Mengutip laman resmi Brighton & Hove Albion, mereka mencatatkan laba operasional sebesar 73,3 juta pound sterling (Rp1,618 triliun) dalam laporan keuangan 2023/2024. Ini sekaligus menjadi salah satu kinerja finansial terbaik dalam sejarah klub. Pendapatan mereka meningkat menjadi 222,4 juta pound sterling (Rp4,911 triliun), naik 8,9 persen dari musim sebelumnya, dengan pemasukan matchday mencapai 27,9 juta pound sterling (Rp616,1 miliar)
Keberhasilan finansial Brighton pada musim tersebut tak lepas dari aktivitas transfer yang menguntungkan. Penjualan pemain seperti Moises Caicedo ke Chelsea menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar klub. Di balik pencapaian ini, terdapat strategi transfer yang matang serta pengembangan pemain yang terintegrasi dan konsisten.
Strategi rekrutmen Brighton dibangun di atas empat pilar: mendatangkan pemain underrated dari pasar kelas dua, menyesuaikan profil pemain dengan struktur taktis tim, memberi menit bermain reguler, dan menjual saat nilai pasar sang pemain berada di puncak. Moises Caicedo, misalnya, yang dibeli seharga 4 juta pound (Rp88,3 miliar) sterling dan dijual 115 juta pound sterling (Rp2,537 triliun) yang mencerminkan efektivitas pendekatan ini. Klub juga memaksimalkan skema buy-to-loan, seperti Kaoru Mitoma yang sempat dipinjamkan ke Union St. Gilloise sebelum bersinar di English Premier League.
Keberhasilan Brighton juga didukung oleh kesinambungan filosofi antara pelatih dan manajemen. Transisi pelatih dari Graham Potter ke Roberto De Zerbi berlangsung mulus karena pendekatan permainan keduanya sejalan dengan prinsip, yakni sirkulasi bola dari belakang, eksploitasi ruang dari sisi lapangan, dan pressing tinggi di area lawan. Dengan pendekatan holistik ini, The Seagulls tidak hanya mampu bersaing di atas lapangan, tetapi juga mulai ditiru klub-klub lain dalam membangun bisnis sepak bola yang efisien dan berdaya saing.
Strategi bisnis dalam sepak bola kini menjadi tumpuan keberhasilan jangka panjang klub, bukan sekadar pelengkap dari performa di lapangan. Dari akademi hingga pasar transfer, pendekatan proaktif dan sistematis terbukti mampu menghasilkan stabilitas dan nilai ekonomi berkelanjutan.