Mayoritas klub sepak bola di dunia didirikan dan dikelola pemilik modal. Logikanya mudah, pada merekalah sumber daya berada, baik berupa materi maupun jaringan.
Pola ini pula yang kita temukan di Indonesia. Kebanyakan klub sepak bola di tanah air merupakan hasil inisiatif pemilik modal, bisa pengusaha atau pemerintah.
Ada fenomena menarik, nih, bila kamu melipir ke Eropa. Beberapa klub sepak bola di sana ternyata berdiri dari hasil inisiatif buruh atau kelas pekerja. Dengan modal terbatas dan pemain seadanya, mereka kini mampu menembus liga kasta pertama.
Tentu prosesnya tidak secepat klub-klub dengan afiliasi kelas atas. Namun, ini yang bikin sepak terjang mereka jauh lebih heroik.