Inggris vs Jerman: Potensi Drama Adu Penalti Lagi!

Pada laga terakhir melawan Ceko pada 23 Juni, Inggris terbilang beruntung karena bisa menang. Mengingat, minimnya peluang yang mereka ciptakan selama 90 menit. Hal ini mesti segera dibenahi sebelum meladeni Jerman.

Pelatih Gareth Southgate perlu meyakinkan para pemain agar lebih berani memamerkan teknik individu dan menguasai bola lebih lama. Nama-nama tenar seperti, Raheem Sterling, Phil Foden hingga Jack Grealish seharusnya bisa bermain jauh lebih baik lagi. 

Ketiganya dapat meniru Kalvin Phillips, yang belakangan menuai pujian berkat permainan impresif sewaktu diturunkan sebagai pemain utama. Gelandang yang tampil mengejutkan bersama Leeds United itu mampu bermain lepas sehingga potensi maksimal miliknya bisa tergali secara maksimal.

Selain teknik individu, Inggris juga harus memikirkan skenario adu penalti. Minimnya produktivitas gol mereka menjadikan kans pertandingan berlanjut sampai babak tos-tosan terbuka lebar. 

Khusus penalti, Inggris punya sejarah kurang baik melawan Jerman di Wembley. Kala Piala Eropa 1996, Southgate yang masih menjadi pemain di lapangan harus menelan pil pahit dikalahkan Der Panzer memalui drama adu penalti. Tuan rumah harus kalah 6-5 usai bermain imbang 1-1 dalam durasi 120 menit.

Menariknya, Southgate yang kala itu gagal melakukan sepakan penalti tersebut. Alhasil, laga di Euro 2020 ini bakal menguras emosi sang pelatih saat memimpin anak asuhnya tampil di Wembley, setelah melalui masa sulit 17 tahun.

Namun, Southgate enggan terperangkap dalam kubangan kesedihan masa lalu bersama Inggris. Ia justru ingin laga ini tak dikaitkan dengan sejarah di Piala Eropa 1996.

Menurut dia, kondisi saat ini sudah berbeda. Dia tak suka dengan psywar yang kembali mengaitkan Inggris dengan trauma masa lalu.

“Kami telah merobohkan sejarah itu selama tiga atau empat tahun terakhir. Saya pikir itu adalah pola pikir kami, bahwa kami tidak masalah dengan apa yang telah terjadi sebelumnya,” ujar pelatih berusia 50 tahun itu dikutip dari laman resmi UEFA. 

Southgate pun percaya, sejarah baru bakal berhasil dibuat anak asuhnya. Ia menanamkan kepada pemain tak perlu takut jika laga harus diakhiri dengan drama adu penalti. Sebab, itu merupakan tantangan yang membuat Inggris terus membuat prestasi.

“Kami harus melihatnya sebagai suatu tantangan daripada takut akan hal itu (sejarah kelam). Saya berpikir, keberanian yang kami pegang sebagai sebuah tim dan kesempatan yang ada bisa adalah kesempatan besar. Itulah bagaimana para pemain melihatnya menghadapi Jerman,” bebernya.

Tak bisa dipungkiri, Jerman tetaplah tim kuat spesialis turnamen. Southgate tetap harus mewaspadai calon lawannya itu. 

“Meskipun saya mendengar banyak pembicaraan negatif mengenai mereka (Jerman), saya lihat sebaliknya. Mereka secara taktik mengetahui cara bermain dan tampil dengan kerja sama apik di lapangan. Kami merasa pertandingan nanti sangat sulit,” ujar dia.

Jerman pun sudah harus bersiap menghadapi skenario adu penalti. Hal itu sangat penting meski tak bisa dimungkiri pemenang dalam babak tersebut banyak dipengaruhi faktor hoki. 

Andaikan laga mesti diselesaikan melalui adu penalti, Jerman sedikit berada di atas angin lantaran lebih berpengalaman menghadapi situasi semacam ini di turnamen besar (Piala Eropa dan Piala Dunia). Tahun lalu pun Italia merasakan keganasannya.

Nama-nama pemain seperti Thomas Mueller, Toni Kroos, Mats Hummels bakal diandalkan pengalamannya untuk jadi algojo. Sementara, Manuel Neuer jadi tembok kokoh yang bakal menjadi kunci jika adu tos-tosan terwujud dalam duel panas tersebut.

Namun, apakah pemain muda yang mayoritas dibawa Joachim Loew siap menghadapi itu? Tampaknya masih jadi tanda tanya. Mereka sebagian besar merupakan wajah baru yang belum pernah merasakan beban berat saat menjalani babak adu penalti.

Loew pun berusaha sebisa mungkin mencuri gol untuk bisa meraih kemenangan. Itu jadi cara termudah agar timnya bisa melanjutkan aksinya di Piala Eropa. Namun, Inggris sedikit diuntungkan karena main di Wembley. 

“Kerahkan semuanya atau sama sekali tidak dapat apa-apa mulai dari sini. Penampilan kami memang tak menentu, tetapi kami tahu bahwa kami bisa menjadi kuat jika kami berhasil mendapatkan beberapa hal dengan benar di lapangan. Jika tidak, itu akan sulit bagi kami,” ujar Loew.

Walau dibumbui sejarah menyakitkan, duel Inggris melawan Jerman tak bisa disamakan dengan masa lalu. Kedua tim punya keunggulan masing-masing yang bisa dimanfaatkan untuk bisa menang dalam duel nanti.

Kandang Inggris adalah lapangan yang selalu menciptakan sejarah baru. Duel nanti diprediksi berjalan dengan penuh drama.