Ezra Walian Datang, Akankah Momen Manis Persib Terulang?

Pada 2013, Persib melakukan sebuah gebrakan di bursa transfer. Tanpa tedeng aling-aling, mereka mendatangkan nama Sergio van Dijk, penyerang asal Belanda yang memiliki darah Indonesia (saat itu, ia belum dinaturalisasi).

Saat membela Persib, Van Dijk melakukan proses naturalisasi. Pada 11 Februari 2013, ia pun disumpah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia, Jakarta.

Penampilan Van Dijk bersama Persib terbilang moncer. Ia disebut-sebut sebagai paket komplet penyerang modern. Tidak hanya andal menyelesaikan peluang, ia juga lihai mengontrol bola dan membuka ruang. Kemampuan umpannya pun ciamik.

Alhasil, walau ditempatkan sebagai penyerang tunggal di dalam skema dasar 4-2-3-1, Van Dijk tetap menjadi ancaman nyata bagi lini pertahanan lawan. Total, pada musim 2013, ia sukses mencetak 21 gol dari 28 laga bersama Persib di Liga Super Indonesia.

Penampilan apiknya di Persib ini membawa Van Dijk menuju Timnas Indonesia. Sayang, performa ciamiknya di Persib tidak berlanjut bersama skuat Garuda.

Selepas musim 2013, Van Dijk hijrah dari Persib. Ia melanglang buana ke Iran dan Thailand, membela Sepahan dan Suphanburi. Bersama Suphanburi, produktivitasnya terjaga. Van Dijk mampu mencetak 17 gol dari 40 penampilan bersama klub asal Thailand itu.

Nah, pada 2016, atau tepatnya saat gelaran Indonesia Soccer Championship, Van Dijk kembali membela Persib. Torehan golnya, berdasarkan situs resmi Persib, memang berkurang jauh dibandingkan saat 2013 ketika ia mampu menorehkan 21 gol.

Akan tetapi, Van Dijk tetap tampil gemilang pada gelaran ISC 2016. Total, ia sukses mencetak 12 gol, dan membawa Persib finish di peringkat lima, di bawah Sriwijaya FC, Madura United, Arema Cronus, dan Persipura Jayapura.

Selepas itu, Van Dijk sejatinya masih dipertahankan Persib untuk musim kompetisi 2017. Namun, ia mengalami cedera parah hingga membuatnya rehat lama, serta memutuskan pulang ke Belanda dan tidak kembali lagi ke Persib.

Ezra kini hadir sebagai penerus tradisi pemain naturalisasi yang membela Persib. Uniknya lagi, Ezra dan Van Dijk berasal dari kampung halaman yang sama sebelum naturalisasi, Belanda, dan juga ia berposisi sebagai penyerang.

Menilik kemampuan Ezra, rasa-rasanya ia bisa saja menorehkan catatan yang sama seperti Van Dijk. Ia kenyang berkompetisi di Belanda bersama Almere City dan RKC Waalwijk. Ia juga punya tinggi badan ideal dan kemampuan olah bola mumpuni sebagai penyerang.

Belum lagi, Ezra nantinya akan dibantu sosok Wander Luiz yang andal membuka ruang dan memancing lawan. Semestinya, kolaborasi antara Ezra dan Luiz bisa setajam duet Castillion-Luiz pada awal-awal 2020.

Akan tetapi, semua bergantung juga dengan kemampuan adaptasi Ezra. Apakah ia mampu bekerja sama dengan para pemain Persib lain di lini serang atau tidak. Jika bisa, maka momen manis Maung Bandung bersama pemain naturalisasi akan terulang lagi.