Kembalinya sejumlah pemain bintang dari Arab Saudi ke Eropa dalam waktu singkat mengindikasikan adanya ketidaksesuaian antara ekspektasi awal dan realitas yang mereka hadapi. Bagi banyak pemain, perpindahan ke Arab Saudi awalnya dipicu tawaran gaji tinggi dan proyek ambisius klub. Namun, setelah beberapa bulan, atmosfer pertandingan yang minim tekanan, kualitas lawan yang tidak merata, dan rendahnya intensitas kompetisi membuat mereka kehilangan motivasi. Selain berdampak kepada performa di lapangan, hal ini juga memengaruhi kesiapan fisik dan mental yang dibutuhkan untuk tetap bersaing di level tertinggi.
Di sisi lain, faktor nonteknis juga turut berperan besar. Adaptasi budaya, keterbatasan interaksi sosial, serta rutinitas latihan yang tidak seintens di Eropa menjadi kendala yang cukup menyulitkan. Sejumlah pemain bintang tersebut kembali ke klub-klub Eropa bukan karena gagal secara individu, melainkan karena menyadari pentingnya bermain dalam sistem yang menantang dan kompetitif untuk menjaga kualitas serta kontinuitas karier. Kembali ke Eropa berarti kembali ke lingkungan yang mendukung perkembangan profesional, terutama bagi mereka yang masih ingin memperjuangkan tempat di tim nasional atau mempertahankan level permainan pada fase akhir kariernya.
Fenomena arus balik pemain bintang dari Arab Saudi ke Eropa dalam waktu singkat menunjukkan, kemegahan finansial belum tentu sejalan dengan kebutuhan profesional seorang pesepak bola. Di tengah ambisi besar klub-klub Arab Saudi dan sekitarnya, banyak pemain justru merindukan tekanan kompetitif, atmosfer penuh gairah, dan kestabilan sistem yang hanya bisa mereka temukan di Eropa. Kepulangan ini menjadi cara mereka untuk menjaga konsistensi performa dan tetap berada dalam orbit persaingan yang relevan di level tertinggi.