Christian Horner menghabiskan waktu selama 20 tahun bersama dengan Red Bull. Ia telah menjabat sebagai kepala tim sejak mereka berkompetisi di Formula 1 untuk pertama kalinya pada 2005. Pada awalnya, Red Bull belum mampu menembus papan atas klasemen konstruktor dalam 4 musim awal. Namun, pada 2009, Red Bull bersaing dengan Brawn GP dalam perebutan gelar juara pembalap dan konstruktor.
Sayangnya, mereka gagal merengkuh dua gelar tersebut. Red Bull harus puas finis runner-up berselisih 18,5 poin dari Brawn GP. Sementara itu, Sebastian Vettel tak berhasil merengkuh gelar juara pembalap karena tertinggal 11 poin dari Jenson Button.
Awal mula kesuksesan Red Bull terjadi pada 2010. Sebastian Vettel menjadi juara dunia Formula 1 untuk pertama kali. Begitu pula dengan Red Bull yang pada akhirnya merasakan gelar juara konstruktor perdana dalam kiprah mereka di kompetisi. Kawin gelar itu berlangsung selama 4 musim hingga 2013.
Gelar juara pembalap kembali menghiasi lemari piala Red Bull pada 2021. Max Verstappen menyabet gelar juara setelah unggul 8 poin atas Lewis Hamilton. Kemudian, kawin gelar juara pembalap dan konstruktor kembali terjadi pada 2022 dan 2023. Gelar juara pembalap yang dipersembahkan Verstappen pada 2024 menjadi gelar terakhir yang diperoleh Red Bull pada masa kepemimpinan Horner.
Sebanyak 6 gelar juara konstruktor dan 8 gelar juara pembalap telah Red Bull raih selama Horner menjabat sebagai kepala tim. Selain itu, mereka telah menorehkan 124 kemenangan dan 287 podium hingga GP Inggris 2025. Rangkaian pencapaian tersebut tak bisa dipandang sebelah mata.
Red Bull kini menyambut era baru di bawah kepemimpinan Laurent Mekies. Ada sejumlah pekerjaan rumah yang telah menantinya setelah kepergian Horner. Apalagi, tim sedang mengalami penurunan performa walau telah mengantongi dua kemenangan. Terlepas dari itu, Horner telah meninggalkan warisan luar biasa untuk Red Bull sepanjang keikutsertaan mereka di Formula 1.