrut pemain baru

Premier League 2024/2025 menyisakan tiga laga per 8 Mei 2025. Conor Bradley wajib diturunkan sebagai starter untuk membuktikan kapasitasnya. Liverpool dijadwalkan akan menghadapi tiga tim tangguh, yaitu Arsenal, Brighton & Hove Albion, dan Crystal Palace. Dalam laga-laga tersebut, Bradley akan diuji secara langsung oleh para penyerang sayap elite seperti Gabriel Martinelli, Kaoru Mitoma, dan Eberechi Eze.

Walaupun Bradley tengah diproyeksikan sebagai penerus utama, Liverpool tetap mempertimbangkan perekrutan bek kanan baru pada jendela transfer musim panas 2025. Nama-nama seperti Jeremie Frimpong dari Bayer Leverkusen dan Pedro Porro dari Tottenham Hotspur masuk radar sebagai opsi pelapis, bahkan pesaing langsung Bradley. Langkah ini menunjukkan kehati-hatian manajemen dalam mengantisipasi skenario terburuk, terutama mengingat riwayat cedera Bradley yang belum sepenuhnya stabil.

Namun, kepergian Alexander-Arnold bukan hanya soal mengganti posisi, melainkan juga mengganti fungsi kreatifnya dalam sistem permainan. Slot menyadari hal ini dan mengisyaratkan kreativitas tersebut harus diganti secara kolektif dan terintegrasi dengan gelandang seperti Ryan Gravenberch, Alexis Mac Allister, dan Dominik Szoboszlai. Mengutip Fotmob, Liverpool disebut-sebut juga mengincar Adam Wharton dari Crystal Palace dan Angelo Stiller dari VfB Stuttgart untuk menggantikan peran Alexander-Arnold sebagai distributor bola di lini tengah.

Kendati demikian, posisi Conor Bradley tetap strategis dalam rencana jangka panjang Arne Slot. Ia secara eksplisit menyatakan, Bradley memiliki kualitas untuk bermain reguler. Langkah memainkannya dalam sisa pertandingan musim ini merupakan sinyal kuat dari kepercayaan tersebut. Dengan fondasi teknis yang solid dan kepercayaan dari manajer, Bradley memiliki peluang besar untuk menjadi bagian integral dari generasi baru Liverpool usai kepergian Alexander-Arnold.

Conor Bradley tidak akan menggantikan Trent Alexander-Arnold secara identik karena gaya bermain dan karakteristik mereka berbeda. Namun, dalam sistem yang tepat dan dengan dukungan strategi kolektif, ia sangat mungkin menjadi suksesor pendahulunya. Bukan dengan meniru, tetapi dengan menawarkan sesuatu yang baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us