7 Klub Premier League yang Memiliki Hubungan Erat dengan Kaum Buruh

Dalam rangka memperingati Hari Buruh pada 1 Mei, penting untuk mengingat sejarah Inggris yang berkaitan erat dengan perjuangan dan kehidupan kaum buruh. Sebagai salah satu negara yang mengalami revolusi industri pertama di dunia, Inggris menjadi rumah bagi jutaan pekerja pabrik, tambang, dan pelabuhan. Di tengah kerasnya kehidupan kelas pekerja, sepak bola hadir sebagai hiburan sekaligus bentuk solidaritas sosial.
Tak heran banyak klub sepak bola Inggris lahir dari komunitas buruh. Klub-klub tersebut tak hanya tumbuh di tengah masyarakat kelas pekerja, tetapi juga menjadi bagian penting dari perjuangan identitas dan nilai-nilai mereka. Berikut tujuh klub Premier League yang memiliki hubungan erat dengan kaum buruh dari masa ke masa.
1. West Ham United didirikan oleh sekelompok pekerja galangan kapal di London Timur
Julukan The Hammers bagi West Ham United memiliki akar yang kuat dalam sejarah klub. West Ham lahir dari inisiatif kalangan pekerja galangan kapal, didirikan pada 29 Juni 1895 dengan nama Thames Ironworks FC oleh para karyawan Thames Ironworks and Shipbuilding Company. Ide berdirinya klub tercetus dari David Taylor, seorang mandor yang mengusulkan kepada manajemen perusahaan agar sepak bola digunakan sebagai cara untuk meningkatkan semangat kerja para buruh.
Para pendiri klub berasal dari berbagai profesi, seperti tukang ketel, tukang pelat, hingga mekanik. Mereka membayar iuran tahunan untuk membiayai kegiatan klub dan berlatih di ruang kelas sekolah yang diterangi gas. Klub ini kemudian menjadi simbol dari semangat kolektif dan persaudaraan di lingkungan industri timur London.
2. Manchester United lahir dari para pekerja perkeretaapian di Manchester pada 1878
Manchester United, yang awalnya dikenal sebagai Newton Heath LYR, dibentuk oleh para pekerja di depot rel Lancashire and Yorkshire Railway pada 1878. Lahirnya tim ini mencerminkan kecintaan para buruh terhadap sepak bola, menjadi media ekspresi, serta hiburan bagi pekerja rel yang bekerja keras setiap harinya. Lokasi Terminal Kargo Internasional yang terletak di sebelah barat laut stadion Old Trafford seolah menggarisbawahi keterkaitan historis klub dengan dunia perkeretaapian.
Para pekerja kerap kali bermain melawan tim-tim dari departemen lain dalam perusahaan atau perusahaan rel lainnya. Keterlibatan mereka dalam pembentukan dan pengelolaan klub menunjukkan eratnya hubungan antara Manchester United dengan kelas pekerja sejak awal pendiriannya. Namun, pada 1902, klub mengalami kebangkrutan dan diambil alih oleh pengusaha bernama John Henry Davies hingga nantinya berubah nama menjadi Manchester United yang identik dengan warna merah hingga saat ini.
3. Liverpool menanamkan nilai solidaritas terhadap kaum buruh sejak era Bill Shankly
Liverpool FC memiliki ikatan kuat dengan komunitas kelas pekerja yang terbangun melalui filosofi hidup dan kepelatihan Bill Shankly. Selain dikenal sebagai pelatih legendaris The Reds, ia juga merupakan pentolan aktivis sosialis di Skotlandia pada 1960-an. Ia menanamkan nilai-nilai keadilan sosial dan kerja kolektif dalam setiap aspek tim yang dipimpinnya.
Keterikatan Liverpool dengan buruh juga terlihat saat para pemain menunjukkan solidaritas dalam konflik sosial. Pada 1997, Robbie Fowler didenda UEFA karena menyampaikan dukungannya kepada 500 buruh pelabuhan yang dipecat di Liverpool dengan mengenakan kaus bertuliskan “Support The 500 Sacked Dockers”. Melalui sejarah, pelatih, maupun pemainnya, sikap The Reds telah mencerminkan suara dan perjuangan kelas pekerja di kota Liverpool.
4. Everton memiliki komunitas yang secara khusus membantu kelas pekerja
Everton bermula dari sebuah kelompok gereja Metodis yang membentuk tim bernama St. Domingo FC di Stanley Park. Mereka lalu mengganti nama menjadi Everton karena popularitas yang meningkat dan kebutuhan untuk mengadopsi identitas komunitas yang lebih luas. Sejak awal, klub ini telah tumbuh bersama masyarakat kelas pekerja di wilayah Everton, dekat pelabuhan dan kawasan industri Liverpool.
Program komunitas Everton In The Community (EITC) menjadi perpanjangan nilai solidaritas kelas pekerja pada era modern. EITC telah membantu banyak orang dari latar belakang pekerja, termasuk mereka yang mengalami krisis mental dan ekonomi. Hingga kini, keberadaannya terus menjadi lambang harapan dan rasa persatuan bagi masyarakat dan pekerja di Liverpool.
5. Newcastle United tumbuh di lingkungan yang ramai dengan aktivitas dan permukiman pekerja
Newcastle United memiliki akar sejarah dari Stanley FC, sebuah klub sepak bola yang didirikan anggota Stanley Cricket Club di kawasan South Byker. Mayoritas anggota awal klub kebanyakan para pekerja pelabuhan. Lahirnya The Magpies merupakan inisiatif dari tokoh masyarakat setempat bernama William Coulson dan William Findlay, yang juga berperan penting dalam membangun komunitas pekerja di area tersebut.
Kawasan Byker dan St. Peter’s, sebagai tempat asal mula Newcastle United, merupakan lingkungan padat pekerja ketika sepak bola menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. Setelah bergabung dengan sejumlah klub kecil dan menetap di St. James’ Park, mereka menjelma sebagai simbol ketekunan dan semangat masyarakat buruh di timur laut Inggris. Perannya melampaui sekadar pertandingan karena turut berkontribusi dalam membentuk rasa kebersamaan dan identitas sosial di kalangan kelas pekerja.
6. Aston Villa tumbuh di tengah masyarakat pekerja di Birmingham
Aston Villa lahir dari pertemuan empat anggota kelas Alkitab dewasa di Gereja Wesleyan Aston Villa pada 1874. Para pendirinya, yang sebelumnya bermain kriket, memutuskan sepak bola sebagai pilihan terbaik untuk mengisi kegiatan musim dingin mereka. Keputusan ini membawa mereka mendirikan salah satu klub paling bersejarah di Inggris.
Meskipun tidak secara langsung didirikan oleh kaum buruh, Aston Villa tumbuh di tengah para pekerja manufaktur dan pelabuhan di Birmingham. Klub ini kemudian menjadi pusat komunitas dan simbol kebanggaan warga lokal yang sebagian besar berasal dari kalangan buruh. Kiprahnya dalam sepak bola menjadi bagian dari warisan sosial kelas pekerja di kota tersebut.
7. Wolverhampton Wanderers berhasil bangkit berkat solidaritas dari kalangan buruh
Wolverhampton Wanderers merupakan klub yang sangat identik dengan kota industri di West Midlands. Kota Wolverhampton sendiri dikenal sebagai kawasan industri dengan pabrik besar seperti Goodyear yang mempekerjakan ribuan buruh. Klub pernah disponsori Goodyear pada era 1990-an yang memperkuat hubungan antara Wolves dan komunitas pekerja lokal.
Ketika Wolves mengalami krisis keuangan pada 1980-an, Molineux stadium bahkan hampir dijual sebelum diselamatkan oleh dewan kota dan pengusaha lokal. Saat itu, para penggemar yang sebagian besar berasal dari kalangan buruh tetap setia mendukung tim, bahkan secara sukarela menggalang dana ketika klub terpuruk hingga divisi empat. Hingga kini, Wolves menjadi simbol keteguhan hati dan ikatan erat antara sepak bola dan kelas pekerja.
Bukan sekadar klub olahraga, tujuh klub Premier League yang memiliki hubungan erat dengan kaum buruh ini menjadi representasi otentik kehidupan dan perjuangan kelas pekerja Inggris. Lahir dari kerasnya kehidupan di galangan kapal, rel kereta, pelabuhan, dan pabrik, sepak bola menjadi bagian tak terpisahkan sebagai olahraga hiburan dan semangat bagi kelas pekerja.