Kisah Alen Halilovic, Messi dari Kroasia yang Kariernya Tenggelam!

05 Mei 2021, 21:45 WIB

Alen Hallilovic tak pernah bisa mencapai ekspektasi publik yang tinggi (bola.net)

Pada 2012 lalu, nama Alen Halilovic mencuat karena kemampuannya yang terlihat luar biasa walaupun baru berumur 16 tahun. Bahkan karena bakatnya tersebut, dirinya dijuluki sebagai 'Messi dari Kroasia'.

Hebatnya lagi, pada usia tersebut Halilovic pernah dipanggil timnas senior Kroasia juga. Hal tersebut semakin menegaskan menegaskan bahwa kelak Halilovic akan menjadi bintang masa depan.

Namun, kini Halilovic bahkan tidak bermain di divisi teratas liga Eropa manapun. Memangnya, apa yang terjadi dengan Messi asal Kroasia tersebut hingga kariernya tenggelam seperti sekarang? Simak artikel berikut ini!

1. Menjalani debut di Liga Champions pada usia 16 tahun

Hallilovic merupakan salah satu debutan termuda Liga Champions (kaktackle.wordpress.com)

24 Oktober 2012 menjadi hari dimana Alen Halilovic melakukan debut di Liga Champions bersama Dinamo Zagreb. Tak tanggung-tanggung, saat itu lawan yang dihadapinya adalah Paris Saint-Germain.

Walaupun harus takluk dengan skor 2-0. nama Halilovic pastinya menyita perhatian publik. Ternyata, Halilovic yang berposisi sebagai winger memiliki kemampuan dribble yang sangat ciamik. Hal inilah yang mendasari Halilovic mendapatkan julukan 'Messi dari Kroasia'.

2. Didatangkan Barcelona pada 2014 dengan ekspektasi tinggi

Halilovic resmi bergabung dengan Barcelona (indosport.com)

Melihat perkembangan Halilovic saat bermain di liga domestik Kroasia yang konsisten, akhirnya pada 2014, Barcelona memboyongnya ke Camp Nou. Pemuda kelahiran 1996 tersebut direkrut dengan mahar 5 juta euro atau sebesar Rp87 miliar.

Publik pastinya berharap besar pada Halilovic, apalagi dengan label 'Messi dari Kroasia' pada dirinya. Untuk membiasakan diri bermain di Spanyol, terlebih dahulu Halilovic harus bermain bersama Barcelona B.

3. Kariernya hanya berkutat di Barcelona B

Halilovic tak mampu menembus tim utama (fcbarcelonanoticias.com)

Dua tahun bermain di Spanyol, ternyata Halilovic tidak berkembang sama sekali. Semusim bermain di Barcelona B, Halilovic tidak membuat terkesan pelatih saat itu. Lalu musim selanjutnya, dia pindah ke Sporting Gijon dengan status pinjaman, namun kembali berujung dengan kegagalan.

Walaipun begitu, Halilovic pernah mendapatkan kesempatan bermain di tim utama. Pada 15 Januar 2015 di ajang Copa Del Rey melawan Elche, dirinya masuk menggantikan Adama Traore. Melihat tak ada ruang untuk berkembang, Pada 2016, Halilovic dijual ke Hamburg dengan harga 5 juta euro atau sebesar Rp87 miliar.

4. Mendapatkan kesempatan kedua di AC Milan namun berujung kegagalan

Halilovic kembali gagal saat berseragam AC Milan (goal.com)

Saat di Hamburg, Halilovic tak banyak mendapatkan kesempatan bermain, hingga paruh akhir musim dihabiskannnya bersama Las Palmas. Lalu pada 2017, Halilovic pindah ke AC Milan dengan status bebas transfer.

Bersama kluib Italia tersebut, Halilovic hanya bermain sebanyak tiga kali saja sebelum kembali dipinjamkan ke Standard Liege dan Heerenveen. Lalu pada Oktober 2020, Milan memutuskan untuk mengakhir kontrak dari Halilovic.

5. Sempat berstatus tanpa klub sebelum direkrut Birmingham City

Halilovic kini bermain untuk Birmingham City (football-espana.net)

Sempat berstatus klub selama sebulan, akhirnya pada 23 November 2020, Halilovic dikontrak oleh Birmingham City. Halilovic harus puas bermain dengan klub yang berada di kasta kedua Inggris saat ini.

Hingga saat ini, Halilovic juga belum banyak mendapatkan kesempatan bermain di sana. Sungguh ironis mengingat pada awalnya dia mendapatkan julukan 'Messi dari Kroasia' dan kini hanya dapat bermain di divisi bawah.

Menurutmu, apa yang menyebabkan karier dari Halilovic seakan turun bebas dan tak pernah menunjukkan performa terbaiknya di manapun? Yuk, tulis pendapatmu di kolom komentar!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.