Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Beitar Jerusalem (instagram.com/fcbeitar)

Federasi sepak bola dunia atau FIFA dan federasi sepak bola Eropa, EUFA ikut bertindak tegas atas invasi Rusia ke Ukraina. Mereka melarang Timnas Rusia bermain di semua kompetisi di bawah naungan FIFA. Selain itu, semua klub Rusia juga diharamkan bermain pada semua kejuaraan resmi dua federasi itu. 

Meski banyak yang mendukung tindakan tegas itu, namun tak sedikit juga yang mempertanyakan.

Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengapa hal serupa tak dilakukan pada Israel yang sudah puluhan tahun menjajah Palestina? Bahkan, seorang pemain di liga Turki bernama Aykut Demir menolak memakai kaos solidaritas untuk Ukraina sebelum pertandingan dimulai.

Ia beralasan UEFA dan FIFA punya standar ganda. Seharusnya, kata dia, Timnas Israel dan klub asal Negeri Zionis tersebut juga diblokir di semua kompetisi internasional.

Apa yang dilakukan oleh Demir memang cukup beralasan. Sejak bergabung dengan UEFA pada 1991, klub-klub Israel bebas bermain di kompetisi Eropa. Bahkan, beberapa dari mereka pernah menembus Liga Champions.

Bikin jengkel, ini dia 5 klub Israel yang malang melintang di kompetisi Eropa. 

1. Maccabi Tel Aviv

Maccabi Tel Aviv (maccabi-tlv.co.il)

Maccabi Tel Aviv adalah salah satu klub terkuat di Israel dan menjadi langganan juara. Bayangkan saja, mereka sudah mengoleksi trofi liga Israel sebanyak 23 kali. Maklum saja, klub yang bermarkas di Netanya Stadium ini sudah didirikan sejak tahun 1906. 

Prestasi mereka di liga domestik pun membuat Maccabi Tel Aviv kerap menjadi wakil Israel di kompetisi eropa. Salah satu pencapaian tertinggi Maccabi Tel Aviv di kompetisi Eropa adalah saat menembis fase grup Liga Champions pada musim 2004/2005 dan 2015-2016. 

Setelah musim itu, klub yang identik dengan warna kuning biru tersebut tak pernah kembali ke Liga Champions. Lantaran koefisien liga Israel yang kalah dari negara lain, mereka pun harus puas berkompetisi di level kedua alias Europe League.

Kompetisi Europe League terakhir yang mereka jalani adalah pada musim UEFA 2020/2021. Lolos di fase grup, mereka harus terhenti di fase 32 besar. 

2. Maccabi Haifa

Maccabi Haifa (instagram.com/maccabihaifafc)

Hampir sama tuanya dengan Maccabi Tel Aviv, Maccabi Haifa tercatat berdiri sejak 1913. Mereka juga secara bergantian juara liga premier Israel dengan Maccabi Tel Aviv. Klub asal kota Haifa ini sudah 14 kali mengangkat trofi liga domestik. 

Prestasi mereka tak hanya di kancah domestik. Maccabi Haifa juga seolah menjadi wakil tetap Israel di Europe League meski jarang lolos ke fase grup.

Pada UEFA 2020/2021 atau terakhir kali mereka berkompetisi di eropa, Maccabi Haifa mampu menembus fase grup setelah kalah di babak play off. Tapi jangan salah, Maccabi Haifa juga pernah dua kali lolos ke Liga Champions, yaitu pada musim 2002/2003 dan 2009/2010.

3. Hapoel Tel Aviv

Hapoel Tel Aviv (instagram.com/hapoeltafc)

Selain dua nama itu, satu lagi klub Israel yang menjadi langganan kejuaraan Eropa adalah Hapoel Tel Aviv. Maklum, mereka sudah mengoleksi 13 gelar juara domestik.

Di kancah Eropa, mereka juga kerap bersanding dengan Maccabi Haifa dan Maccabi Tel Aviv, terutama di Europe League. Namun, klub dengan julukan The Red Demons ini hanya kerap jadi tim hore karena lebih sering berkutat di kualifikasi. 

Salah satu pencapaian terbaik mereka di kompetisi Eropa terjadi pada musim 2010/2011. Kala itu, Hapoel Tel Aviv lolos ke fase grup Liga Champions. Mereka berada satu grup dengan Olimpique Lyon, Benfica, serta Schalke 04. Hasilnya bisa ditebak, Hapoel Tel Aviv jadi bulan-bulanan dan tersungkur di dasar klasemen grup.

4. Beitar Jerusalem

Beitar Jerusalem (instagram.com/fcbeitar)

Kalau ada yang tanya klub manakah yang paling rasis di dunia? Jawabannya mungkin adalah Beitar Jerusalem. Fans klub asal ibu kota ini bahkan bangga dengan julukan itu. Mereka mendaku diri sebagai klub paling rasis melalui chants-chants selama pertandingan berlangsung. 

Kelakuan rasis mereka terlihat saat ada pemain lawan yang berdarah Arab. Mereka akan meneriakinya dengan umpatan seperti 'teroris'. Mereka bahkan melarang manajemen merekrut pemain berdarah Arab. 

Meski rasis, klub memiliki berbagai prestasi domestik yang membuat mereka lolos ke kompetisi eropa. Di Europe League atau yang dulu disebut EUFA Cup, Beitar Jerusalem sudah malang melintang walaupun hanya di fase kualifikasi.

Pada Europe League musim 2020/2021, Beitar hanya sampai di kualifikasi. Hal yang sama juga terjadi di Liga Champions, mereka belum pernah lolos ke fase grup.

5. Hapoel Be'er Sheva

Hapoel Beer-Sheva (instagram.com/hbsfc)

Ketimbang klub-klub Israel lain yang kerap main di kompetisi Eropa, nama Hapoel Be'er Sheva mungkin tak familiar. Maklum, sudah malang melintang di kompetisi benua biru, prestasi terbaik mereka hanya lolos di fase grup Europe League. Pencapaian itu terjadi pada musim 2016/2017 dan 2020/2021.

Pada musim 2020/2021, mereka berada satu grup dengan raksasa Eropa lain yaitu Nice, Bayer Leverkusen, dan Slavia Prague. Hasilnya, Hapoel Be'er Sheva pun hanya menempati peringkat ketiga dan tak lolos babak knockout.

Itu tadi 5 klub besar Israel yang kerap lolos ke kompetisi Eropa. Berkaca pada sanksi yang diberikan pada Rusia, harusnya mereka juga dilarang tampil di semua kompetisi Eropa dong!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team