Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)

Secara bisnis, pemain sepak bola adalah sebuah aset. Seiring usia yang menua, mereka akan mengalami depresiasi. Hukum tidak tertulis di dunia sepak bola menyatakan, seorang pemain akan memasuki periode ini ketika menginjak 30 tahun. Namun, bukan berarti para pemain dalam golongan ini tidak memiliki peminat.

Buktinya, Pep Guardiola yang merupakan salah satu pelatih terbaik sepanjang masa pernah mendatangkan pemain yang sudah berusia lebih dari 30 tahun. Hingga 17 Januari 2025, Guardiola tercatat sudah merekrut lima pemain yang masuk kategori ini. Siapa saja mereka?

1. Pepe Reina jadi kiper nomor dua Pep Guardiola di Bayern Munich

Pep Guardiola ditunjuk sebagai pelatih Bayern Munich pada awal musim 2013/2014. Pada musim pertamanya, ia berhasil mempersembahkan trofi Bundesliga Jerman, DFB-Pokal, Piala Dunia Antarklub, dan Piala Super Eropa. Namun, kesuksesan tersebut tidak membuatnya puas.

Salah satu evaluasi yang didapat Guardiola dari musim pertamanya di Bayern Munich adalah mereka yang tidak memiliki pengganti sepadan untuk sang kiper utama, Manuel Neuer. Akhirnya, pada awal musim 2014/2015, manajemen FC Hollywood pun memenuhi keinginan Guardiola untuk mendatangkan seorang penjaga gawang. Sosok yang dipilih adalah Pepe Reina.

Transfer ini terbilang mewah untuk ukuran kiper nomor dua. Pasalnya, Reina memang memiliki reputasi yang terlampau bagus untuk mengisi peran tersebut. Kemudian, Bayern Munich juga harus mendatangkannya dari Liverpool dengan harga sekitar Rp52 miliar. Terakhir, Reina sudah berusia 31 tahun.

Ada alasan spesifik mengapa Guardiola sangat menginginkannya. Reina mampu bermain seperti Neuer yang handal menguasai bola dengan kaki. Saat masih aktif bermain, Guardiola menyaksikan secara langsung kemampuan tersebut. Mereka merupakan rekan setim di Barcelona pada 1999 hingga 2001. Keduanya juga merupakan lulusan akademi Blaugrana, La Masia.

Uniknya, setelah pengorbanan yang cukup besar itu, Guardiola dan Bayern Munich justru melepas Reina 1 musim kemudian ke Napoli. Alasannya, mereka mendapatkan pemain dengan kualitas yang sama, tetapi berumur jauh lebih muda, yaitu Sven Ulreich yang saat itu berusia 26 tahun. Kiper asli Jerman ini dibeli dari Stuttgart dengan harga sekitar Rp60 miliar. Sebagai catatan, Ulreich masih membela Bayern Munich hingga saat ini.

Meski begitu, keputusan Bayern Munich untuk menjual Reina juga tidak terlalu merugikan karena Napoli yang bersedia membayar kompensasi sebesar Rp34 miliar. Pada 2014/2015, Reina membantu mereka mempertahankan gelar juara Bundesliga. Ia bermain tiga kali di kompetisi tersebut.

2. Xabi Alonso direkrut dari Real Madrid saat berusia 32 tahun

Pada bursa transfer musim panas 2014, Bayern Munich kehilangan Toni Kroos yang memilih bergabung dengan Real Madrid. Untuk menggantikannya, Pep Guardiola justru mengambil satu pemain milik Los Blancos. Dia adalah Xabi Alonso yang saat itu sudah berusia 32 tahun. Bayern Munich membeli gelandang asal Spanyol tersebut dengan harga sekitar Rp156 miliar.

Keputusan Alonso meninggalkan Real Madrid mendapat cibiran. Ia dituduh hengkang karena takut bersaing dengan Kroos. Namun, mantan pemain Liverpool ini membantahnya.

Alonso mengaku mengambil pilihan ini karena ingin merasakan pengalaman baru di kota yang juga baru. Wajar, Alonso memang sudah membela Real Madrid selama 5 tahun. Alonso kemudian menegaskannya dengan mengungkapkan, pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, bahkan memberi jaminan akan tetap memberinya peran yang penting di tim . Klaim Alonso diperkuat dengan fakta dirinya memang baru saja memperpanjang kontrak selama 2 tahun pada Januari 2014.

Polemik tidak berhenti di situ. Publik juga mempertanyakan keputusannya bergabung dengan Bayern Munich karena akan bermain di bawah asuhan Guardiola. Keduanya dianggap memiliki rivalitas yang ketat mengingat Alonso pernah bermain di Real Madrid saat masih dilatih oleh Jose Mourinho.

Persaingan Barcelona dan Real Madrid pada era Guardiola versus Mourinho memang berlangsung panas hingga ke luar lapangan. Situasi ini sampai berdampak kepada Timnas Spanyol yang pada periode tersebut dikabarkan mengalami perpecahan akibat banyak dihuni oleh pemain dari kedua tim. Guardiola bahkan pernah mengungkapkan alasan dirinya meninggalkan Barcelona pada 2012 adalah karena merasa kelelahan dengan tekanan yang ada. Salah satunya dampak dari pertarungan intens tersebut.

Meski begitu, seluruh keraguan yang ada terbantahkan. Alonso menjadi jenderal di lini tengah Bayern Munich. Tercatat, hingga Guardiola meninggalkan Bayern Munich pada 2016, Alonso bermain sebanyak 79 kali dan mencetak 6 gol serta 8 assist. Mereka juga berhasil meraih 2 trofi Bundesliga dan 1 piala DFB-Pokal.

Sebagai tambahan, ketika bergabung dengan Bayern Munich, Alonso mengungkapkan alasan lain dirinya mengambil keputusan itu karena sangat ingin belajar sepak bola dari Guardiola. Tujuan tersebut membuahkan hasil saat ini. Bersama Bayer Leverkusen, Alonso muncul sebagai salah satu pelatih muda yang hebat.

3. Claudio Bravo datang dari Barcelona pada musim perdana Pep Guardiola di Manchester City

Setelah meninggalkan Bayern Munich, Pep Guardiola berlabuh di Manchester City. Ia pun langsung melakukan perombakan. Salah satunya di posisi kiper.

Guardiola menendang Joe Hart yang sudah menjadi kiper utama Manchester City pada 2010. Padahal, ia merupakan pemain nomor satu Timnas Inggris pada saat itu. Hart mengungkapkan, dirinya sempat berdiskusi selama 2 jam untuk membicarakan masa depannya saat Guardiola datang. Hart meminta Guardiola untuk memberinya kesempatan. Namun, Guardiola secara terbuka menyatakan Hart tidak masuk rencananya. Hart pun akhirnya dipinjamkan kepada Torino.

Sebagai gantinya, Guardiola mendatangkan Claudio Bravo dari Barcelona. Saat itu, kiper asal Chile ini dibeli dengan harga sekitar Rp312 miliar. Nilai tersebut terbilang mahal mengingat Bravo yang sudah berusia 33 tahun.

Sebetulnya, Guardiola juga cukup terpaksa mendatangkan Bravo. Di pasar, kiper yang lebih sesuai dengan keinginannya tidak tersedia. Dampaknya, pada 2016/2017, Bravo hanya tampil 30 kali di seluruh kompetisi. Ia berbagi peran dengan Willy Caballero yang mendapat kesempatan bermain sebanyak 29 kali.

Semusim berselang, pencarian Guardiola akan kiper tuntas dengan kedatangan Ederson. Mereka merekrutnya dari Benfica dengan harga sekitar Rp695 miliar. Pemain asal Brasil tersebut menjadi kiper utama Manchester City hingga 2025 ini. Sementara, Bravo hengkang dari Manchester City secara gratis pada 2020.

4. Scott Carson direkrut Pep Guardiola saat hampir berusia 34 tahun

Scott Carson menjadi pemain tertua yang direkrut oleh Pep Guardiola. Pemain yang berposisi sebagai kiper ini dipinjam dari Derby County pada 8 Agustus 2019. Saat itu, Carson berusia 33 tahun 11 bulan 5 hari.

Guardiola merekrutnya karena Manchester City yang membutuhkan kiper ketiga di belakang Ederson dan Claudio Bravo. Sebelum Carson datang, mereka sebetulnya sempat mengincar Asier Riesgo, seorang kiper asal Spanyol berusia 35 tahun dan tengah berstatus tanpa klub. Namun, jika merekrutnya, maka Manchester City harus merelakan satu kuota pemain non-homegrown.

Sementara, pada saat itu, kuota tersebut mereka butuhkan karena tengah dalam negosiasi untuk mendatangkan pemain non-homegrown. Carson akhirnya direkrut. Sementara, Rodri dan Joao Cancelo menjadi dua pemain non-homegrown yang bergabung. Menariknya, Riesgo justru menandatangani kontrak di Girona, klub yang dimiliki oleh City Football Group (CFG) seperti Manchester City.

Carson bertahan sebagai pemain pinjaman di Manchester City selama 2 tahun. Namun, kerja sama mereka berlanjut karena Manchester City merekrutnya secara permanen pada 2021 setelah kontrak Carson di Derby County habis. Ia masih bertahan sampai 2025 ini.

Hingga 17 Januari 2025, Carson memang hanya baru bermain dua kali bersama Manchester City. Namun, ia tidak mengeluhkan kenyataan tersebut. Sejak awal, mantan kiper Liverpool ini memang sudah mengetahui peran yang akan ia mainkan.

5. Ilkay Guendogan kembali ke Manchester City pada usia 33 tahun

Manchester City membuat kejutan pada bursa transfer musim panas 2024. Mereka merekrut kembali Ilkay Guendogan, pemain yang meninggalkan tim 1 musim sebelumnya. Gelandang asal Jerman ini didapat secara gratis setelah dirinya dan Barcelona sepakat untuk mengakhiri kerja sama selama 2 tahun lebih awal.

Ketika pulang ke Manchester City, Guendogan sudah berusia 33 tahun. Namun, Guardiola tidak ragu untuk kembali menggunakan jasanya. Layaknya Xabi Alonso dan para gelandang hebat lain, kecerdasan dalam bermain membuat Guendogan dengan mudah menutupi turunnya kekuatan fisik yang tergerus akibat bertambah usia.

Guendogan juga punya nilai istimewa di mata Guardiola. Guendogan merupakan pemain pertama yang didatangkan oleh Guardiola ketika resmi menjadi pelatih Manchester City pada 2016. Dengan begitu, mantan pemain Borussia Dortmund ini menjadi semacam penanda era Guardiola di klub yang terbentuk pada 1880 tersebut.

Terbukti, kepercayaan Guardiola kepada Guendogan tidak hilang. Pada 2024/2025, hingga 17 Januari 2025, pemain yang kini menggunakan nomor punggung 19 itu sudah bermain 27 kali di seluruh kompetisi. Dari jumlah tersebut, ia menjadi starter sebanyak 19 kali.

Lewat kisah lima nama di atas, Guardiola membuktikan, meski sudah berusia di atas 30 tahun, seorang pesepak bola bisa tetap memiliki nilai jika diberi peran yang tepat. Carson memang tidak banyak bermain, tetapi kehadirannya krusial jika dilihat secara komposisi tim. Sementara, empat nama lain jelas sangat berpengaruh untuk gaya bermain yang diinginkan oleh Guardiola.

Akankah Guardiola menambah daftar ini pada masa depan? Siapa yang bakal mendapat kehormatan tersebut? Langkah Guardiola sebagai seorang pelatih genius memang selalu menarik untuk dinantikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team