Inilah 5 Fakta, Bukti Toni Kroos Adalah sang Penyelamat Jerman

Tak banyak yang tahu jika Toni Kroos dijuluki sebagai 'Garcon' atau sang pelayan oleh para pundit sepak bola. Hal ini berawal dari Piala Dunia 2014 saat Jerman berhasil mengalahkan Portugal 4-0.

Pada laga tersebut, Thomas Mueller tampil luar biasa dan berhasil mencetak hat-trick. Namun itu semua tak akan terjadi tanpa servis luar biasa Toni Kroos. Pada laga tersebut, dia melakukan 76 umpan sukses dari 79 percobaannya. Artinya dia memiliki 96% pass completion rate. Berkat penampilan luar biasanya tersebut, Kroos pun diberi julukan 'Garcon'.

Roland Kroos merupakan ayah dari Felix dan Toni Kroos. Uniknya, ayahnya tersebut pada awalnya merupakan seorang wrestler profesional, yang kemudian berganti karier menjadi pelatih sepak bola.

Dan itu semua dimulai dengan menjadi pelatih bagi dua anaknya di Greifswalder SC. Toni Kroos sendiri dipercayai mampu menjadi pemain hebat bukan karena bakat alami. Melainkan melalui kerja keras yang telah diajarkan oleh ayahnya.

Setiap pemain sepak bola tak terkecuali pemain bintang seperti Toni Kroos pasti memiliki idolanya sendiri. Bagi Kroos, pemain idolanya adalah mantan pemain Werder Bremen asal Prancis, Johan Micoud. Bahkan jersey pertama yang dia miliki bertuliskan nama pemain idolanya tersebut.

Micoud berposisi sebagai gelandang, sama dengan posisi Toni Kroos. Ketenangannya dalam menguasai bola menjadi inspirasi bagi style bermain Toni Kroos hingga saat ini.

Toni Kroos merupakan pemain terhebat yang dimiliki Jerman saat ini. Hal ini sudah tercermin di awal kariernya saat dia mulai bergabung bersama Bayern Muenchen di usianya yang masih 16 tahun.

Hebatnya lagi, setahun kemudian dia berhasil masuk tim utama the Bavarian dan mencetak rekor sebagai pemain termuda yang pernah bermain untuk Bayern Muenchen, yaitu pada usia 17 tahun 8 bulan 22 hari.

Pada laga pertamanya, dia berhasil memberikan 2 assist setelah bermain menggantikan Ze Roberto dan memberikan kemenangan 5-0 menghadapi lawannya.

Tahun 2014 bisa disebut sebagai tahun tersukses Toni Kroos sepanjang karier sepak bolanya. Di tahun tersebut dia berhasil membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil.

Tak hanya itu, tahun itu pun menjadi tahun terakhirnya membela Bayern Muenchen.

Dia mengakhirinya dengan manis karena berhasil memberikan dua gelar perpisahan. Yaitu gelar Bundesliga dan DFB Pokal.

Hijrah ke Real Madrid pada tahun 2014, di musim pertamanya tersebut dia kembali mampu meraih dua gelar prestisius, yaitu UEFA Super Cup dan FIFA Club World Cup. Kini bersama Real Madrid, dia berhasil kembali mencetak rekor dengan membawa sang klub menjuarai Liga Champions tiga kali berturut-turut. Luar biasa bukan?