The Football Association Challenge Cup (FA Cup) atau dikenal dengan Piala FA merupakan turnamen sepak bola tahunan yang diselenggarakan di Inggris. Piala FA adalah terbilang prestisius di Inggris setelah English Premier League.
Piala FA disebut sebagai turnamen yang bersejarah di dunia. Tidak hanya historinya yang panjang, ajang ini juga memberikan suguhan pertandingan yang menarik. Berikut ini fakta terkait penyelenggaraan Piala FA.
Arsenal menjadi klub tersukses sepanjang penyelenggaraan Piala FA. Klub asal London Utara tersebut telah mengoleksi 14 trofi juara. Arsenal terakhir kali juara saat mengalahkan Chelsea pada 2019/2020.
Dilansir The FA, separuh dari total trofi yang diperoleh Arsenal diraih saat dilatih Arsene Wenger. Ini membuat pria berkebangsaan Prancis tersebut menjadi pelatih tersukses di ajang Piala FA. Dia mengungguli pelatih legendaris sepak bola Inggris, George Ramsay.
Piala FA pertama kali diselenggarakan pada 1871/1872. Dilansir Sporting Landmarks, ide dibentuknya turnamen ini berasal dari sekretaris asosiasi sepak bola Inggris saat itu, Charles Alcock. Saat awal dimulainya turnamen, banyak peserta dari tim sekolah atau universitas.
Dilansir World Soccer Talk, edisi pertama Piala FA hanya diikuti 15 tim. Tim yang pertama kali berhasil meraih gelar juara di turnamen ini adalah Wanderers. Saat itu mereka berhasil mengalahkan Royal Engineers dengan skor 1-0.
Piala FA hanya diikuti 15 tim saat masa awal dibentuknya turnamen ini. Namun, seiring dengan populernya Piala FA, turnamen ini sekarang telah melibatkan tim profesional. Bahkan, turnamen juga diperluas hingga mencakup tim dari Wales.
Keunikan dari Piala FA adalah klub peserta yang mengikuti turnamen. Turnamen tahunan ini melibatkan semua klub dari seluruh tingkat profesional di Liga Inggris. Tidak mengherankan jika terdapat laga antara tim unggulan Premier League melawan klub yang namanya tidak begitu dikenal.
Dilansir Hospitality Finder, format Piala FA menggunakan sistem gugur. Tiap tim hanya memiliki satu pertandingan pada tiap babak. Pemenang tiap babak akan melaju hingga ke final.
Jika pertandingan berakhir imbang, maka pertandingan akan dijadwalkan ulang di markas tim yang bertandang di laga pertama. Apabila dalam waktu normal pertandingan ulang belum menemukan pemenang, maka permainan akan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu dan adu penalti jika dibutuhkan. Artinya, klub tidak boleh mengalami kekalahan untuk meraih gelar juara.
Piala FA yang melibatkan berbagai strata Liga Inggris menjadi kesempatan bagi klub kecil untuk menghadapi kekuatan besar di Premier League. Sering terjadi, sebuah klub liga teratas Inggris dikalahkan tim yang kastanya berada di bawah mereka. Seperti yang dialami Aston Villa saat dikalahkan tim liga kasta keempat di Inggris, Stevenage, pada 2022/2023.
Hasil yang mengejutkan itu menjadi suguhan yang menarik selama gelaran Piala FA. Pemain dari klub kecil memiliki motivasi untuk melawan tim yang lebih besar. Meskipun harus mengalami kekalahan, pemain tersebut memiliki pengalaman bertanding dengan klub kasta tertinggi Liga Inggris.
Kennington Oval adalah stadion pertama yang menjadi lokasi final Piala FA. Barulah sejak 1922/1923, final Piala FA diadakan di Wembley. Lokasi final Piala FA sempat dipindah ke Millenium saat Wembley direnovasi.
Dilansir National Football Museum, Wembley dijuluki sebagai Home of English Football. Stadion yang diresmikan Raja George V ini disebut sebagai tempat yang sakral bagi sepak bola Inggris. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah pembangunan stadion yang ditujukan untuk kepentingan Kerajaan Inggris
Sejak 2007/2008, semifinal Piala FA juga diadakan di Wembley. Dilansir Economic Times, alasan yang melatarbelakangi kebijakan baru ini adalah faktor finansial. Stadion berkapasitas 90.000 kursi tersebut akan menghasilkan keuntungan yang besar dari kehadiran penonton.
Selain memiliki tradisi panjang, Piala FA menghadirkan pertandingan yang melibatkan klub populer di Inggris. Hal tersebut menjadikan turnamen ini memiliki daya tarik bagi penikmat sepak bola.