Kata 'benci' mungkin berlebihan. Namun, tidak suka dan iri adalah dua hal yang berbeda. Tipis, tapi tetap berbeda. Aku tidak suka dengan klub yang selalu diagung-agungkan ketika sejumlah hal buruk tetap ada pada mereka. Barcelona FC yang bermarkas di Camp Nou, Barcelona, Spanyol ini punya berbagai keburukan yang membuat aku dan nampaknya banyak orang tidak suka.
Ini alasan kenapa aku tidak suka Barcelona.
Tidak mau keluar dari zona nyaman, itu istilah lainnya. Mereka takut kehilangan keseimbangan tim bila keluar dari zona nyaman. Tidak heran tim ini membosankanya. Memang menang, tapi mana thrill, mana deg-degannya ketika melihat tim kita mencoba hal baru.
Masih ingat dua hands ball dari Pique dan Eto'o pada semi final Liga Champions musim 2008/2009 ketika Barcelona menghadapi Chelsea? Pada laga leg kedua di Stanford Bridge, London Inggris itu, terlihat bagaimana wasit berat sebelah terhadap anak asuh Pep Guardiola, saat itu.
Dua hands ball dalam kotak penalti tidak diakui oleh para wasit. Hal ini menunjukkan salah satu ketidakadilan bagi para lawan, tapi justru keuntungan besar untuk Barcelona.
Memang tidak semua pemain bisa bermain bersih. Tidak semua pemain Barcelona melakukan hal serupa. Namun, dikutip dari Four Four Two, dalam sesi latihan Barcelona, terdapat sesi untuk melakukan diving atau pura-pura jatuh dan dilanggar. Hal tersebut yang ditunjukkan oleh pemain mereka, Sergio Busquets.
Tidak semua fans mereka, tapi ada yang istilahnya 'baru paham bola' justru ikut-ikutan mendukung Barcelona. Alasannya? Barcelona adalah tim paling sukses di dunia dan harus jadi fans mereka. Barcelona adalah tim kuat dengan Lionel Messi dan Luis Suarez yang tidak bisa dikalahkan tim lain. Para fans karbitan ini akan pergi nantinya ketika La Masia tak lagi mencetak pemain bagus dan uang mereka habis.
Pemain terbaik dunia. Label tersebut memang jadi rebutannya Messi dengan Cristiano Ronaldo, tapi jujur saja, tidakkah berlebihan ketika Messi yang tampil jelek di timnas tetap harus meraih gelar tersebut? Messi kehilangan sentuh magis tanpa passing cantik Iniesta, Neymar ataupun Rakitic.
Tidak lagi, ya strategi itu bukanlah yang terbaik. Para fans selalu mengingat Pep Guardiola dan sentuhan tiki takanya. Hal serupa memang ditunjukkan Luis Enrique yang notabene rekan setim Pep dulu semasa bermain. Anehnya, para fans justru menganggap cara Barcelona adalah satu-satunya yang terbaik. Tanpa Xavi sekarang atau Messi nantinya, benar-benarkah bisa terwujud?
Mereka sudah mendapat teguran dan hukuman dari FIFA terkait pembelian pemain di bawah umur. Memang secara teknik Barcelona masih bisa membeli pemain muda sesuka hati mereka, hanya saja tidak bisa didaftarkan sebagai pemain resmi tim. Mereka seolah tidak pernah lelah melakukan pelanggaran yang sama. Kenapa? Apakah FIFA juga tidak berani beri hukuman lebih lanjut?
Pada akhirnya memang harus diakui Barcelona dapat mencetak pemain baik melalui La Masia. Pabrik tersebut seolah punya 'bumbu' dan 'ramuan' rahasia yang dimasukkan serta didoktrin ke dalam pemain muda mereka. Namun, aku tetap menghormati mereka sebagai sebuah tim besar. Sebuah tim yang tidak hanya memberi rasa benci, tapi juga prestasi.