5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyal

Buatan pemilik modal kaya raya yang tak menapak tanah

Umumnya, kita berasumsi kalau prestasi sebuah tim akan berbanding lurus dengan jumlah penggemar setia mereka. Nyatanya, kesuksesan bukan faktor satu-satunya yang memengaruhi besar kecilnya basis fans loyal sebuah klub sepak bola. Keberadaan fans loyal justru lebih banyak ditemukan di klub-klub yang punya nilai historis tinggi, misal usia klub, sosok pencetus, hingga latar belakang pendiriannya.

Seperti empat klub berikut yang meski mencolok dari segi prestasi, ternyata tak punya penggemar loyal sebanyak tim-tim rival mereka. Apa yang memungkinkan ini terjadi? Mari bedah satu per satu.

1. FC Nordsjaelland, klub bikinan politisi korup yang berbasis di kota kecil Farum

5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyalpemain FC Nordsjaelland (instagram.com/fcnordsjaelland)

Klub pertama yang jadi sorotan karena kesuksesannya yang tak berbanding lurus dengan jumlah penggemar adalah FC Nordsjaelland. Oleh pengamat, klub ini banyak dipuji karena punya program pembinaan pemain muda yang baik dan layak jadi teladan. Sayangnya, di sisi lain, mereka bukan klub dengan nilai historis tinggi. FC Nordsjaelland yang berbasis di kota kecil bernama Farum didirikan oleh seorang politisi bernama Peter Brixtofte menggunakan anggaran pemerintah yang digelapkannya.

Tertangkap melakukan korupsi dan terbukti memakai klub itu untuk menaikkan elektabilitasnya, Brixfotte pun dihukum dan dilarang berpolitik seumur hidup terhitung sejak 2002. Nasib klubnya diselamatkan pebisnis lokal, Allan K. Pedersen, dan pada 2020 berpindah tangan ke pebisnis Inggris, Tom Vernon. Meski sudah berganti nama dan prestasinya membaik, klub itu belum punya banyak penggemar loyal.

2. RB Salzburg kehilangan penggemar setelah memprioritaskan kepentingan pemilik modal

5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyalpemain RB Salzburg (instagram.com/fcredbullsalzburg)

Hal serupa terjadi pada FC Red Bull Salzburg. Klub ini sebenarnya adalah hasil akuisisi dan pengembangan dari klub lokal Austria bernama SV Austria Salzburg. Sebagai klub dengan nilai historis tinggi karena sudah berdiri sejak 1933, basis penggemar SV Austria Salzburg sebenarnya tak perlu dipertanyakan. Namun, pemilik modal baru mereka sepertinya lebih  memprioritaskan ambisi dan kepentingan mereka sendiri.

Ada banyak perubahan dan kebijakan kontroversial yang tak disukai penggemar. Setelah proses negosiasi, lobi, dan protes yang tampaknya tak berarti, kelompok suporter pun mengalah dan membentuk klub lain yang sayangnya tak mewarisi apa pun dari tim kesayangan mereka selain nama lama. Kini RB Salzburg jadi klub dengan prestasi mentereng di liga domestik, tetapi juga jadi klub dengan pembenci terbanyak. 

Baca Juga: 5 Jebolan Akademi RB Leipzig di Bundesliga Austria pada 2023/2024

3. RB Leipzig tak pernah dianggap relevan oleh penggemar sepak bola Jerman

5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyalpemain RB Leipzig (instagram.com/rbleipzig)

Dimiliki entitas yang sama dengan klub sebelumnya, RB Leipzig pun jadi musuh bersama penggemar sepak bola Jerman. Mereka sering dapat julukan miring, mulai dari "tim instan" sampai "klub plastik" karena kemajuannya yang pesat tanpa perjuangan berarti, bahkan terkesan semata-mata karena suntikan dana dari salah satu perusahaan minuman berenergi terpopuler di dunia itu.

RB Leipzig bahkan sempat terjegal beberapa aturan yang berlaku di sepak bola Jerman. Mulai dari skema kepemilikan modal 50+1 untuk menghindari potensi ketimpangan pembiayaan antarklub hingga pelarangan penyertaan nama sponsor dalam nama klub. Namun, dengan cekatan mereka mampu mengatasinya.

4. Prestasi TSG Hoffenheim juga didongkrak suntikan dana instan

5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyalpemain TSG Hoffeinheim (instagram.com/tsghoffenheim)

Sepak bola Jerman cukup konservatif soal pendanaan. Beberapa klub besar langgganan Bundesliga, seperti Bayer 04 Leverkusen dan VfL Wolfsburg yang punya afiliasi dengan perusahaan komersial saja lahir dari serikat pekerjanya, bukan manajemen dan pemilik perusahaan secara langsung. Itu yang membuat TSG Hoffeinheim pun jadi bulan-bulanan, sama seperti RB Leipzig.

TSG Hoffeinheim sendiri adalah klub yang berbasis di sebuah kota kecil dengan penduduk terbatas. Mereka juga minim prestasi sampai seorang miliarder bernama Dietmar Hopp mengakuisisi klub tersebut. Hopp sendiri adalah pendiri perusahaan perangkat lunak SAP yang menjelaskan sumber kekayaannya. Sejak berada di bawah naungan Hopp, markas TSG Hoffeinheim yang dulunya berada di sebuah pedesaan dipindah ke pusat kota Sinsheim.

5. FC Arouca, korban dominasi tiga klub terbesar Portugal

5 Klub Sepak Bola Sukses yang Diklaim Tak Punya Fans Loyalpemain FC Arouca (instagram.com/fcarouca_oficial)

Walau tak sepopuler empat klub sebelumnya, FC Arouca adalah klub yang secara reguler berlaga di Primeira Liga Portugal. Sayangnya, dari segi basis penggemar, mereka termasuk yang tak beruntung. FC Arouca jelas kalah dari tiga klub terbesar Portugal, seperti Sporting Lisbon, Benfica, dan FC Porto.

Mereka juga harus mengakui keunggulan Famalicão, Braga, Vitória Guimarães dan Boavista yang sebenarnya mirip dengan FC Arouca dari segi prestasi. Salah satu faktor yang membuat nasib FC Arouca kurang beruntung adalah markas mereka yang terletak di sebuah kota kecil dengan jumlah penduduk terbatas. Ditambah dengan kecenderungan penggemar sepak bola Portugal yang tak memilih klub favorit berdasar afiliasi domisili.

Kecuali FC Arouca, ada satu kesamaan yang bisa kita simpulkan dari lima klub di atas, yakni ketiadaan relevansi antara pemilik atau pendiri klub dengan suporter yang mayoritas adalah rakyat jelata. Makin tak menapak tanah, makin susah pula mereka memupuk loyalitas suporter.

Baca Juga: Klub Kaya Arab Saudi Mulai Gerogoti Barcelona

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya