Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret logo Liverpool (pexels.com/@jaralol)

Kepergian Trent Alexander-Arnold yang kemungkinan besar akan hijrah ke Real Madrid meninggalkan lubang di sisi kanan pertahanan Liverpool. Meski The Reds masih memiliki Conor Bradley sebagai suksesornya, mereka tampak akan tetap mendatangkan bek kanan baru. Pemain Bayer Leverkusen, Jeremie Frimpong, muncul sebagai salah satu kandidat terkuat untuk mengisi posisi tersebut.

Performa eksplosif Frimpong bersama Leverkusen telah menarik perhatian banyak klub top Eropa. Namun, keberhasilannya sebagai wing-back ofensif di Bundesliga Jerman tak serta-merta cocok dengan kebutuhan struktural Liverpool di bawah arahan Pelatih Arne Slot. Hal ini mengingat taktik Liverpool sudah identik dengan umpan progresif sisi kanan, sebuah gaya yang mungkin berbeda dari Frimpong.

1. Jeremie Frimpong punya catatan ofensif yang sangat luar biasa bagi bek kanan

Selama 2023/2024, Jeremie Frimpong tampil luar biasa dengan mencatatkan 14 gol dan 7 assist serta membantu Bayer Leverkusen meraih gelar juara Bundesliga Jerman dan DFB Pokal. Pada 2024/2025 ini, ia menorehkan 5 gol dan 11 assist dari seluruh kompetisi. Angka ini menempatkannya di level atas bek kanan paling produktif di Eropa.

Jika dibandingkan dengan Trent Alexander-Arnold, Frimpong unggul dalam hal keterlibatan di kotak penalti lawan. Berdasarkan data FBref, Frimpong berada di persentil ke-99 per 90 menit untuk sentuhan di area penalti lawan (4,93), penerimaan umpan progresif (10,65), serta persentil ke-97 untuk gabungan expected goals (xG) dan expected assists (xA) nonpenalti (0,35). Sebagai perbandingan, Alexander-Arnold hanya mencatatkan angka 0,33 untuk metrik yang sama.

Catatan sprint Frimpong yang dihimpun laman resmi Bundesliga juga memukau. Ia mencatatkan 1.021 sprint di Bundesliga musim ini, tertinggi di liga. Kecepatan maksimalnya mencapai 36,34 km/jam, melebihi siapa pun di skuad Liverpool saat ini. Dengan kemampuan progresi bola yang tinggi, dirinya tercatat melakukan 192 progresif carry dengan 109 di antaranya menempuh jarak minimal 10 meter. Ini menjadikannya salah satu pemain paling agresif dalam menggiring bola ke depan.

2. Punya karakteristik kontras dengan Alexander-Arnold, tetapi sama-sama lemah dalam bertahan

Karakteristik Jeremie Frimpong jauh berbeda dari Trent Alexander-Arnold yang dikenal karena distribusi bola dan jangkauan umpannya. Gaya bermain Frimpong lebih direct dengan mengandalkan kecepatan dan kemampuan dribel untuk menembus pertahanan lawan. Ia sering kali beroperasi seperti winger ketimbang full-back konvensional.

Selama 2024/2025, Frimpong hanya melakukan 32 umpan panjang, dibandingkan dengan 286 yang dilakukan Alexander-Arnold. Meski akurasinya serupa (sekitar 44 persen), perbedaan ini menyoroti pendekatan permainan yang kontras. Frimpong bukan pengatur tempo dari belakang, tetapi lebih kepada pemecah garis dengan bola di kakinya.

Gaya bermain ofensif Frimpong memang menawan, tetapi minim kontribusi defensif. Kembali dilansir FBref, ia hanya mencatatkan 1,08 tekel dan 0,37 intersep per 90 menit, masing-masing berada di persentil ke-4 dan ke-3 di antara full-back Eropa. Sementara itu, Alexander-Arnold mencatatkan 2,61 tekel dan 1,22 intersep yang memperlihatkan meskipun ia sering dikritik mengenai kemampuan bertahannya, kontribusi defensifnya masih jauh lebih baik. Hal ini menimbulkan tanda tanya apakah Frimpong bisa mengisi peran defensif yang dibutuhkan dalam sistem Liverpool.

3. Kedatangan Jeremie Frimpong bakal menjadi pesaing bagi Conor Bradley

Liverpool bakal memasuki musim baru tanpa ikon mereka di sektor kanan, Trent Alexander-Arnold yang dipastikan pergi dari Anfield. Dalam situasi ini, Arne Slot memberikan kepercayaan kepada Conor Bradley sebagai penerus utama. Pelatih asal Belanda itu menyatakan keyakinannya sambil menekankan pentingnya kebugaran dan konsistensi sang pemain.

Meski demikian, laporan dari berbagai sumber menyebut Liverpool tetap membuka opsi untuk mendatangkan Jeremie Frimpong, terutama karena adanya klausul rilis senilai 35 juta euro (Rp647,8 miliar) yang tergolong murah untuk pasar saat ini. Patut diketahui, Frimpong berstatus pemain homegrown sebab merupakan jebolan akademi Manchester City.

Namun, kehadirannya dapat menjadi pisau bermata dua. Ia memang menawarkan profil berbeda, tetapi juga berisiko menghambat perkembangan Bradley yang telah sabar menanti peluang di belakang Alexander-Arnold. Jika tidak diposisikan dengan jelas, kehadiran Frimpong bisa menciptakan kebingungan peran yang mengganggu ritme adaptasi Bradley sebagai penerus utama.

Potensi konflik ini semakin tajam mengingat usia Frimpong dan Bradley yang tidak terlalu jauh dan sama-sama membutuhkan menit bermain reguler. Jika Frimpong datang, salah satu dari mereka akan tersisih atau harus beradaptasi di posisi baru. Oleh karena itu, Liverpool perlu memutuskan apakah Frimpong adalah investasi jangka panjang atau hanya solusi jangka pendek dengan risiko mengganggu dinamika pemain muda mereka.

4. Arne Slot harus menyesuaikan taktik jika ingin memaksimalkan potensi Jeremie Frimpong

Jika Jeremie Frimpong benar-benar didatangkan, Arne Slot perlu melakukan penyesuaian sistem yang cukup signifikan. Di bawah Xabi Alonso, Frimpong bermain dalam sistem tiga bek dengan peran wing-back yang sangat bebas. Untuk memaksimalkannya, Liverpool mungkin harus beralih ke formasi serupa dengan mengorbankan satu gelandang atau bek tengah.

Datangnya Frimpong juga berimplikasi kepada keseimbangan tim, khususnya di sisi kanan. Dengan karakteristik Ibrahima Konate yang cenderung naik membawa bola, Frimpong bisa menciptakan kekosongan ruang jika kehilangan bola. Slot harus memastikan adanya gelandang bertahan atau bek tengah yang bisa menutup ruang setiap kali Frimpong naik membantu serangan.

Namun, fleksibilitas Frimpong bisa menjadi aset. Dengan Mohamed Salah akan absen pada Januari 2026 karena Piala Afrika, Frimpong bisa dirotasi ke peran winger kanan. Ia telah memainkan 7 laga sebagai winger dan 3 laga sebagai gelandang serang selama kariernya bersama Leverkusen. Ini membuatnya berguna dalam skenario rotasi saat jadwal padat atau krisis cedera.

Jeremie Frimpong menawarkan kualitas unik yang tak dimiliki oleh bek kanan lain di skuad Liverpool. Kendati begitu, Liverpool harus siap mengubah pendekatan taktis mereka. Jika hal ini dilakukan dengan tepat, Frimpong bisa menjadi pembeda pada era baru The Reds.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team