Kiper atau penjaga gawang adalah posisi unik dalam sepak bola. Berada di garis terbelakang pertahanan tim, kiper dituntut melakukan berbagai langkah dan gerakan antisipatif. Menurut tulisan Becerra Patiño yang berjudul "Football: The Goalkeeper Within a Systemic Reality: A Review", seorang kiper harus bermain dengan membaca dan memprediksi aksi, variasi, serta gerakan bola maupun pemain lain.
Tekanan terhadap kiper diperparah dengan penonton yang kerap lebih fokus pada kesalahan kiper tanpa melihat faktor-faktor eksternal lain. Beberapa mantan penjaga gawang yang diwawancara Rosie Schaap dalam artikelnya yang berjudul "Playing On The Edge: The Psychology Of A Goalkeeper" untuk NPR bahkan mengungkap bahwa kiper adalah posisi yang berisiko karena ia harus menghadang bola dan pemain dalam berbagai situasi yang tidak terduga.
Mereka juga menambahkan bahwa kiper sering kali harus menghadapi situasi yang amat fluktuatif. Beberapa menit lalu mereka bisa bersantai di bawah mistar, tetapi hanya selang beberapa detik mereka bisa berada di bawah tekanan kuat ketika lawan melakukan serangan.
Hal yang tak mudah ini masih ditambah dengan kompetisi yang tinggi di dalam tim. Beda dengan penyerang atau gelandang yang berpotensi diganti pada paruh kedua, penjaga gawang umumnya bermain penuh selama 90 menit. Kecenderungan ini membuat kiper pelapis bisa saja tak dimainkan sama sekali sepanjang turnamen.
Hal serupa bisa kita lihat pada Timnas Brasil yang pos penjaga gawangnya diisi Ederson dan Alisson Becker. Sama-sama bermain di English Premier League (EPL) dan Timnas Brasil, keduanya selalu berkompetisi merebutkan posisi utama penjaga gawang, tak terkecuali pada fase grup Piala Dunia 2022 Qatar. Siapa yang sanggup meyakinkan Tite mengawal gawang Timnas Brasil kali ini?