Harinya Tim Tamu pada Matchday Kedua Fase Grup Liga Europa 2025/2026
- Dinamo Zagreb menggeser Panathinaikos dari puncak klasemen
- Empat tim menjaga kesempurnaan berkat kemenangan di kandang lawan
- Real Betis dan Ferencvaros belum kalah dan sudah meraih empat poin
Fase grup Liga Europa 2025/2026 melangsungkan matchday kedua pada Kamis (2/10) malam waktu setempat. Sebanyak 36 tim saling berduel dalam 18 laga yang digelar di berbagai negara. Hasilnya beragam, tetapi ada sebuah fenomena unik yang terjadi. Hari itu bisa dibilang sebagai harinya tim tamu.
Pasalnya, ada sembilan tim tamu yang berhasil meraih kemenangan. Sisa 8 laga dimenangi tuan rumah, sedangkan 1 partai berakhir imbang. Sejumlah perubahan pun terjadi pada klasemen sementara karena kemenangan para tim tamu tersebut. Berikut ini ulasannya.
1. Dinamo Zagreb menggeser Panathinaikos dari puncak klasemen
Klasemen sementara fase grup Liga Europa 2025/2026 kini dipimpin Dinamo Zagreb. Raksasa Kroasia itu merebut posisi teratas dari Panathinaikos usai menang di markas Maccabi Tel Aviv. Sempat kebobolan duluan, Dinamo berbalik unggul dan menang 3-1. Dinamo pun sukses memenangi dua laga pertama mereka.
Panathinaikos sendiri tergusur dari puncak klasemen karena kalah dari Go Ahead Eagles. Seperti Dinamo, Go Ahead Eagles melakukan comeback di markas lawan. Go Ahead Eagles menang 2-1 setelah tertinggal berkat brace Milan Smit. Dua gol Smit adalah hasil assist bek sayap Indonesia, Dean James.
Gol-gol Milan Smit dan kemenangan atas Panathinaikos ternyata menjadi sejarah baru bagi Go Ahead Eagles. Itu adalah gol sekaligus kemenangan pertama mereka di kompetisi Eropa. Hasil tersebut juga mengangkat posisi Go Ahead Eagles ke peringkat 15 klasemen. Mereka mengoleksi tiga poin dalam dua laga.
2. Empat tim menjaga kesempurnaan berkat kemenangan di kandang lawan
Di bawah Dinamo Zagreb, ada enam klub lain yang juga masih sempurna dalam dua laga awal fase grup. Empat di antaranya menang di kandang lawan pada matchday kedua. Salah satunya Midtjylland, klub asal Denmark. Mereka unggul 3-2 di markas Nottingham Forest dan kini menempati peringkat kedua klasemen.
Aston Villa dan SC Braga berturut-turut mengisi posisi di bawah Midtjylland. Keduanya sama-sama baru menang 2-0 di kandang lawan. Aston Villa berjaya di markas raksasa Belanda, Feyenoord. Sementara, SC Braga unggul atas Celtic FC.
Satu klub lagi adalah LOSC Lille, yang mengalahkan AS Roma 1-0 di Stadio Olimpico. Pertandingan itu sempat diwarnai drama penalti yang didapat AS Roma jelang akhir laga. Penalti tersebut digagalkan kiper Berke Oezer, tetapi sempat diulang dua kali. Ajaibnya, Oezer menepis semuanya hingga keunggulan Lille bertahan hingga akhir.
3. Real Betis dan Ferencvaros belum kalah dan sudah meraih empat poin
Ada pula dua klub yang sudah meraih empat poin berkat kemenangan di markas lawan pada matchday kedua. Salah satunya Real Betis, yang tertahan 2-2 oleh Nottingham Forest pada laga pertama. Betis memenangi laga kedua di kandang klub Bulgaria, Ludogorets Razgrad, dengan skor 2-0.
Ferencvaros juga memenangi matchday kedua usai bermain imbang pada laga pertama. Wakil Hungaria tersebut membekuk KRC Genk 1-0. Barnabas Varga menjadi satu-satunya pencetak gol pada laga tersebut. Varga lalu sempat berpeluang menggandakan keunggulan timnya, tetapi sepakan penaltinya ditahan kiper lawan.
4. Young Boys beranjak dari peringkat terbawah usai menang di markas FCSB
Satu lagi tim tamu yang menang pada matchday kedua Liga Europa 2025/2026 adalah Young Boys. Raksasa Swiss itu sebelumnya sempat menghuni peringkat terbawah klasemen. Mereka terbantai 1-4 saat menjamu Panathinaikos pada matchday pertama. Namun, Young Boys sukses bangkit justru saat bermain tandang.
Young Boys menang 2-0 di markas FCSB, klub Romania yang dulu dikenal sebagai Steaua Bucuresti. Joel Monteiro menjadi pahlawan Young Boys dengan sumbangsih dua golnya. Dengan hasil tersebut, Young Boys pun beranjak dari posisi buncit. Mereka kini duduk di peringkat 19 dengan tiga poin.
Sembilan tim tamu berjaya pada matchday kedua Liga Europa 2025/2026. Kemenangan mereka menambah greget kompetisi karena tiap laga terbukti tak mudah diprediksi. Akankah fenomena serupa terjadi pada matchday ketiga dan seterusnya?
