Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gugur di Delapan Besar, Pelatih Korsel Sesalkan Penyelesaian Akhir

the-afc.com

Label favorit nyatanya tak serta merta menjadi jaminan tim dengan kualitas mentereng bisa melenggang mudah ke podium juara. Kredo lama tersebut dibuktikan oleh Qatar si kuda hitam yang membekuk Korea Selatan. Mereka kandas dengan skor tipis 0-1 saat bertemu di Stadion Zayed Sports City Abu Dhabi pada Jumat (25/1/2019) lalu.

Dalam sesi jumpa pers selepas laga rampung, pelatih kepala Korsel yakni Paulo Bento mengakui jika kekalahan ini adalah buntut dari masalah agresifitas di depan gawang. Buruknya rataan konversi kesempatan emas menjadi gol, yang membayangi sejak fase penyisihan grup, ternyata menjadi bumerang.

1. Korea Selatan disebut kurang garang di depan gawang lawan oleh pelatih sendiri

the-afc.com

"Pertandingan cukup berimbang dan kami berusaha mendominasi seperti biasanya. Jika diingat lagi, memang hanya ada beberapa peluang diciptakan, namun jumlahnya pun lebih banyak dari lawan. Saya sepakat bahwa kami tidak seefektif yang seharusnya. Kami tersingkir sebab kurang efisien dalam maksimalkan peluang," pungkas Bento seperti dilansir laman the-afc.com.

Tanda-tanda seret produktivitas sejatinya sudah terlihat sejak awal kejuaraan. Bersua tim sekaliber Filipina dan Kirgizstan, Taeguk Warriors hanya sanggup mencetak sebiji gol. Son Heung-min dkk total mengoleksi 6 gol, kalah jika dibandingkan dengan sesama kontestan Grup C yakni Cina yang bukukan 7 angka.

2. Felix Sanchez, pelatih Qatar: "Semifinal adalah pencapaian bersejarah."

the-afc.com

Meski kalah, eks juru taktik timnas Portugal tersebut turut layangkan pujian ke tim lawan yang disebut layak keluar sebagai juara. "Qatar adalah tim dengan organisasi permainan yang baik. Sejumlah pemain mereka bahkan punya keterampilan teknis mumpuni," tukas pria yang baru lima bulan mengasuh Son Heung-min cs.

Sementara itu, Felix Sanchez dari kubu Qatar menyebut keberhasilan menembus babak semifinal sebagai 'pencapaian bersejarah'. Sejak berpartisipasi pada Piala Asia 1980, wakil negeri kaya minyak baru kali ini melaju terlampau jauh. Sebelumnya, prestasi terbaik The Maroons dalam helatan tingkat benua adalah perempat final edisi 2000 dan 2011.

3. Tekad The Maroons membawa pulang trofi bukan lagi mimpi di siang bolong

the-afc.com

"Para pemain paham betapa pentingnya melalui laga demi laga dengan kemenangan. Hari ini melaju selangkah lebih jauh. Kami tentu akan merayakan keberhasilan ini, tetapi masih ada pertandingan yang lebih penting sudah menunggu. Persiapan bakal segera dilakukan tanpa menunggu lama," papar Sanchez dalam kesempatan terpisah.

Intinya, Hassan Al-Haydos beserta kolega enggan terlena lebih lama. Jika kejutan belum surut, membawa pulang trofi bukan mimpi di siang bolong. Namun masih ada sepasang anak tangga yang wajib dilewati jika ingin meraih status penguasa Asia. Partai krusial kontra tuan rumah Uni Emirat Arab di Stadion Zayed Sports City Al Ain, Selasa (29/1/2019) mendatang, jadi rintangan pertama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us