Simbol Pemain Terbaik, Ini 8 Fakta Unik Ajang Ballon d'Or

Mungkin banyak dari kamu yang tidak familiar dengan Blackpool. Kiprah klub Inggris ini memang tidak terlalu mentereng, apalagi dibandingkan tim raksasa semacam Liverpool. Berdiri pada tahun 1887, prestasi terbaik The Seasiders sejauh ini cuma trofi FA Cup musim 1952/1953.

Namun, tahu tidak kalau pemenang pertama Ballon d'Or adalah pemain Blackpool? Yup, Stanley Matthews meraih trofi ketika ajang ini diselenggarakan perdana tahun 1956. Kala itu, pemain sayap Blackpool ini mengalahkan duo Real Madrid, Alfredo Di Stefano, dan Raymond Kopa.

Hingga detik ini, Lev Yashin masih menjadi satu-satunya penjaga gawang yang mampu merebut trofi Ballon d'Or. Itu dilakukannya pada tahun 1963 silam dengan menyisihkan jagoan AC Milan, Gianni Rivera, dan Jimmy Greaves dari klub Tottenham Hotspur.

Penjaga gawang asal Uni Soviet ini memang sangat tenar pada dekade 1950 hingga 1960-an. Kala itu, ia tidak cuma hebat bersama Dynamo Moscow, tetapi juga negaranya. Yashin pernah mengantarkan Uni Soviet meraih medali emas Olimpiade 1956 dan Piala Eropa 1960.

Jika Lev Yashin merupakan satu-satunya kiper yang merebut Ballon d'Or, maka George Weah hingga detik ini masih menjadi satu-satunya pemenang asal Afrika, yakni pada 1995. Mantan striker AC Milan ini juga pemain non-Eropa pertama yang merebut trofi bergengsi tersebut.

Nama Weah pertama kali bersinar saat membela dua klub Prancis, AS Monaco dan Paris Saint-Germain. Popularitasnya berlanjut kala pindah ke AC Milan pada tahun 1995. Di klub tersebut, pemain Liberia ini dua kali merebut titel Serie A, yakni musim 1995/1996 dan 1998/1999.

Penyerang internasional Brazil, Ronaldo Luiz Nazario da Lima, tercatat dua kali merebut Ballon d'Or, yakni pada tahun 1997 dan tahun 2002. Yang unik, dua gelar tersebut diraih mantan juru gedor Barcelona ini kala dia membela dua klub yang berbeda dalam satu tahun.

Pada tahun 1997, Ronaldo memperkuat El Barca, sebelum akhirnya pindah ke Inter Milan. Sementara itu, pada tahun 2002, ia berseragam Inter Milan, lalu hijrah ke Real Madrid selepas gelaran Piala Dunia saat dia tampil superior dan membawa Brasil menjadi kampiun.

Nama Jimmy Greaves mungkin masih asing di telinga fans bola kekinian. Namun, mantan penyerang ganas timnas Inggris itu punya catatan yang cukup unik. Ia pernah masuk nominasi Ballon d'Or 1961 saat memperkuat tiga klub yang berbeda dalam satu tahun.

Greaves mulanya memperkuat Chelsea pada 1957. Kemudian, pada musim panas 1961, ia setuju hijrah ke Italia untuk membela AC Milan. Cuma setengah musim di Negeri Pizza, Greaves pulang kampung ke Inggris pada Desember 1961 untuk memperkuat Tottenham Hotspur.

Sebagai tim papan atas Liga Inggris, talenta pemain Manchester United memang pantas diakui. Hal itu dibuktikan dengan setidaknya empat pemain The Red Devils yang mampu merebut trofi Ballon d'Or atau yang paling banyak dibandingkan klub Liga Inggris lainnya.

Denis Law menjadi pemain pertama Manchester United yang memenangkan trofi pada 1964. Dua tahun kemudian, giliran Bobby Charlton yang merebutnya. Setelah itu, George Best menjadi yang terbaik pada 1968. Terakhir adalah Cristiano Ronaldo yang memenangkannya tahun 2008.

Sebelum menentukan pemenang Ballon d'Or, biasanya akan dipilih tiga pemain untuk menempati tiga nominasi teratas. Nah, dalam aturan tersebut, ada tiga kali kesempatan ketika semua nominasi teratas diisi oleh pemain yang berasal dari negara yang sama.

Pada 1972, Jerman mengirim Franz Beckenbauer, Gerd Mueller, dan Gunter Netzer. Talenta Jerman kembali merajai lewat Karl-Heinz Rummenigge, Paul Breitner, dan Bernd Schuster pada 1981. Lalu, giliran tiga pemain Belanda mengisi slot nominasi pada Ballon d'Or edisi 1988.

Tiga nominasi teratas Ballon d'Or juga sempat diisi pemain dari klub yang sama. Marco van Basten, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard dari AC Milan melakukannya pada 1988. Setahun berikutnya, giliran Marco van Basten, Franco Baresi, dan Frank Rijkaard, juga dari Il Diavolo.

Selang 21 tahun kemudian, tiga bintang Barcelona menjadi tiga nominasi teratas Ballon d'Or edisi 2010. Kala itu, Lionel Messi mampu mengungguli dua rekannya, Andres Iniesta dan Xavi Hernandez yang sebenarnya sukses membawa Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010.

Biasanya digelar menjelang tutup tahun, penghargaan Ballon d'Or memang selalu dinantikan, tidak hanya oleh nominator, tetapi juga penggemar sepak bola di seluruh dunia. Bahkan ketika pemenang ajang ini mungkin tidak sesuai ekspektasi publik.