Darwin Nunez di Piala Dunia Pertama, Seperti Forlan atau Suarez?

Diego Forlan pernah bersinar di Piala Dunia bersama Uruguay. Itu terjadi di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, di mana ia sukses membawa La Celeste jadi juara keempat. Bahkan, Forlan juga mencetak gol terbanyak di turnamen tersebut serta terpilih jadi pemain terbaik.

Namun, Forlan sebenarnya butuh waktu lama untuk bersinar di Piala Dunia. Edisi Piala Dunia pertama baginya bukan 2010, melainkan Piala Dunia 2002 Korea/Jepang. Saat itu, Forlan baru berusia 23 tahun, persis seperti Nunez saat ini.

Piala Dunia 2002 berakhir buruk bagi Forlan dan Uruguay. Forlan hanya tampil sekali di laga terakhir fase grup selama 45 menit. Meski sempat menyumbang gol, ia gagal membawa Uruguay menang. Mereka bahkan langsung tersingkir di fase grup karena kalah saing dari Denmark dan Senegal.

Berbeda dengan Forlan, Piala Dunia perdana Luis Suarez ia jalani dengan gemilang. Ya, Suarez pertama kali tampil di Piala Dunia pada edisi 2010. Ia berperan besar membawa Uruguay jadi juara keempat dengan menorehkan 3 gol dan 2 assists.

Bahkan, Suarez juga sempat membantu Uruguay lewat cara kontroversial. Ia menggunakan tangannya untuk menahan bola yang meluncur ke gawang Uruguay saat mereka bersua Ghana di perempat final. Meski harus terusir dari lapangan, Suarez dianggap jadi pahlawan karena Uruguay batal kebobolan hingga akhirnya melaju ke semifinal.

Edinson Cavani yang seumuran Suarez juga menjalani debut di Piala Dunia pada edisi 2010. Cavani tampil lebih adem ayem ketika itu dengan catatan 1 gol dan 1 assist. Namun, perfoma Cavani di Piala Dunia pertamanya pun terbilang apik.

Diego Forlan dan Luis Suarez mengalami hal yang berbeda pada Piala Dunia pertama masing-masing. Namun, keduanya sama-sama menjelma jadi striker top Uruguay. Mereka juga termasuk para pemain Uruguay tertajam di Piala Dunia sepanjang sejarah.

Pertanyaannya, apakah nasib Darwin Nunez di Piala Dunia pertamanya ini bakal seperti Forlan atau Suarez? Pada debutnya di laga pertama Grup H Piala Dunia 2022 kontra Korea Selatan, Nunez belum menunjukkan penampilan impresif. Malah, ia sempat membuang peluang emas mencetak gol pada babak pertama.

Beberapa kali Nunez juga salah dalam melakukan kontrol bola serta operan. Uruguay pun akhirnya gagal menang karena tertahan 0-0. Meski belum mengesankan, penampilan Nunez bisa dimaklumi karena itu adalah partai debutnya di pentas terbesar dunia.

Sebenarnya, Piala Dunia 2022 adalah kesempatan yang sangat bagus bagi Nunez untuk bersinar. Sebagai pemain debutan, ia tak dibebani target untuk mencetak banyak gol. Nama besar Suarez dan Cavani pun lebih banyak menyita perhatian bek lawan sehingga Nunez bisa mendapat ruang lebih besar.

Selain itu, keberadaan Suarez dan Cavani penting bagi Nunez. Kedua striker senior itu punya segudang ilmu yang bisa dipelajari Nunez. Di Piala Dunia 2026 mendatang, Suarez dan Cavani kemungkinan besar sudah pensiun sehingga Nunez mungkin harus memimpin lini depan Uruguay seorang diri.

Nunez pasti tak ingin Piala Dunia pertamanya berakhir buruk seperti yang dialami Diego Forlan. Setelah tertahan Korea Selatan, Uruguay masih punya peluang memperbaiki situasi. Mereka perlu mengincar hasil maksimal melawan Portugal dan Ghana pada dua matchday terakhir Grup H.

Setelah tampil penuh di partai pertama, Nunez mungkin bakal kembali diandalkan kontra Portugal dan Ghana. Apa pun hasilnya, Nunez harus menimba pengalaman sebanyak mungkin di Piala Dunia pertamanya ini. Ia butuh membuktikan bahwa ia siap jadi andalan Uruguay di masa depan.

Bakal menakjubkan jika Darwin Nunez bisa mencetak gol dan membawa Uruguay berprestasi di Piala Dunia 2022. Namun, yang terpenting baginya adalah menikmati momen di Piala Dunia pertamanya. Ia perlu mempersiapkan diri jadi andalan Uruguay sepeninggal Luis Suarez dan Edinson Cavani nantinya.