Bagi pesepak bola profesional, latar belakang keluarga seringkali tidak memiliki pengaruh berarti. Namun, bagi sejumlah pesepak bola profesional yang sudah memiliki anak mungkin bisa menjadi pengaruh besar bagi anaknya untuk mengikuti jejak ayahnya. Contohnya beberapa pesepak bola ini memiliki ayah seorang pesepak bola juga.
Membawa nama besar ayahnya, bagaimana sepak terjang sang anak di lapangan hijau?
Kasper Schmeichel yang saat ini menjadi penjaga gawang Leicester City adalah anak dari mantan penjaga gawang sekaligus legenda Manchester United Peter Schmeichel. Berbeda dengan ayahnya yang mendapatkan lebih dari 15 trofi sepanjang karirnya, sampai saat ini Kasper hanya menorehkan satu trofi yaitu trofi liga Inggris pada tahun 2016.
Namun, mereka sama hebatnya. Masing-masing telah mendapatkan penghargaan Player of The Year Denmark setidaknya satu kali.
Aubameyang saat ini menjadi pemain kunci di Arsenal. Setelah diboyong dari Borussia Dortmund pada tahun 2018, di musim berikutnya ia menjadi salah satu top skorer liga Inggris dengan torehan 22 gol sebanding dengan Mo Salah dan Sadio Mane.
Berbeda dengan anaknya yang berposisi sebagai striker, posisi Pierre Aubame di lapangan adalah sebagai pemain belakang. Mengawali kariernya pada tahun 1982, setelah melanglang buana bermain di liga di benua Eropa, Afrika, hingga Amerika Selatan dan pensiun pada tahun 2002.
Giovanni berposisi sebagai ujung tombak di Cagliari. Setelah kembali dari masa peminjaman di Fiorentina, pada musim ini Giovanni di Serie A telah tampil 17 kali dan mencetak 5 gol dan 1 assist.
Ayahnya, Diego Simeone saat ini menjadi pelatih Atletico Madrid, tim yang pernah diperkuat semasa masih menjadi pemain. Sebagai gelandang, Diego telah menorehkan 81 gol dan 10 assist sepanjang kariernya. Prestasinya sebagai manajer bisa dibilang sangat cemerlang, ia pernah menjadi World Best Club Coach pada tahun 2016 dan memberikan lebih dari 5 trofi bagi Atletico Madrid.
Pemain berdarah Armenia ini pernah memperkuat beberapa tim besar di Eropa seperti Borussia Dortmund, Manchester United, Arsenal, dan AS Roma. Henrikh Mkhitaryan telah mendapatkan 88 caps bersama timnas Armenia dan mencetak 30 gol.
Hamlet Mkhitaryan, ayah dari Henrikh, kariernya tidak secermerlang anaknya. Ia sempat memperkuat beberapa klub di liga Armenia dan Prancis. Hamlet juga sempat membela Armenia walaupun hanya dalam 2 pertandingan. Sayangnya, ia meninggal dunia pada 2 Mei 1996.
Leroy Sane adalah salah satu pemain sayap paling lincah. Menorehkan prestasi bersama Manchester City dengan perolehan 7 trofi, pada musim panas tahun 2020 iya diboyong Bayern Munchen ke Allianz Arena dengan mahar 45 juta euro. Di timnas Jerman, ia telah tampil sebanyak 25 kali dan menorehkan 6 gol dan 2 assist bagi Der Panzer.
Berbeda dengan anaknya yang memegang kewarganegaraan Jerman, Souleyman Sane memiliki kewarganegaraan Senegal. Sejak memulai karier pada tahun 1982 sampai pensiun di tahun 2010, ia seringkali berpindah-pindah klub. Semasa merumput Souleyman berposisi sebagai striker dengan catatan 180 gol dan 23 assist dalam 486 penampilan.
Seorang ayah yang menjadi inspirasi bagi anaknya pasti memiliki kedekatan yang tidak terpisahkan. Bagaimana pendapat kamu tentang pasangan ayah dan anak ini? Kalau ada yang lain selain dari daftar di atas, coba tulis di komentar ya!