La Masia adalah akademi penghasil talenta-talenta muda Barcelona. Banyak bintang besar yang bermula dari akademi ini, salah satunya Lionel Messi.
Meski begitu, tidak semua lulusan La Masia berhasil menjadi pemain andalan Barcelona. Banyak juga pemain didikan mereka yang justru lebih sukses bersama klub lain. Lima jebolan akademi Barcelona yang bersinar bersama klub lain ini contohnya.
Mauro Icardi bergabung dengan Akademi Barcelona saat berusia 15 tahun. Ia menimba ilmu pada 2008—2011. Bahkan, Icardi tampil mengesankan saat memperkuat tim U-16 dan U-19 Barcelona.
Icardi memutuskan untuk pindah ke Italia. Ia memperkuat Sampdoria demi melanjutkan karier profesionalnya.
Mauro Icardi sendiri mulai bersinar saat membela Inter Milan. Ia menjadi striker paling produktif di Serie A Italia selama beberapa musim.
Pemain asal Argentina tersebut dua kali menjadi top skor pada 2014/2015 dan 2017/2018. Kini, Mauro Icardi memperkuat klub raksasa Turki, Galatasaray, setelah membela Paris Saint-Germain (PSG).
Adama Traore memulai kariernya bersama Barcelona melalui akademi La Masia. Setelah menimba ilmu di sana, ia mendapat kesempatan debut dengan tim utama Barcelona.
Setelah debutnya, ia justru jarang mendapat kesempatan bermain. Akhirnya Traore memutuskan untuk bergabung dengan Aston Villa demi mendapat menit bermain yang cukup.
Traore kemudian berlabuh ke Middlebrough sebelum bergabung dengan Wolverhampton Wanderers. Ia menjadi andalan Wolves selama beberapa musim.
Pada 2021, Barcelona sebenarnya sempat memulangkan Adama Traore dengan status pinjaman selama setengah musim dari Wolverhampton. Selama di Barcelona, ia melakoni 17 pertandingan dan menyumbang 2 assist hingga masa peminjamannya berakhir.
Kontraknya tidak diperpanjang Barcelona, Traore pun kembali ke Wolves. Ia masih di Wolverhampton hingga saat ini.
Mikel Arteta kini dikenal sebagai pelatih Arsenal. Ia kebetulan eks pemain Arsenal.
Meski begitu, Arteta bukan jebolan akademi Meriam London. Ia sebenarnya didikan akademi Barcelona. Bahkan, pernah membela Barcelona B.
Sayangnya, Arteta gagal bersaing menembus tim utama Barcelona. Akhirnya ia memilih hengkang dari sana.
Setelah bergonta-ganti klub, karier Mikel Arteta sebagai pemain melesat saat bergabung dengan Arsenal. Ia juga sempat ditunjuk menjadi kapten kesebelasan dengan mencatatkan lebih dari seratus pertandingan. Ia meraih Piala FA dan Community Shields di Arsenal.
Cesc Fabregas adalah salah satu produk La Masia paling potensial. Namun, Fabregas justru memiliki karier yang gemilang saat memperkuat Arsenal.
Sang pemain menjadi salah satu gelandang terbaik hingga membawa Arsenal pada masa kejayaannya. Fabregas juga membawa Arsenal memenangi Community Shield dan Piala FA.
Cesc Fabregas memutuskan untuk kembali ke Barcelona dan memperkuat mereka selama 3 musim. Setelah itu, ia pindah ke tim asal London lainnya, Chelsea, yang membuat penggemar Arsenal kesal. Kini, Fabregas sendiri memperkuat klub Serie B Italia, Como 1907.
Thiago Alcantara mengawali kariernya di Barcelona saat berumur 14 tahun. Kemampuannya terus meningkat hingga akhirnya dipromosikan ke skuad utama.
Thiago berhasil mencatatkan 100 pertandingan dengan menyumbang 11 gol dan 2 puluh assist dalam kurun waktu 2 tahun. Namun, ia kesulitan bersaing dengan gelandang Barcelona seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets. Ia pun memutuskan bergabung dengan tim raksasa Jerman, Bayern Munich.
Thiago selalu menjadi andalan lini tengah Bayern Munich dengan mengemas 31 gol dan 37 assist dalam 235 pertandingan. Ia baru meninggalkan Munich untuk memperkuat Liverpool setelah dibeli seharga 22 juta euro atau sekitar Rp335 miliar.
La Masia menjadi akademi sepak bola yang paling diperhatikan oleh penggemar sepak bola. Sebab, tidak sembarang orang bisa bergabung dengan akademi ini. Hanya pemain-pemain potensial yang bisa bergabung dengan La Masia yang kemudian disaring untuk menjadi seorang pesepak bola andal.