Kabar Terkini 6 Rekrutan Termahal PSG di Musim Pertama QSI

Tampil impresif dalam dua musim terakhir di Serie A bersama Palermo, Javier Pastore menjadi rekrutan termahal di musim pertama QSI. Playmaker asal Argentina itu diangkut dengan biaya Rp730 miliar.

Ia langsung menjadi pilihan utama untuk mengatur ritme serangan PSG. Selama tujuh musim menjadi pujaan publik Parc des Princes, Pastore sukses mempersembahkan 19 gelar bergengsi untuk PSG.

Ia akhirnya dilepas ke AS Roma pada musim panas 2018 dengan tebusan Rp429 miliar. Kini, pemain berusia 32 tahun itu bermain untuk Elche di LaLiga.

Seperti Pastore, Thiago Motta juga hijrah dari kompetisi Serie A menuju Paris. Ia ditebus pada pertengahan musim 2011/12 dari Inter dengan biaya Rp200 miliar.

Mantan pemain Barcelona itu sukses menjadi andalan di lini tengah dan mampu mencatatkan 231 laga dengan torehan 12 gol dan 18 assist. Selain itu, ia pun berhasil mempersembahkan 18 gelar untuk PSG.

Usai memutuskan gantung sepatu pada tahun 2018, Motta sempat menjabat sebagai pelatih PSG U-19 dan Genoa. Kini ia tengah berjuang mengangkat Spezia yang berada di bibir jurang degradasi Serie A.

Ketajaman Kevin Gameiro bersama Lorient di Ligue 1 membuatnya tak luput dari radar PSG. Pada pembukaan bursa transfer musim 2011/12, mereka pun langsung merekrutnya dengan mahar Rp191 miliar.

Selama dua musim berkostum PSG, striker yang sempat mengecap 13 penampilan untuk Timnas Perancis itu mampu mencetak 23 gol dari 77 pertandingan di semua ajang dan sukses mempersembahkan gelar Ligue 1 musim 2012/13.

Gameiro kemudian memutuskan pergi ke Spanyol setelah kalah bersaing dengan Zlatan Ibrahimovic dan Jeremy Menez. Di sana ia meraih kesuksesan dengan merengkuh 1 Piala Spanyol bersama Valencia serta 4 Europa League bersama Sevilla dan Atletico Madrid.

Musim ini, pemain berusia 34 tahun itu memutuskan mudik ke Perancis dan membela klub profesional pertamanya, Strasbourg, yang berlaga di Ligue 1. Saat melakukan "reuni" ke Parc des Princes pada pekan kedua Ligue 1 Agustus 2021 lalu, ia sukses menjaringkan 1 gol ke gawang mantan klubnya itu.

Jika ditanya siapa salah satu gelandang terbaik yang pernah dimiliki PSG, nama Blaise Matuidi patut dikemukakan. Sejak direkrut dari Saint Etienne dengan tebusan Rp139 miliar pada awal musim 2011/12, ia selalu menjadi pilihan utama di lini tengah PSG.

Selama enam musim berkostum PSG, ia berhasil mempersembahkan total 17 gelar dan mampu menorehkan 33 gol serta 28 assist dari 295 laga di semua kompetisi. Tak hanya itu, kepindahannya ke Juventus pada tahun 2017 lalu membuat PSG meraup untung Rp434 miliar, hampir empat kali lipat dari biaya saat mendatangkannya.

Saat ini pemegang gelar Piala Dunia 2018 bersama Timnas Prancis itu berkiprah di MLS. Ia membela klub milik David Beckham, Inter Miami FC, sejak tahun 2020 lalu.

Didatangkan dari AS Roma dengan biaya Rp139 miliar, Jeremy Menez langsung menjadi andalan di posisi winger kanan. Ia sukses menghadirkan 2 gelar Ligue 1, 2 Piala Liga Perancis, dan 1 Piala Super Perancis selama tiga musim berkostum PSG.

Namun, moncernya penampilan Ezequiel Lavezzi dan Lucas Moura memaksanya kembali ke Serie A dan membela AC Milan pada tahun 2014. Kini, pemain berusia 34 tahun itu tengah berjuang bersama Reggina di Serie B Italia.

Mohamed Sissoko merupakan jebolan akademi Auxerre yang sempat berkiprah di Liga 1 Indonesia pada tahun 2017 lalu bersama Mitra Kukar. Sebelumnya, ia sempat menjadi salah satu rekrutan termahal PSG saat didatangkan dari Juventus dengan mahar Rp139 miliar.

Awalnya, ia mendapatkan banyak menit bermain, tetapi kedatangan Thiago Motta di pertengahan musim membuat kesempatan bermainnya mulai mengecil. Pada transfer musim dingin 2013, ia dipinjamkan ke Fiorentina hingga akhirnya dilepas pada akhir musim.

Pada tahun 2020, mantan gelandang timnas Mali itu memutuskan pensiun setelah terakhir kali membela Sochaux di Ligue 2 pada musim 2018/19.

Para pemain berharga mahal di atas sebagian besar mampu menjadi andalan PSG dan menghadirkan banyak gelar. Akankah transfer sensasional PSG musim ini juga menjadi langkah efektif seperti transfer kala itu?