5 Klub EPL yang Menyesal Pernah Jual Pemain Bintangnya Ke Klub Rival

Nama pertama merupakan salah satu pemain ikonik yang pernah ada di Premier League, yaitu Eric Cantona. Setelah karier yang penuh warna dan kontroversial bersama sejumlah klub Prancis, Cantona berlabuh ke Leeds United pada Januari 1992 dan membantu The Whites menjadi juara di musim tersebut. Mereka unggul empat angka dari Manchester United yang ada di posisi kedua.

Namun, hubungan memburuk yang ada di internal klub Leeds, membuat manajemen secara mengejutkan untuk menjual Cantona ke rival berat mereka, Manchester United. Setelah bergabung dengan The Red Devils, Cantona terus membuktikan diri dan mampu menjadi sosok kunci Sir Alex Ferguson untuk mendominasi Premier League.

Newcastle United berhasil bangkit menjadi penantang serius di Premier League tahun 1990-an. Keberhasilan itu tentunya dibantu oleh raihan produktif sang striker, Andy Cole. Musim pertama di Premier League, Cole mencetak 34 gol dan 13 assist untuk memenangkan penghargaan Sepatu Emas dan Pemain Muda PFA di musim yang sama.

Menjadi tokoh inspirasional untuk The Magpies, United kepincut untuk memboyongnya dengan rekor transfer di Inggris saat itu, yakni 7 juta poundsterling (setara Rp135 miliar). Akhirnya Cole hengkang dan berhasil membantu The Red Devils dalam meraih empat gelar Premier League dan satu gelar Liga Champions.

Ashley Cole merupakan salah satu produk asli akademi Arsenal dan turut menikmati kesuksesan bersama The Gunners. Memenangkan dua gelar Premier League dan menjadi bagian dari tim 'Invincibles', Cole secara mengejutkan membelot secara kontroversial ke rival berat The Gunners, yakni Chelsea.

Setelah dianggap sebagai legenda Arsenal, ia selanjutnya malah dinilai sebagai pengkhianat karena memilih hengkang ke sesama rival London. Sementara di satu sisi, Cole mengukuhkan diri sebagai salah satu bek kiri terbaik di Premier League dengan sederet gelar yang berhasil ia raih.

Perpindahan kontroversial antar klub satu kota lainnya adalah saat Carlos Teves yang pindah dari Manchester United ke Manchester City. Tevez telah menghabiskan dua musim bersama The Red Devils dan memenangkan gelar Premier League secara berturut-turut dengan klub. Membentuk trio lini depan bersama Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney, mereka membantu klub dalam memenangkan gelar Liga Champions di tahun 2008.

Namun, kedatangan Dimitar Berbatov dari Tottenham pada musim berikutnya telah mengurangi menit bermainnya. Tevez pun memilih untuk pergi dan bergabung dengan proyek ambisius City. Pemain Argentina ini berhasil mencetak 52 gol dalam dua musim pertamanya dan membantu The Citizen meraih trofi pertama dalam 35 tahun, yaitu saat memenangkan Piala FA pada tahun 2011.

Arsenal dan Manchester United telah menjadi rival paling ikonik di Premier League saat awal pergantian milenium. Namun, di awal tahun 2010-an, performa The Gunners perlahan menurun dan lebih banyak diisi oleh skuat muda yang minim pengalaman.

Situasi tersebut dimanfaatkan pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, untuk membajak kapten The Gunners, yakni Robin van Persie. Penjualan tersebut semakin melemahkan Arsenal dan memperkuat salah satu rival besar mereka. Pemain internasional Belanda itu juga mampu tampil sensasional di  musim debutnya di Old Trafford, yakni dengan raihan 26 gol sekaligus mengamankan gelar Premier League.

Well, itulah lima pemain yang disesali kepindahannya ke sesama rival Premier League. Kepergian sang pemain tentunya terasa semakin buruk karena mereka mampu berkembang dan menikmati kesuksesan bersama klub barunya.