6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesia

Ada yang kabur, ada yang dibayar mobil

Bursa transfer pemain sepak bola memang selalu menarik untuk ditunggu. Tidak hanya di sepak bola internasional, perpindahan pemain dan pelatih di liga domestik pun menceritakan keseruan tersendiri.

Nah, selain pembelian pemain bintang, bursa transfer sepak bola Indonesia ternyata juga pernah dihiasi dengan kejadian unik dan kontroversial. Inilah kisah transfer unik yang pernah terjadi di Liga Indonesia.

1. Andik Vermansyah, ogah versus Persebaya

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiainstagram.com/andikvermansah

Madura United memang berhasil mendatangkan Andik Vermansyah jelang Liga 1 2019. Hanya saja, pemain dengan postur pendek tersebut menyertakan klausul kontrak yang tergolong unik.

Pesepak bola berusia 27 tahun meminta klub agar tidak memainkannya ketika bertanding melawan Persebaya Surabaya. Selain karena sungkan, Andik memang juga dikenal memiliki rasa fanatisme tinggi terhadap Bajul Ijo.

2. Indriyanto Nugroho, ditransfer seratus perak

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiaimgrumweb.com

Mungkin kamu masih asing dengan pemain yang satu ini. Indriyanto Nugroho adalah pemain dalam negeri yang sempat merumput di kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada dekade 1990-an hingga 2000-an.

Alkisah, pada tahun 1996 silam, ia sempat membuat heboh dunia sepak bola tanah air. Pasalnya, kala itu, pemain kelahiran 1976 ini dibeli Pelita Jaya dari Arseto Solo dengan nilai transfer hanya Rp100, imbas kisruh antara PSSI Primavera, Arseto, dan Pelita Jaya.

Akibat kejadian tersebut, Indrianto lantas dikenal sebagai Mister Cepek. Menurut pengakuannya, ia juga sering dilempar koin Rp100 selepas bertanding.

3. Agu Casmir, transfer bodong

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiagettyimages.co.uk

Pada Liga Indonesia musim 2006 lalu, pemain Singapura berdarah Nigeria ini sempat menandatangani kontrak dengan klub ibukota, Persija. Namun, ketika kompetisi bergulir, Agu Casmir ternyata tidak kelihatan batang hidungnya.

Usut punya usut, ternyata Casmir kabur sambil membawa uang muka kontrak sebesar Rp186 juta dari Macan Kemayoran. Tidak terima, manajemen Persija pun mengadukan perkara ini ke FIFA.

Untungnya, Federasi Sepak Bola Singapura bersedia memberikan ganti rugi kepada Persija. Sementara, Casmir sendiri diwajibkan menyicil uang ganti rugi dari gajinya setiap bulan.

Baca Juga: 3 Transfer Berantai yang akan Terjadi dalam Waktu Dekat

4. Yanto Basna, batal karena attitude

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiainstagram.com/yanto_basna

Mirip dengan kasus Agu Casmir. Pada tahun 2017 lalu, Arema FC berniat mendatangkan Yanto Basna untuk mengarungi kompetisi. Tetapi, jelang tanda tangan kontrak, bek asal Papua ini malah menghilang tanpa kabar.

Yanto Basna sendiri menegaskan bahwa dirinya tidak kabur. Ia mengatakan bahwa antara dirinya dengan manajemen belum ada kontrak tertulis maupun uang muka.

Di sisi lain, Arema ogah menanggapi pernyataan Basna. Tim asal Malang tidak mau lagi memperpanjang relasi mereka dengan pemain yang kala itu dinilai tidak punya attitude yang baik.

5. Sandi Sute, balik kucing ke ibukota

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiainstagram.com/sandi.sute21

Pada awal Januari 2019 kemarin, pemain asal Persija, Sandi Sute, dikabarkan hengkang ke tim promosi Kalteng Putra. Tetapi, sang pemain ternyata harus balik kucing ke Macan Kemayoran karena ia lupa masih memiliki kontrak dengan klub ibukota.

Padahal, pemain kelahiran Palu tersebut sempat berpamitan lewat akun Instagram pribadinya. Demikian juga Kalteng Putra, yang mengumumkan bahwa Sandi bakal bersama tim pada musim depan.

Dikabarkan sudah menandatangani kontrak dan menerima DP sebesar 50 persen, Sandi pun akhirnya meminta maaf kepada klub asal Pulau Borneo. Akhirnya, pihak klub dengan lapang dada memaafkan.

6. Bambang Nurdiansyah, dibayar mobil

6 Transfer Unik dan Kontroversial di Liga Indonesiainstagram.com/bnurdiansyah

Transfer unik tidak hanya terjadi pada perpindahan pemain. Kontrak pelatih pun menghadirkan cerita tersendiri dalam sejarah Liga Indonesia.

Pada tahun 2008 lalu, PSIS Semarang menunjuk Bambang Nurdiansyah sebagai nahkoda baru Mahesa Jenar. Tetapi, alih-alih digaji dengan uang, tim Kota Lumpia membayar mantan pelatih timnas U-21 itu dengan sebidang tanah dan mobil. 

 

Baca Juga: Geliat Masif Bali United di Bursa Transfer

Binar Photo Verified Writer Binar

Penggemar Radiohead dan kopi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya