Kalah Saing, 5 Pemain Bayern Munchen yang Tak Pernah Raih Ballon d'Or

Pemain Bayern Munchen pertama yang hampir memenangi Ballon d'Or adalah Paul Breitner. Dibandingkan para legenda lain yang dimiliki Munchen, nama Breitner memang tak terlalu populer. Namun, pemain asal Jerman yang bisa berposisi bek maupun gelandang ini sebenarnya punya banyak prestasi bersama klub dan timnas.

Breitner terutama bersinar pada 1981. Ia sukses membawa Munchen menjuarai Bundesliga 1980/1981. Perannya sangat vital karena ia mencetak 17 gol dalam 30 partai liga ketika itu.

Namanya masuk nominasi Ballon d'Or pada akhir 1981. Namun, Breitner hanya finis di posisi kedua karena kalah bersaing dengan rekan setimnya, Karl-Heinz Rummenigge, yang dianggap lebih berjasa dalam kesuksesan Munchen. Hingga akhir kariernya, Breitner tak pernah memenangi penghargaan tersebut.

Berikutnya ada Jurgen Klinsmann, mantan striker Bayern Munchen yang pernah jadi pelatih timnas Jerman. Klinsmann berhasil menjadi runner-up pemilihan Ballon d'Or 1995, di bawah George Weah yang jadi pemenang.

Saat itu, Klinsmann sudah berseragam Bayern Munchen, meski sebenarnya sinar Klinsmann paling terlihat pada 1994/1995, ketika masih membela Tottenham Hotspur. Ia mencetak 29 gol dan 14 assist dalam 50 laga sepanjang musim tersebut bersama Spurs.

Ketajaman Klinsmann tetap terjaga setelah ia pindah ke Bayern Munchen. Khususnya di Piala UEFA. Ia sempat mencetak 11 gol dalam 6 laga sebelum pergantian tahun. Namun, pada akhirnya, Klinsmann kalah dalam pemilihan karena penampilan George Weah memang lebih luar biasa.

Pemain yang satu ini berhasil masuk tiga besar Ballon d'Or tak hanya sekali, tetapi dua kali dan secara beruntun. Oliver Kahn finis di posisi ketiga Ballon d'Or 2001 setelah membawa Munchen menjuarai Bundesliga dan Liga Champions 2000/2001. Ia kalah dari Michael Owen dan Raul Gonzalez, karena penampilan mereka pada tahun tersebut dianggap lebih baik.

Tahun berikutnya, Kahn lagi-lagi duduk di posisi ketiga pemilihan Ballon d'Or. Kali itu, ia gagal meraih trofi bersama Munchen, tetapi berhasil mengantarkan timnas Jerman ke final Piala Dunia. Posisi pertama dan kedua dimenangi duo Brasil, Ronaldo dan Roberto Carlos, yang berhasil mengalahkan Kahn dkk. pada laga final tersebut.

Kegagalan meraih Ballon d'Or juga pernah dirasakan Franck Ribery pada 2013. Namun, tak seperti tiga pemain di atas, kegagalan Ribery sepertinya jauh lebih menyakitkan karena sebenarnya ia terbilang sangat layak jadi pemenang. Betapa tidak, Ribery berhasil membawa Bayern Munchen meraih treble winners pada 2012/2013.

Winger asal Prancis ini juga punya peran besar dalam kesuksesan tersebut. Ia tampil 43 kali di semua ajang dan mencetak 11 gol serta 23 assist. Namun, saat pemilihan Ballon d'Or, Ribery hanya duduk di posisi ketiga, kalah dari Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi.

Padahal, Ronaldo tak meraih satu pun trofi pada 2013. Sementara, raihan trofi Messi juga tak sebanyak Ribery, yaitu hanya trofi LaLiga. Namun, kedua pemain tersebut dianggap lebih pantas berada di atas Ribery karena mereka mencatat statistik yang lebih baik sepanjang tahun.

Setahun kemudian, alias 2014, hasil tiga besar Ballon d'Or nyaris identik dengan tahun sebelumnya. Cristiano Ronaldo jadi pemenang, disusul Lionel Messi di posisi kedua. Sementara, peringkat ketiga lagi-lagi ditempati pemain Bayern Munchen. Kali ini sang kiper, Manuel Neuer.

Neuer kalah bersaing dengan Ronaldo dan Messi meski berhasil meraih trofi kolektif paling bergengsi pada tahun tersebut, yaitu Piala Dunia. Neuer pun menjadi kiper Munchen kedua yang masuk tiga besar Ballon d'Or setelah Oliver Kahn. Sudah berusia 35 tahun, sepertinya peluang Neuer untuk memenangi Ballon d'Or tertutup sepenuhnya.

Lima pemain Bayern Munchen di atas sempat hampir menangi Ballon d'Or. Sementara, Robert Lewandowski masih punya harapan untuk jadi pemenang meskipun gagal tahun ini. Akankah ia berhasil atau justru bernasib seperti kelima pemain tadi?