5 Legenda yang Dipecat Klubnya Ketika Menjadi Pelatih, Ada Lampard!

Filippo Inzaghi merupakan salah satu striker terbaik dalam sejarah AC Milan. Dia berkostum Rossoneri selama 11 tahun dan mempersembahkan banyak gelar bergengsi, termasuk 2 Liga Champions. Inzaghi gantung sepatu pada 2012 dengan indah usai mencetak gol di laga terakhirnya. Setelahnya dia pun ditunjuk menjadi pelatih tim muda AC Milan.

Pada 2014 Inzaghi kemudian diangkat menjadi pelatih tim utama AC Milan menggantikan Massimiliano Allegri. Namun, kondisi finansial AC Milan saat itu sangat buruk sehingga tak memiliki skuad yang mumpuni. Di bawah asuhan Inzaghi, Rossoneri hanya finis di peringkat 10 yang membuat dirinya dipecat di akhir musim.

Sebelum menjalani karier yang luar biasa bersama Arsenal dan Barcelona, Thierry Henry memulai perjalanannya bersama AS Monaco pada usia 17 tahun. Kala itu dirinya dianggap sebagai calon bintang masa depan lewat skill dan kecepatan yang dimiliki. Pada musim 1997/1998 dia menjadi bagian penting ketika AS Monaco keluar sebagai juara Ligue 1. Lima musim di AS Monaco, Henry mengoleksi 28 gol dari 139 laga.

Pada 2018 lalu dia kembali ke tim masa mudanya tersebut sebagai pelatih. Sayang kariernya harus berusia pendek. Henry hanya mampu meraih 4 kemenangan dari 20 laga yang membuat dirinya dipecat dan digantikan oleh Leonardo Jardim.

Alan Shearer adalah salah satu striker terbaik yang pernah ada di Premier League dan Timnas Inggris. Dia berkostum Newcastle United selama 10 musim dan memegang rekor sebagai top skor sepanjang masa Premier League dengan 260 gol. Dia bahkan gantung sepatu di klub tersebut dan dianggap sebagai legenda terbaik Newcastle United.

Pada tahun 2009 Shearer ditunjuk menjadi pelatih utama dan ditugasi untuk menyelamatkan Newcastle United dari zona degradasi. Sayang dia hanya mampu meraih 1 kemenangan dan 2 hasil imbang di sisa laga tersebut dan membuat klubnya terdegradasi. Karier kepelatihannya pun praktis berakhir.

Alfredo Di Stefano adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Real Madrid. Berkostum El Real era 1956 hingga 1964, dia sukses mempersembahkan 5 gelar Liga Champions, 8 LaLiga, dan 5 kali meraih gelar top skor LaLiga. Lewat kontribusinya tersebut, dia bahkan diangkat sebagai Presiden Kehormatan.

Namun, kariernya sebagai pelatih tidaklah secemerlang ketika menjadi pemain. Dia pernah menukangi Real Madrid pada dua periode, Mei 1984 dan Maret 1991. Dalam dua kesempatan tersebut, dia juga harus mengalami dua kali pemecatan usai gagal memenuhi ekspektasi klub.

Frank Lampard merupakan legenda Chelsea ketika berseragam The Blues selama 13 tahun. Dia mempersembahkan 3 trofi Premier League, 1 Liga Champions, 1 Liga Europa, dan 4 FA Cup. Pada tahun 2014 dia meninggalkan Chelsea dan berkarier di MLS bersama New York City dan gantung sepatu pada 2017.

Pada 2018 Lampard ditawari pekerjaan sebagai pelatih tim divisi Championship, Derby County. Tampil menjanjikan dengan finis di peringkat 6, Lampard kemudian diboyong Chelsea pada 2019. Menjalani musim debutnya dengan hasil yang standar, Chelsea tetap mempertahankan sang pelatih di musim lalu dengan dana belanja melimpah. Sayangnya, Lampard gagal memenuhi ekspektasi klub. Ia pun dipecat di tengah musim dan digantikan Tomas Tuchel.

Nama besar sebagai pemain terkadang tidak menjamin bakal menjadi sosok pelatih yang sukses. Pelatih memiliki beban yang lebih berat karena kondisi klub di lapangan merupakan tanggung jawabnya. Ketika semuanya tidak sesuai rencana, klub tidak akan segan untuk memecat seorang pelatih meskipun dirinya adalah legenda klub.