Piala FA merupakan salah satu kompetisi sepak bola domestik yang berada di Inggris. Menjadi yang tertua di dunia, kompetisi ini memiliki format sistem gugur yang pertama kali diselenggarakan pada musim 1871/1872.
Sudah dilangsungkan selama 150 tahun dan beberapa pertandingan terjadi jauh sebelum kita lahir, berikut ini 10 final Piala FA yang paling sulit untuk dilupakan sepanjang sejarah. Check this out!
Final Piala FA tahun 2014 antara Arsenal vs Hull City berlangsung sangat dramatis. The Gunners yang berambisi mengakhiri puasa gelar mereka, secara mengejutkan tertinggal 0-2 dari The Tigers hanya delapan menit setelah pertandingan dimulai.
Tidak panik, Arsenal yang kala itu masih diasuh oleh Arsene Wenger berhasil menipiskan skor lewat gol dari Santi Cazorla di menit ke-17. Pada menit ke-71, Laurent Koscielny berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Saat laga sepertinya akan berlangsung ke drama adu penalti, Aaron Ramsey berhasil mencetak gol kemenangan di babak perpanjangan waktu menit ke-109.
Final Piala FA tahun 2006 mempertemukan Liverpool melawan tim kuda hitam, West Ham United, di Millenium Stadium Cardiff. The Hammers secara mengejutkan unggul 0-2 terlebih dahulu sebelum disamakan menjadi 2-2 oleh The Reds.
Di menit ke-64, Paul Konchesky kembali membuat West Ham unggul setelah bola masuk ke bagian belakang gawang Pepe Reina. Steven Gerrard menjadi pahlawan Liverpool di laga ini setelah tembakan sejauh 30 yard dari sang kapten membuat skor kembali sama kuat 3-3 di menit ke-91.
Tidak ada gol lagi yang tercipta di babak perpanjangan waktu sehingga membuat pertandingan harus dilanjut ke babak adu penalti. Tiga dari empat eksekutor West Ham gagal menjalankan tugasnya dan Liverpool pun berhasil menang 3-1.
Arsenal dan Manchester United merupakan dua klub pemegang gelar Piala FA terbanyak. The Gunners total sudah mengumpulkan 14 trofi, sementara The Red Devils mengumpulkan 12 trofi. Pertemuan keduanya dalam final Piala FA tahun 1979 merupakan salah satu yang terbaik.
Saat itu, Arsenal unggul 2-0 hingga menit ke-85 sebelum drama akhirnya benar-benar tersaji. Manchester United berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 lewat gol di menit ke-86 dan menit ke-88. Namun, drama belum selesai begitu saja. The Gunners kembali unggul semenit berselang lewat gol dari Alan Sunderland.
Menjadi salah satu kekuatan menakutkan di periode 1980-an, Liverpool dinilai akan menang mudah atas lawannya di final Piala FA 1988, Wimbledon FC. The Reds yang pada tahun tersebut sudah mendapatkan gelar Liga Inggris, diprediksi akan melengkapi trofi mereka dengan gelar Piala FA.
Namun, secara mengejutkan The Reds harus kalah tipis 1-0 dari The Dons dalam laga yang berlangsung di Wembley Stadium. Sundulan di babak pertama dari Lawrie Sanchez sudah cukup untuk memberi kemenangan mengejutkan Wimbledon FC.
Tottenham Hotspur menjadi favorit dalam gelaran final Piala FA tahun 1987 melawan Coventry City. Saling berbalas gol sehingga skor berubah menjadi 2-2, drama sebenarnya terjadi di masa injury time.
Gary Mabbutt mencetak gol bunuh diri menyakitkan di menit ke-96 yang memberi kemenangan sensasional 3-2 untuk The Sky Blues.
Leeds United merupakan salah satu klub paling dominan pada periode 1970-an. Finis di posisi kedua Liga Inggris dan memenangkan Piala FA tahun 1972, The Whites diprediksi akan mempertahankan mahkota juara Piala FA mereka pada tahun 1973.
Namun, yang terjadi adalah mereka kalah mengejutkan dari klub divisi dua, Sunderland, dalam laga final yang disaksikan sekitar 100.000 penonton di Wembley Stadium. Ian Porterfield menjadi pahlawan lewat golnya di menit ke-32.
Final Piala FA tahun 1981 yang mempertemukan Manchester City dan Tottenham Hotspur berlangsung sangat sengit sehingga harus dilangsungkan sebanyak dua kali. Ya, kedua tim hanya bermain imbang 1-1 sehingga membuat laga final harus diulang beberapa hari setelahnya.
Dalam laga replay, The Lilywhites berhasil mengalahkan The Citizens dengan skor tipis 3-2 lewat dua gol dari Ricky Villa dan Garth Crooks.
Perjalanan Crystal Palace ke final Piala FA 1990 merupakan salah satu yang paling berkesan sepanjang sejarah. Bertemu Manchester United dalam laga puncak, Palace bermain spartan dan pantang menyerah.
Skor berlangsung 2-2 sehingga laga harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. The Eagles berhasil mencetak gol lewat Ian Wright di menit ke-92 sebelum Mark Hughes kembali menyamakan skor di menit ke-113. Hasil ini mengirim keduanya menuju laga replay yang akhirnya dimenangkan The Red Devils dengan skor tipis 1-0.
Bentrokan Everton dengan rival sekota, Liverpool, pada final Piala FA tahun 1989 memberikan kesan tak terlupakan untuk para suporter. Keduanya bertemu di Wembley Stadium lima minggu setelah tragedi Hillsborough yang menewaskan 96 suporter The Reds.
Derby Merseyside ini berlangsung ketat sejak John Aldridge mencetak gol di menit ke-4 untuk Liverpool. Gol ini kemudian disamakan oleh gol Andrew McCall menit ke-90. Di babak perpanjangan waktu, laga semakin seru setelah kedua tim saling berbalas gol. Akhirnya, The Reds menang 3-2 dan mendapatkan gelar Piala FA keempat mereka.
Seperti yang telah disebutkan, mungkin ada beberapa final dalam daftar ini yang terjadi jauh sebelum kita lahir. Salah satunya adalah laga antara Blackpool vs Bolton Wanderers pada tahun 1953.
Gol dari Nat Lofthouse, Willie Moir, dan Eric Bell dari Bolton Wanderers dibalas lewat hattrick Stan Mortensen untuk Blackpool. Setelah pertandingan sepertinya akan berlangsung ke babak perpanjangan waktu, Bill Perry menjadi pahlawan The Seasiders lewat golnya di menit ke-92.
Itulah 10 final Piala FA yang paling sulit untuk dilupakan sepanjang sejarah. Diselimuti dengan banyak drama, menurutmu, mana final Piala FA yang paling berkesan?