Meski baru beberapa bulan menangani Tottenham Hotspurs, Jose Mourinho sudah dirumorkan menyesali keputusannya. Klaim ini dilontarkan mantan pemain Arsenal, Paul Merson yang kini bekerja sebagai pundit.
Alasannya adalah performa klub yang tak mengalami perkembangan signifikan dan kebiasaan buruk Jose Mourinho yang terulang. Lalu, benarkah klaim tersebut?
Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih grumpy sepanjang kariernya ketika melatih Real Madrid,Chelsea dan Manchester United. Awal ia melatih Tottenham Hotspurs, itu semua tampak berubah. Mourinho lebih banyak tersenyum.
Namun Paul Merson menilai Mourinho kembali ke karakternya semulanya di Tottenham.
"Dia kembali menjadi Grumpy Mourinho (Mourinho pemarah). Dan saya lihat dia tidak membuat mereka jadi lebih baik. Sama sekali tidak," tulis Merson untuk Daily Star.
"Dia kelihatannya seolah sedang berpikir: 'Apa yang sudah kulakukan datang ke sini?' Anda tak melihat lagi dia high-five dengan ball boy, kan?"
Lebih jauh lagi, Merson menilai jika performa Mourinho di Tottenham tak jauh berbeda saat dirinya menangani Manchester United di musim terakhirnya. Musim 2018/2019 Mourinho hanya meraih tujuh kemenangan dari 17 laga awal Premier League.Sebelum akhirnya dipecat pada 18 Desember 2018.
"Sekarang sepertinya tidak sama lagi. Ini sudah dimulai kembali, kan?."
"Saya rasa dia takkan berhasil di sana (Tottenham). Pertandingan melawan Southampton sama dengan performa dari akhir eranya di Old Trafford," pungkas Merson.
Mourinho didatangkan usai pemecatan Mauricio Pochettino yang dinilai gagaldi musim ini. Ia pun kabarnya hanya ditargetkan agar Tottenham mampu finish di peringkat empat besar, agar mampu bermain di Liga Champions musim depan.
Meski demikian, Spurs masih memiliki peluang di ajang FA Cup dan Liga Champions. Layak untuk dinanti, mampukah Mourinho persembahkan gelar di musim perdananya?
Musim ini Mourinho sudah tampil dalam 19 laga menangani Spurs di semua ajang dengan catatan 10 menang, empat imbang dan lima kekalahan. Saat ini mereka menempati peringkat ke-6 dengan 37 poin. Hanya terpaut empat angka dari Chelsea di posisi ke-4.
Artinya, peluang Tottenham untuk finish di peringkat empat besar sangat terbuka lebar. Saat ini mereka pun sedang onfire usai menangi dua laga terakhir melawan Manchester City dan Southampton.
Saat ini Liga Inggris sedang menjalani winter break. Ini menjadi waktu yang baik bagi anak asuh Mourinho memulihkan energi sebelum kembali menjalani laga-laga berat. Pekan depan mereka akan menjalani tiga laga penting hanya dalam waktu satu pekan.
Lawan-lawannya adalah Aston Villa (16/2), RB Leipzig (20/2) dan Chelsea (22/2). Kemenangan tentunya menjadi harga mati bagi Mourinho jika ingin mencapai targetnya musim ini.
Mampukah ia mewujudkannya?