Erik Ten Hag (twitter.com/FabrizioRomano)
Pria 52 tahun itu memang tak cukup dikenal. Maklum, karena kariernya lebih banyak dihabiskan bersama klub-klub Belanda, baik Eredivisie maupun Eerste Divisie.
Namun, pada 2012 lalu, dia sempat digadang-gadang menjadi manajer hebat. Hanya saja, Ten Hag belum mendapat kesempatan buat menangani tim-tim besar.
Kariernya dimulai dari Go Ahead Eagles di musim 2012/13. Kemudian, dia menangani Bayern Munich II, menjadi bagian dari manajemen tim Pep Guardiola sejak 2013 hingga 2015.
Setelahnya, dia pindah ke FC Utrecht. Ten Hag cuma dua tahun di sana, sejak 23 Mei 2015 hingga 27 Desember 2017. Sebab, dia diboyong oleh Ajax Amsterdam, usai sebelumnya memecat Marcel Kaizer.
Sepanjang kariernya sebagai pelatih, Ten Hag mencatatkan persentase kemenangan terbesar di Ajax. Dia mampu menorehkan 73,8 persen kemenangan dengan detail, 155 kemenangan, 26 kali imbang, dan kalah di 26 kesempatan.
Itu menjadi persentase kemenangan terbesar Ten Hag selama menjadi pelatih. Dari segi trofi, Ten Hag mengoleksi dua gelar Eredivisie di musim 2018/19 dan 2020/21. Andai musim 2019/20 tak dibatalkan, Ajax bisa saja juara dan Ten Hag sudah koleksi tiga gelar juara.
Ten Hag juga mengoleksi trofi Piala Belanda, di musim yang sama. Pun, dia berhasil mengantarkan The Amsterdamers memenangkan Johan Cruyff Shield pada 2019 silam.
Secara pribadi, Ten Hag memenangkan Rinus Michaels Coach of the Year, gelar untuk pelatih terbaik di Belanda, pada 2016 dan 2019. Ten Hag juga finis di posisi empat sebagai pelatih terbaik dunia FIFA, 2019 lalu.