Gabung Arsenal, Karier 5 Pemain Ini Mengalami Penurunan yang Drastis

Para pendukung Arsenal terlihat sangat senang ketika klub kebanggaanya mendatangkan Shkodran Mustafi pada musim panas 2016. Bek asal Jerman ini saat itu diboyong dari Valencia dengan harga 41 juta euro atau setara dengan Rp716 miliar. Nominal itu membuat Mustafi menjadi bek termahal yang pernah didatangkan The Gunners hingga saat ini.

Mustafi sendiri memang tampil sangat menjanjikan bersama Valencia dan tim nasional Jerman pada Piala Dunia 2014. Oleh karena itu, tak mengherankan jika harganya tergolong cukup besar.

Ketika itu Mustafi diharapkan mampu membuat lini pertahanan The Gunners semakin solid. Sayangnya, ia justru kerap kali membuat kesalahan dan blunder yang fatal. Alhasil, ia beberapa kali mendapatkan kritikan dari para pendukung Arsenal. Kemudian, ia meninggalkan Arsenal pada bursa transfer musim dingin lalu dengan status bebas transfer.

Mathieu Debuchy merupakan salah satu pemain kunci dalam skuad Newcastle United musim 2012/2013. Performa impresinya saat itu membuat Arsenal merekrutnya pada bursa transfer musim panas 2014. Pemain yang beroperasi sebagai bek sayap ini saat itu digaet dengan biaya sebesar 15 juta euro atau setara dengan Rp262 miliar.

Debuchy ketika itu diharapkan mampu memberikan persaingan dan pengalamannya kepada Hector Bellerin yang jauh lebih muda. Namun, pemain asal Prancis itu justru kesulitan untuk menembus posisi reguler di Arsenal. Selama 4 musim di Arsenal, sang pemain hanya mampu membukukan 30 pertandingan. Karena tampil tak sesuai ekspektasi, ia kemudian dilepas secara gratis ke Saint-Etienne pada musim dingin 2018.

Denilson memulai kariernya pertama kali di Eropa dengan bergabung bersama Arsenal. Pemain asal Brasil ini direkrut oleh The Gunners dari Sao Paulo pada bursa transfer musim panas 2006. Usia sang pemain saat itu masih 18 tahun dan dibeli sebesar 5 juta euro atau setara dengan Rp87 miliar.

Denilson ketika itu diharapkan mampu menjadi penerus Tomas Rosicky dan Gilberto yang sudah tidak lagi muda. Di awal kariernya berseragam Arsenal, Denilson tampil cukup menjanjikan di lini tengah. Namun, kemunculan Jack Wilshere, Samir Nasri, dan Alex Song membuat jatah bermain Denilson sangat berkurang. Sempat dipinjamkan lagi ke Sao Paulo pada musim panas 2011, sang pemain kemudian dilepas secara gratis ke klub lamanya tersebut pada tahun 2013.

The Gunners mendatangkan Marouane Chamakh dengan status bebas transfer pada musim panas 2010. Akan tetapi, penyerang asal Maroko tersebut tidak pernah menunjukkan performa terbaiknya bersama The Gunners. Dari 44 pertandingan di semua kompetisi, sang pemain hanya mampu menciptakan 11 gol di musim debutnya.

Dalam satu setengah tahun berikutnya, Chamakh hanya mampu menciptakan tiga gol bagi Arsenal. Arsene Wenger saat itu memutuskan untuk meminjamkan sang pemain ke West Ham United pada musim dingin 2013. Tak kunjung menemukan performa terbaiknya, Chamakh kemudian dijual ke Crystal Palace pada akhir musim. Bersama klub itu, sang pemain total menghabiskan tiga musim. Namun, ia hanya mampu menciptakan 10 gol dalam 66 pertandingan.

Dimasukkannya Mesut Ozil dalam daftar ini kemungkinan akan mengejutkan beberapa pihak. Itu karena pemain Jerman ini menikmati karier yang sebenarnya cukup baik di klub sebelum akhirnya dipisahkan dari tim utama. Ozil sendiri direkrut Arsenal dari Real Madrid dengan harga 47 juta euro atau setara dengan Rp821 miliar pada musim panas 2013.

Setelah tiba di London, Ozil berhasil membawa Arsenal meraih tiga gelar Piala FA dan membantu tim mengakhiri paceklik trofi selama sembilan tahun. Meski sekilas menunjukkan performa yang apik, penampilan Ozil sebenarnya tidak terlalu konsisten selama tujuh tahun di Stadion Emirates. Ia beberapa kali kerap dikritik karena jarang sekali mau membantu tim saat bertahan. Masa-masa terakhir Ozil di Arsenal terasa pahit karena ia dibekukan dari tim utama oleh Mikel Arteta selama enam bulan sebelum akhirnya dilepas ke Fenerbahce pada Januari lalu.

Itulah lima pemain yang kariernya menurun setelah bergabung dengan The Gunners. Setelah meninggalkan Arsenal, mereka juga tak mampu lagi menemukan performa terbaiknya.