10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri 

Didominasi wilayah otonom yang masih dalam sengketa

Negara adalah sebuah entitas politik yang bisa berdiri dan dianggap berdaulat bila memenuhi beberapa kriteria seperti: wilayah yang jelas, populasi tetap, pemerintah, dan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Kriteria-kriteria tadi ternyata digunakan pula oleh FIFA selaku asosiasi sepak bola negara-negara sedunia untuk menetapkan siapa saja yang berhak jadi anggota beserta segala konsekuensi, tanggung jawab dan benefitnya, tentu dengan tambahan beberapa syarat seperti keberadaan asosiasi sepak bola dan riwayat keikutsertaan mereka dalam turnamen internasional/regional maupun pertandingan persahabatan.

Masalahnya, tanpa rekognisi internasional yang cukup, memenuhi kriteria keanggotaan FIFA pun bakal sulit terwujud. Alhasil beberapa negara harus puas dengan status non-anggota FIFA dan sebagai gantinya bisa bergabung dengan wadah alternatif bernama Confederation of Independent Football Associations (CONIFA), seperti yang dialami oleh kesepuluh negara berikut. 

1. Abkhazia membentuk asosiasi sepak bola mereka pada 2007 dan tergabung dalam CONIFA

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Abkhazia (instagram.com/conifaofficial)

Republik Abkhazia adalah sebuah wilayah otonom di antara Republik Georgia dan Federasi Rusia. Mereka sempat jadi bagian dari Georgia saat masih berada di skema Uni Soviet. Namun, saat Soviet pecah dan Georgia menyatakan kemerdekaannya, Abkhazia enggan bergabung.

Mereka mengajukan pemisahan diri yang tereskalasi jadi perang pada 1992-1993. Perang berakhir tanpa hasil yang jelas. Namun, Abkhazia nekat menyatakan kemerdekaan mereka pada 1999 dan hingga sekarang hanya diakui oleh beberapa negara, yakni Rusia, Suriah, Venezuela, Nicaragua, dan Nauru. Mayoritas negara di dunia masih menganggap Abkhazia bagian dari Republik Georgia meski secara de facto memiliki pemerintah sendiri. Abkhazia membentuk asosiasi sepak bola mereka pada 2007 dan tergabung dalam CONIFA. 

Baca Juga: 9 Pemain Sepak Bola yang Kembali Bela Timnas setelah Umumkan Pensiun

2. Meski sempat diakui keberadaannya oleh pemerintah Irak pada 1970, batas wilayah Kurdistan masih jadi sengketa

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Kurdistan (instagram.com/conifaofficial)

Kurdistan merujuk pada sebuah wilayah otonom yang secara administratif berada di Irak. Wilayah itu ditinggali oleh etnik minoritas Kurdi dan berbatasan langsung dengan Turki, Suriah, dan Iran. Meski sempat diakui keberadaannya oleh pemerintah Irak pada 1970, batas wilayah Kurdistan masih jadi sengketa. Ketidakpastian itu bukan halangan, mereka punya asosiasi sepak bola sejak 2006 dan aktif berpartisipasi dalam berbagai turnamen yang diselenggaran CONIFA. 

3. Turki mendukung warga Turki Siprus untuk memisahkan diri dan membentuk negara baru bernama Siprus Utara

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Siprus Utara (instagram.com/conifaofficial)

Siprus Utara juga sebuah wilayah sengketa yang terbentuk karena konflik antaretnik di Siprus sepanjang 1960-1970-an. Saat itu, konflik berakhir dengan perjanjian pemisahan wilayah pemukiman dua etnik dominan di Siprus, yakni Yunani dan Turki. Warga beretnik Turki diminta pindah ke bagian Utara dan sebaliknya, Yunani ke wilayah Selatan. 

Setelah proses pemisahan terjadi, Turki mendukung warga Turki Siprus untuk memisahkan diri dan membentuk negara baru bernama Turkish Republic of Northern Cyprus atau Siprus Utara. Namun, sampai sekarang pembentukannya masih jadi perdebatan. Secara de jure, Siprus Utara masih satu kesatuan dengan Siprus, bahkan disertakan dalam peta yang terpampang di bendera resmi Siprus. Namun, secara de facto, pemerintah Siprus tak punya akses untuk menyentuh Siprus Utara.

4. Asosiasi sepak bola Ossetia Selatan sudah berdiri sejak 1997, 10 tahun lebih dulu dibanding Abkhazia

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Ossetia Selatan (instagram.com/conifaofficial)

Cerita Ossetia Selatan tak jauh beda dengan Abkhazia. Mereka adalah sebuah wilayah otonom saat masih berada dalam skema Uni Soviet, tetapi kemudian hendak disertakan sebagai bagian dari Republik Georgia saat mereka menyatakan kemerdekaan pada 1991. Tak terima, Ossetia Selatan pun menginisiasi perang terhadap otoritas Georgia pada 1992.

Negara yang mengakui Ossetia Selatan kurang lebih sama dengan yang memberi pengakuan kedaulatan atas Abkhazia. Kedua negara juga saling mengakui kedaulatan masing-masing. Bedanya asosiasi sepak bola Ossetia Selatan sudah berdiri sejak 1997, 10 tahun lebih dulu dibanding Abkhazia. 

5. Kini, sebagian besar dari warga Armenia Barat berstatus eksil dan jadi diaspora di berbagai negara

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Armenia Barat (instagram.com/ffwaofficial)

Republik Armenia Barat adalah sebuah negara yang mengeklaim berhak atas sebagian wilayah dataran tinggi yang kini secara administratif jadi bagian dari Turki. Menurut rilis resmi mereka, penduduk Armenia Barat adalah keturunan orang-orang beretnis Armenia yang sejak abad ke-16 sudah eksis di sebuah wilayah dataran tinggi yang berhasil dianeksasi Kekaisaran Ottoman. Namun, mereka jadi korban genosida serta migrasi paksa oleh pasukan Ottoman pada akhir 1800 hingga awal 1900. Kini, sebagian besar dari warga Armenia Barat berstatus eksil dan jadi diaspora di berbagai negara. 

6. Sahrawi Arab Democratic Republic wujud dari belasan tahun perang gerilya dengan pemerintah monarki Maroko

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Sahrawi Arab Democratic Republic (twitter.com/SahrawiFootball)

Sahrawi Arab Democratic Republic adalah negara yang mengeklaim wilayah bernama Sahara Barat. Secara de jure, wilayah itu tercatat sebagai bagian dari Maroko. Mereka merasa berbeda karena secara sejarah, di mana wilayah Sahara Barat merupakan jajahan Spanyol, tidak seperti Maroko yang diokupasi oleh Prancis. Proses mencapai kemerdekaan SARD pun diwarnai pertumpahan darah lewat perang gerilya belasan tahun melawan pemerintah monarki Maroko.

PBB berhasil memediasi perjanjian gencatan senjata pada 1990-an. Maroko juga sempat memberikan mereka kesempatan referendum. Namun, hingga sekarang referendum itu belum terwujud. Bahkan, beberapa negara besar justru mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat. 

7. East Turkistan punya asosiasi sepak bola yang mewadahi para pemain diaspora

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas East Turkistan (instagram.com/eastturkistanfa)

East Turkistan merupakan sebuah wilayah yang kini secara administratif masuk wilayah negara Republik Rakyat China (RRC), tetapi didiami warga bangsa Turkik seperti Uzbek, Uyghur, Kazakh, Tatar, dan Kyrgyz. Secara kultur dan agama, mereka amat berbeda bila dibanding suku dominan di RRC, Han, dan terbukti sering jadi sasaran persekusi. Mayoritas penduduk East Turkistan saat ini juga tinggal sebagai eksil di negara lain. Namun, mereka masih punya asosiasi sepak bola yang mewadahi para pemain diaspora East Turkistan. 

8. Saudara kandung Mario Balotelli, Enock Barwuah Balotelli diklaim pernah membela Timnas Padania.

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Padania (instagram.com/conifaofficial)

Padan adalah sebuah gerakan nasionalis yang berkembang di wilayah Utara Italia. Mereka kemudian membentuk sebuah entitas baru bernama Padania yang secara administratif berada di wilayah Lombardia, Piemonte, Emilia Romagna, dan Venesia. Atas dasar nasionalisme ini, mereka menyatakan kemerdekaan sendiri, bahkan membuat asosiasi sepak bola untuk mewadahi pemain-pemain yang punya ideologi serupa. Saudara kandung Mario Balotelli, Enock Barwuah Balotelli diklaim pernah membela Timnas Padania. 

9. Semangat nasionalisme yang diwadahi lewat asosiasi sepak bola yang terdiri dari para pemain diaspora Tamil di berbagai negara

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Tamil Eelam (instagram.com/conifaoffcial)

Tamil adalah etnik minoritas di Sri Lanka yang juga sering mengalami persekusi. Sebagian besar dari mereka mendiami wilayah Utara Sri Lanka. Tapi, tak sedikit yang kini jadi eksil di negara lain. Sebagai bentuk kekecewaan dan perlawanan terhadap otoritas Sri Lanka yang tak memperlakukan mereka dengan baik, sejumlah aktivis dan politisi Tamil menginisiasi pembentukan negara bernama Tamil Eelam di bagian Utara dan Timur Sri Lanka. Meski visi negara merdeka itu masih jauh dari kenyataan, semangat nasionalisme mereka diwadahi lewat asosiasi sepak bola yang terdiri dari para pemain diaspora Tamil di berbagai negara. 

10. Tidak seperti Taiwan dan Hong Kong yang diakui otonominya oleh RRC, Tibet harus puas hanya jadi bagian CONIFA

10 Negara yang Tidak Diakui FIFA, Bentuk Asosiasi Sendiri Timnas Tibet (instagram.com/conifaofficial)

Tidak seperti Taiwan dan Hong Kong yang diakui otonominya oleh RRC dan dapat status keanggotaan FIFA, Tibet harus puas hanya jadi bagian CONIFA. Tibet sendiri mengeklaim sebagai negara independen yang dianeksasi RRC pada 1950-an. Kini, Tibetan National Sports Association dibentuk untuk menampung para atlet diaspora Tibet yang pergi dari tanah leluhur mereka dan jadi eksil di luar negeri, terutama India dan Amerika Serikat. 

Tentu daftar negara tanpa pengakuan FIFA tak berhenti di sini. CONIFA sendiri sudah punya 34 negara anggota sepak bola pria dan 3 negara anggota dari sepak bola perempuan. Namun, balada sepuluh negara yang tidak diakui FIFA tadi bisa jadi bukti kalau sepak bola sulit dipisahkan dari politik. Tanpa pengakuan internasional yang mencukupi, sebuah negara atau wilayah otonom pun tak bisa meraup kesempatan sebesar negara-negara berdaulat yang dapat status keanggotaan asosiasi sepak bola terbesar di dunia tersebut. 

Baca Juga: FIFA Tolak Usulan Kartu Biru

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya