Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi EPL (unsplash.com/benjaminelliott)

Nottingham Forest menjelma sebagai salah satu tim kejutan di English Premier League 2024/2025 sejauh ini. Bagaimana tidak, klub berjuluk The Forest ini mampu menduduki peringkat ke-7 klasemen sementara EPL pada pekan ke-12. Padahal, pada 2023/2024, mereka hanya mampu bersaing di papan bawah klasemen sepanjang musim itu.

Di balik performa mengesankan Nottingham sejauh ini, Chris Wood yang didapuk sebagai ujung tombak klub menjadi salah satu pemain penting. Meski sudah berusia 30-an, striker asal Selandia Baru itu masih mampu menunjukkan ketajamannya dan berduel secara sengit dengan bek lawan.

Wood sendiri bukanlah nama baru di kompetisi sepak bola Inggris. Setelah memulai kariernya di Selandia Baru, ia kemudian hijrah ke Inggris dan malang-melintang di banyak klub di berbagai kasta hingga akhirnya mampu membuktikan kualitasnya di English Premier League. Untuk mengenal lebih lanjut profil striker jangkung gaek Nottingham Forest ini, mari simak beberapa fakta tentang Chris Wood berikut!

1.Malang-melintang di beberapa klub Inggris pada awal kariernya di Eropa

Christopher Grant Wood atau dikenal sebagai Chris Wood lahir pada 07 Desember 2011 di Kota Auckland, Selandia Baru. Wood mulai terjun ke dunia sepak bola dengan membela klub-klub lokal Selandia Baru. Pada 2008, dirinya mencoba peruntungannya di Inggris dengan mengikuti trial di West Bromwich Albion. Sukses melewati trial, Wood akhirnya bergabung ke akademi West Brom pada tahun itu.

Setahun berselang, Wood akhirnya mendapat debut profesionalnya di tim utama West Brom pada April 2009. Melihat potensinya, kontrak profesional lalu diberikan WBA kepadanya pada akhir musim. Namun, Wood yang masih muda harus dipinjamkan ke beberapa klub untuk mendapat jam terbang. Selama periode 2010—2012, Wood menjalani masa peminjaman bersama lima klub Inggris lainnya, yaitu Barnsley FC, Brighton & Hove Albion, Birmingham, Bristol City, hingga Milwall.

Selama masa peminjaman, Wood sebenarnya mampu tampil baik, terutama dalam urusan mencetak gol. Namun, hal tersebut masih belum cukup untuk mendapatkan kepercayaan dari West Brom sekembalinya dari masa peminjaman. Imbas kurangnya menit bermain, Wood akhirnya memilih hengkang ke Leicester City pada Januari 2013. Total, ia hanya mencatatkan 27 penampilan dengan menyumbang 3 gol dan 6 assist untuk WBA.

2.Sempat 2 musim membela Leicester City

Setelah bergabung dengan Leicester City, Wood akhirnya mendapat menit bermain yang lebih banyak. Pada 1,5 musim perdananya, ia diturunkan dalam total 53 penampilan di semua kompetisi dengan 32 kali menjadi starter. Dari penampilannya itu, Wood berhasil menyumbang 19 gol dan 10 assist untuk The Foxes. Ia juga membantu klubnya itu promosi ke English Premier League usai menjuarai EFL Championship 2013/2014.

Akan tetapi, Wood mulai jarang bermain pada 2014/2015. Hingga pertengahan musim, ia hanya tampil dalam 9 laga dengan 1 kali menjadi starter bersama Leicester. Imbas jarang dimainkan, Wood lalu dipinjamkan ke klub kasta kedua, Ipswich Town, hingga akhir musim. Namun, ia gagal tampil mengesankan di sana dengan hanya 3 kali menjadi starter dalam total 11 laga di kompetisi liga tanpa mampu menyumbang gol maupun assist.

3.Namanya mulai diperhitungkan saat berseragam Leeds United

Melihat kariernya yang terancam, Wood lantas memilih hengkang dari Leicester City pada musim panas 2015. Klub EFL Championship, Leeds United, menjadi destinasi karier selanjutnya striker Selandia Biru itu. Bersama klub berjuluk The Whites, Wood akhirnya mampu menemukan performa terbaiknya.

Di Leeds United, Wood langsung diberi kepercayaan sebagai striker utama pada musim perdananya. Kepercayaan tersebut lantas dibayarnya dengan produktivitas dalam urusan mencetak gol. Terhitung, Wood berhasil menyumbang 44 gol dan 9 assist selama 2 musim pengabdiannya di Elland Road—markas Leeds. Melihat performanya yang gemilang, Burnley FC yang berstatus klub English Premier League memutuskan untuk merekrut Wood pada musim panas 2017 dengan biaya sebesar 16, 4 juta euro atau Rp275 miliar.

4.Menjalani karier yang gemilang bersama Burnley

Setibanya di Burnley, Wood langsung ditempatkan sebagai ujung tombak klub. Musim perdananya di Turf Moor awalnya berjalan dengan lancar. Namun, Wood harus menderita cedera lutut menjelang berakhirnya 2017. Ini akhirnya membuatnya absen cukup lama selama delapan laga. Meski begitu, Wood mampu mencatatkan 26 penampilan dan mencetak 11 gol serta 1 assist di semua ajang musim itu. Kontribusinya tersebut turut membantu Burnley menduduki peringkat ke-7 klasemen akhir liga sehingga mendapat tiket ke babak Kualifikasi Liga Europa musim berikutnya.

Setelah musim debutnya, Wood masih menjadi andalan di lini depan Burnley dan mampu tampil konsisten. Selama 4,5 musim membela The Clarets, ia sukses membukukan total 53 gol dan 9 assist dalam 165 laga. Ini bisa dibilang musim terlamanya di satu klub sepanjang kariernya sejauh ini.

Hanya saja, Wood dan Burnley harus berpisah pada musim dingin 2022. Ini setelah klub English Premier League lainnya, Newcastle United, menggelontorkan dana sebesar 30 juta euro atau Rp502 miliar untuk merekrut dirinya. Biaya tersebut lantas menjadi rekor penjualan termahal sepanjang sejarah Burnley hingga sekarang.

5.Tampil kurang meyakinkan setelah bergabung dengan Newcastle United

Bersama Newcastle, Chris Wood didapuk sebagai ujung tombak tim untuk menggantikan peran Callum Wilson yang sedang mengalami cedera panjang. Namun, dirinya seperti kehilangan ketajamannya bersama The Magpies. Dari total 17 laga EPL di mana sebanyak 15 kali menjadi starter, Wood hanya mampu menceploskan 2 gol hingga akhir 2022/2023.

Tampil kurang meyakinkan, posisi Wood harus rela digeser Wilson sekembali dari cedera. Ia kemudian semakin kehilangan kesempatan setelah Alexander Isak tiba di St James’ Park pada musim panas 2022. Pada paruh pertama 2022/2023, Wood hanya bermain sebagai starter sebanyak 6 kali dari total 22 penampilan di semua kompetisi dengan catatan 3 gol saja. Imbas hal tersebut, ia kemudian dipinjamkan ke klub promosi EPL, Nottingham Forest, pada paruh kedua musim. Pada kesepakatan peminjaman ini, terdapat obligasi permanen jika Wood bermain dalam tiga laga bersama The Forest.

6.Menjadi andalan di lini depan Nottingham Forest

Selama masa peminjamannya, Wood sebenarnya tampil tidak terlalu mengesankan. Ia memang diturunkan dalam 7 laga awal sejak kedatangannya, tetapi hanya mampu mencetak 1 gol. Naas, Wood mendapat cedera pada akhir Maret 2023 dan harus absen lama hingga akhir musim. Di satu sisi, penampilannya yang sudah lebih dari tiga laga membuat Nottingham harus memermanenkan Wood pada musim panas 2023.

Beruntungnya, Wood mampu tampil beringas dan menjadi juru gedor andalan The Forest sepanjang 2023/2024. Dari 35 laga yang dilakoninya di semua kompetisi musim itu, ia sukses menorehkan 15 gol dan 1 assist. Kontribusinya tersebut turut menyelamatkan Nottingham dari zona degradasi dengan mengakhiri musim di peringkat ke-17 klasemen liga.

Wood kemudian kembali menunjukkan ketajamannya bersama Nottingham pada 2024/2025. Meski hampir menginjak usia 33 tahun, ia sudah mencetak delapan gol hingga pekan ke-12 EPL musim ini. Sumbangsih yang diberikan Wood bisa dibilang sebagai salah satu faktor penting atas performa mengesankan klubnya sejauh ini.

7.Merupakan pemain penting Timnas Selandia Baru

Chris Wood pertama kali tampil membela negaranya, Selanda Baru, di Piala Dunia U-17 2007 saat masih berusia 15 tahun. Setelah mendapat debut profesionalnya di Inggris bersama West Bromwich Albion, ia tak disangka dibawa ke daftar skuad All Whites untuk pagelaran Piala Konfederasi 2009 Afrika Selatan. Wood kemudian mendapat debutnya di tim senior pada Juni 2009 saat bersua Tanzania di laga persahabatan menjelang Piala Konfederasi. Ia sendiri masih berusia 17 tahun pada caps perdananya tersebut.

Wood kemudian mulai rutin membela Selandia Baru dan turut dibawa ke Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Pada kompetisi itu, ia tampil sebanyak tiga kali kala negaranya menahan imbang Slovakia, Italia, dan Paraguay di Grup F. Wood lalu dipercaya sebagai kapten tim di Piala Konfederasi 2017, tetapi gagal membawa satu poin pun usai kalah atas Rusia, Meksiko, dan Portugal. Positifnya, ia mampu mencetak satu gol saat berjumpa Meksiko. Kini, sebanyak 73 caps telah Wood koleksi bersama negaranya dengan sumbangsih 34 gol—menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah All Whites.

Chris Wood mampu tampil konsisten dalam urusan mencetak gol dan membantu Nottingham Forest membuat kejutan di EPL 2024/2025 sejauh ini. Menarik dinanti sejauh mana striker Selandia Baru itu akan membawa The Forest hingga akhir musim nanti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team